Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memenangkan Diri untuk Dunia

27 Maret 2018   10:01 Diperbarui: 27 Maret 2018   10:07 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalamannya di sebuah kota yang baru saja dilewati dilihat dari sudut pandang yang jelek-jelek sehingga dia memiliki kecenderungan untuk melihat hidupnya ke depan dengan negatif pula seperti yang diperingatkan oleh orang tua di pinggir jalan itu. Beda halnya dengan musafir kedua, dia berusaha melihat pengalamannya dari sudut pandang positif sehingga kecenderungan ke depannya adalah memendang segala sesuatu dengan positif pula.

Hidup sebagai pembelajaran layaknya sekeping uang yang memiliki dua sisi yang berbeda dan tergantung kita dalam memandangnya. Hidup adalah sebuah pilihan bebas bagi manusia untuk menjalani dan mengembangkannya. Menjadi musafir pertama atau kedua juga merupakan sebuah pilihan bebas dalam hidup ini. Bahkan pilihan dalam hidup dapat menjadi habitus yang akhirnya membentuk karakter sesorang.

Sebagai komunitas sosial dalam hidup ini, cara kita memandang sesama merupakan cermin dari diri kita sendiri sehingga jika saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang yang dapat dipercaya. Jika saya seorang yang suka mengkritik, saya juga memandang orang lain sebagai tukang kecam. Jika sayang seorang yang memiliki kepedulian, saya melihat orang lain sebagai orang yang berbelas kasih.

Membangun habitus baik dan positif dalam hidup sejatinya adalah keutamaan setiap manusia karena dengan begitu keharmonisan dan keselarasan dalam hidup dapat tercipta dalam relasinya antara manusia, semesta, dan Sang Pencipta. Membangun lensa diri dengan sudut pandang positif adalah proses pendidikan yang hebat dalam kerangka melatih kepemimpinan diri lewat pembiasaan diri secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Akhirnya, proses pendidikan dengan segala bentuk latihan kepemimpinan membangun lensa diri adalah sebuah perjalanan panjang mencari kebijaksanaan hidup. Setiap orang di dunia ini harus belajar dengan tekun dan keras dalam memenangkan dirinya sendiri untuk mendewasakan dirinya dengan berbagai kebijaksanaan. Kemenangan diri merupakan kemenangan dunia karena jika setiap orang di dunia ini berusaha memenangkan dirinya dengan lensa diri yang bersudut pandang positif, maka dunia pun turut merayakan kemenangan dengan euforia positif yang mengagumkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun