Banyak anak-anak di sekolah sulit bertanya tatkala diberi kesempatan untuk bertanya karena malas, malu, atau merasa tidak ada yang harus ditanyakan. Padahal sesungguhnya bertanya adalah sebuah seni belajar yang sangat memperkaya dan mengembangkan diri.
Bertanya merupakan bagian dari senam otak pada fase pemanasan. Penting sekali mempersiapkan pertanyaan di saat orang akan memulai pembelajaran. Pertanyaan mendasar yang patut ditanyakan sebelum pembelajaran dimulai adalah "Apa tujuan pembelajaraan sesi itu?". Â
Kadangkala anak didik seperti orang buta yang sedang dijelasakan tentang denah lokasi beserta panorama keindahan sebuah kota sehingga mereka diharapkan bisa keliling kota sendiri dengan mempelajari denah dan tempat-tempat yang indah di kota itu. Dengan demikian, pendidikan semakin kacau dan tak menentu arah dan tujuannya.
Tujuan (goal) dalam sebuah pembelajaran seharusnya dijelaskan sejelas-jelasnya oleh guru di awal pembelajaran dengan harapan kelas dapat belajar sesuai dengan tujuan. Inilah yang disebut prioritas dan konsentrasi dalam pembelajaran.Â
Bahkan, tujuan pun dapat menjadi media diskresi bagi guru untuk menentukan prioritas pembelajaran, seperti: tujuan yang hanya sekadar memahami materi dengan berbagai teori dan hafalan atau tujuan yang sangat aplikatif dan bermakna bagi anak-anak di kehidupan nyata. Â
Bertanya juga merupakan mesin penggerak untuk belajar secara terus-menerus dengan kehausan untuk mengeksplorasi berbagai pengetahuan dari berbagai sumber. Orang yang terbiasa bertanya menunjukkan tingkat keingintahuannya tinggi akan sesuatu hal.Â
Orang yang selalu ingin tahu mengindikasikan bahwa dia memiliki hasrat yang besar untuk belajar. Sekolah sebagai tempat belajar setiap saat sudah seharusnya menempatkan bertanya sebagai sebuah budaya berpikir.
Anak kecil biasanya menanyakan segala sesuatu pada orang di sekitarnya karena dia membutuhkan informasi itu sebagai bagian dari proses belajar dirinya. Pada dasarnya bertanya adalah belajar tentang berbagai hal.Â
Celakanya, orang tua atau orang di sekitarnya kadang tidak menyadari dan tidak meresponsnya secara aktif dan arif. Ketika orang bertanya sesungguhnya dia mengalami proses menentukan prioritas dan konsentrasi di dalam dirinya terhadap stimulus-stimulus yang ada.
Bertanya layaknya orang sedang menggali dan terus menggali untuk mendapat sesuatu yang menjadi tujuannya, seperti: menggali sumur untuk mendapatkan air yang baik. Bertanya erat kaitannya dengan proses menggali menuju pada kedalaman berpikir sehingga orang semakin didewasakan dalam olah pikir dan olah rasa.
Dengan demikian, bertanya menjadi media  orang melatih diri mengembangkan prioritas dan konsentrasinya sebagai bagian dari kepemimpinan diri untuk mengembangkan potensinya. Â