Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BAPER #1 Saat Tersasar, Sedang Dibuat Pintar

23 April 2021   20:15 Diperbarui: 23 April 2021   20:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi. KL, 2016

#Kita tidak BELAJAR kalau tidak berani kesasar. Pergilah sendirian ke luar negeri, kita akan banyak menemukan kebijaksanaan.

Ada sebuah perjalanan liburan dagdagan (tanpa direncanakan jauh hari) bersama istri di tahun 2016. Karena ingin ke luar negeri, pilihan jatuh pada sebuah kota di negara tetangga, KUALA LUMPUR. Bagi istri, itu adalah sebuah pengalaman pertama ke luar negeri. Bagi saya, itu adalah pengalaman pertama karena wisata tanpa biro tour, semua diatur sendiri. Penerbangan, hotel, dan destinasi diatur dengan mengandalkan fasilitas online, seperti Traveloka untuk segala booking dan menentukan destinasi serta rute perjalanannya mengandalkan Mbah Google: google search dan google map.

Kesasar yang pertama dan lumayan mendebarkan adalah perjalanan dari KL Sentral menuju hotel karena dibuat bingung oleh google map. Ketika bertanya dengan security KL Sentral, hasilnya justru semakin kabur dan salah arah karena Bahasa Inggris Bapak Security minim sekali dan kami sulit memahami Bahasa Melayunya. Keputusannya adalah percaya kembali pada google map, dan kembali kita dibuat putar-putar tak karuan. Walau begitu, kami setia dengan penuh kekhawatiran mengikuti arahan google map. Kami nyaris putus asa karena kami harus melewati tempat yang kumuh. Namun kami tetap mantap berjalan terus, akhirnya hotel itu kami temukan. Rupanya kami muncul dari belakang hotel sehingga tempatnya kurang meyakinkan.

Ilustrasi. www.klia2.info
Ilustrasi. www.klia2.info
Besoknya, setelah kami mencoba mengenal wilayah seputar hotel... ternyata KL Sentral dan hotel hanya bersebelahan dan ada jalur langsung dari KL Sentral ke hotel. Oh My God... Kami benar-benar seperti orang bodoh di negeri asing. Namun pengalaman ini, begitu lucu dan mengesan setiap kali mengingatnya.

6 hari di Kuala Lumpur, kami mengalami banyak kejadian kesasar karena mengikuti Google Map. Namun, kami tidak pernah menyesal ataupun marah atas kejadian itu. Justru, kami merindukan untuk kembali lagi ke Kuala Lumpur untuk berlibur. Pasti suatu hari nanti ketika pergi ke sana, kami akan lebih mantap dan tidak kesasar lagi.

#Ilmu tidak hanya ada di kelas. Namun, juga ada di alam. Tidak hanya sekadar memindahkan isi buku teks ke kepala.

Pengalaman mandiri ke Kuala Lumpur dengan segala kekonyolannya adalah sebuah pengalaman belajar yang sangat berharga. Kami belajar untuk sabar, proaktif, kreatif, bahkan saling memahami dalam empati dan simpati supaya liburan itu tidak kacau balau. Di saat ada masalah dalam liburan, kami pun harus belajar berpikir cepat dan tepat sehingga bukan mencari kesalahan dan menyalahkan yang pasangan. Pengalaman di Kuala Lumpur adalah sebuah tantangan hidup yang kami buat sendiri dan akhirnya kami maknai untuk kedewasaan keluarga kami. Pengalaman ini adalah pendidikan yang nyata dan seharusnya dari sebuah esensi pendidikan.

Rhenald Kasali dalam BAPER (Bawa perubahan) menegaskan:

#Saat tersasar, tandanya kita sedang diajak berpikir. Kalau kita berhadapan dengan kesulitan, tandanya kita sedang dibuat pintar.

Sepakat dengan penegasan itu. Saya dan istri benar-benar diajak berpikir di saat kami tersasar. Kami berdiskusi untuk menemukan jalan keluarnya. Pengalaman berlibur yang nekad ke Kuala Lumpur adalah pengalaman yang membuat kami pintar dalam menghadapi kehidupan ini. Keren dan mengesankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun