Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hidup: Harus Belajar Setiap Saat

18 Januari 2021   07:25 Diperbarui: 18 Januari 2021   07:47 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada begitu banyak materi pembelajaran dalam kehidupan ini sehingga manusia sudah seharusnya selalu belajar dari bangun pagi hingga menjelang istirahat malam. Pembelajaran hidup pada akhirnya bergulat dengan pengembangan potensi diri sepanjang hayat sehingga menjadi manusia bijak secara raga, jiwa, dan sosial.

Belajar dalam hidup sesungguhnya merupakan keharusan setiap pribadi untuk bertumbuh dan berkembang seiring dunia yang terus berubah secara cepat. Dari lahir hingga mati, manusia tidak akan lepas dari dinamika belajar sehingga menjadi lentur dalam menghadapi dinamika kehidupan ini. Menemukan dan mengembangkan potensi diri sehingga berguna bagi orang lain adalah sebuah keutamaan dalam belajar dan hidup ini.

Penulis novel H.G. Wells menilai bahwa kekayaan, reputasi, tempat, dan kekuasaan bukan ukuran keberhasilan. Satu-satunya ukuran keberhasilan adalah perbandingan antara keadaan yang sebenarnya dengan telah menjadi seperti apa kita sekarang. Dengan demikian, keberhasilan merupakan pertumbuhan kita menuju potensi kita masing-masing. Dengan kata lain, keberhasilan hidup merupakan sebuah proses bertumbuh-kembang dalam mengolah potensi diri.

Pendidikan yang tidak pernah lepas dengan istilah "belajar" sudah seharusnya menerapkan konsep belajar sebagai pengembangan potensi dalam habitus yang berkesinambungan secara konsisten. 

Pendidikan dalam konteks apapun, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kantor, komunitas, atau lainnya, sudah seharusnya menghargai potensi seluruh pribadi bahwa masing-masing pribadi pastilah memiliki potensi, baik yang kelihatan atau masih terpendam. Masing-masing pribadi menjadi mitra belajar yang ampuh untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang ada.

Tak jarang di dalam sebuah keluarga, orang tua memiliki keinginan tertentu pada masa depan anaknya dengan segala latar belakang dan pertimbangan tertentu. Ada orang tua ingin anaknya menjadi dokter, karena keluarga besarnya dari buyut sampai dirinya mayoritas adalah dokter. Menurutnya akan aneh jika ada anaknya yang tidak menjadi dokter. 

Dalam perjalanan waktu dan melalui pengalaman hidup yang dialami si anak, muncul dalam benaknya ingin menjadi guru karena dia sangat prihatin dengan keadaan pendidikan yang ada dan di sisi lain dia sangat menikmati saat bisa berbagi ilmu dengan teman-temannya. Dan akhirnya si anak menjadi guru seperti yang dia cita-citakan.

Dalam pepatah lama Irlandia dikatakan, "Anda harus mengusahakan pertumbuhan Anda sendiri, seberapa tingginya pun kakek Anda." 

Hal ini mau mengatakan bahwa latar belakang dan pengalaman masa lalu bukanlah jaminan untuk masa depan yang baik, namun perjuangan dan konsistensi dalam hidup adalah sebuah jaminan. Berjuang menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki adalah sebuah jaminan untuk kehidupan yang lebih bergairah.

Mengembangkan potensi sama dengan belajar setiap saat dari apapun yang ada. Seperti halnya orang lari jarak jauh, tidak membutuhkan jalan pintas untuk menyelesaikannya. Untuk mengembangkan potensi, orang harus terus belajar, bertumbuh, dan mengembangkan diri. Jalan pintas dalam belajar hidup sesunguhnya adalah sebuah jalan menuju kekerdilan potensi dan kegagalan dalam hidup.

Ketika seorang anak dari bayi hingga fase bisa berjalan, tidak ada jalan pintas untuk sampai fase itu karena fase-fase yang ada harus dijalani dan diperjuangkan. Mulai dari fase hanya bisa melihat atas, mulai gerak kanan-kiri, menggelinding, merangkak, merambat, jalan selangkah dan jatuh, hingga akhirnya lancar berjalan hingga berlari, semua fase itu saling mendukung satu sama lain sehingga fase sebelumnya sesungguhnya menyiapkan kekuatan dan kemampuan untuk fase selanjutnya. 

Ketika anak mulai bisa merangkak, sesungguhnya dia mulai memperkuat tulang dan otot-otot kaki, punggung, dan tangan sehingga pada waktunya siap untuk mulai berdiri dan berjalan perlahan-lahan dengan merambat memegangi benda di sekitarnya, seperti tembok, meja, kursi, galon, atau lainnya. Tidak ada jalan pintas bagi seorang anak untuk bisa berjalan dengan lancar.

Begitupula proses belajar di sekolah juga tidak ada jalan pintas, anak-anak harus menjalani proses belajar dengan segala potensinya. Seperti anak belajar jalan, ada yang bisa cepat sebelum setahun sudah bisa jalan namun ada juga harus sampai satu setengah tahun baru bisa jalan, begitupula belajar di sekolah pun akan menemukan anak yang cepat dan kurang cepat. 

Sudah waktunya pendidikan mendesain pembelajaran yang mampu menampung keragaman anak-anak dalam belajar sehingga anak-anak dapat menikmati proses belajar dengan mengolah potensinya. Keseragaman dan tuntutan berat yang sama dalam pembelajaran yang terjadi saat ini, tidak jarang membuat anak-anak frustasi dalam belajar dan kehilangan potensinya dalam belajar.

Novelis George Eliot mengatakan, "Tidak ada kata terlambat untuk menjadi pribadi yang Anda inginkan." 

Belajar menemukan dan mengolah potensi diri tidak ada kata terlambat. Kemauan untuk belajar menjadi titik awal pengembangan diri itu sehingga kemampuan akan hadir seiring kemauan yang terus menguat dan konsisten dalam habitus harian. Tidak ada orang yang tidak memiliki potensi, semua orang pasti memiliki potensi. Terkadang pengalaman hidup dan orang lain justru menjadi jalan terang untuk menemukan dan mengembangkan potensi diri.

Semua orang yang hidup harus berani menata hidupnya dan menggali potensi dirinya lalu mengembangkannya sehingga berdampak bagi orang lain. Sesungguhnya pendidikan yang tidak mampu memberikan peluang sebesar-besarnya bagi setiap pribadi di dalamnya untuk menggali dan mengembangkan potensinya bukanlah pendidikan pada esensinya, itu hanyalah sebuah formalitas hidup yang sangat membosankan.

Hidup adalah sebuah pembelajaran yang berkesinambungan dan akan berhenti di saat maut menjemputnya. Ketika seseorang bangun tidur di pagi hari, adalah sebuah pembelajaran yang begitu dahsyat untuk memulai hari, memilih segera bangun dan mempersiapkan diri dengan segala aktivitas atau tetap bertahan dengan selimut menikmati gairahnya sisa-sisa istirahat semalam. Itu semua adalah pilihan hidup yang merupakan pembelajaran diri dalam menghidupi hidup yang penuh arti. 

Bahkan menjelang istirahat di malam hari, seseorang juga dihadapkan pada pilihan untuk belajar tentang hidup ini: bersantai dengan gadget dan medsos sembari berbaring, mengerjakan pekerjaan yang masih tertunda, menikmati tayangan televisi hingga terlelap, atau bersatu dalam doa syukur atas berkah sehari dan segera berbaring untuk kebugaran esok hari. Manusia sesungguhnya harus selalu belajar dengan berbagai pilihan hidup. Harus dan segera. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun