Aku merasa ini mungkin sebuah jawaban atas hidupku yang terlalu hambar ini; sebuah petualangan baru! Sesampaiku di rumah, aku melihat ruang tamuku hancur. Kursiku jatuh, dan ada gelas yang jatuh berkeping-keping, di sampingnya ada kertas-kertasku yang berserakan di lantai.Â
Aku berbalik badan untuk menutup pintu, dan di belakang pintu, ada secarik kertas. Kertas itu ditancapkan di belakang pintu dengan sebuah panah mainan kecil. Di kertas itu tertulis, "Peradaban manusia tak pernah berubah. Juga kamu yang membunuh ayah. Ini untukmu."Â Seketika itu, terdengar sebuah ledakan besar, dan aku terlempar ke belakang. Semua menjadi gelap dan hening; rupanya ini adalah balasan atas perbuatanku.
*WHy-eLA
**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.Â
***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H