Mohon tunggu...
martlina pasaribu
martlina pasaribu Mohon Tunggu... Guru - profil

saya seorang guru di binjai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjahit Kebaya Rasa Gaji DPR

8 November 2019   11:18 Diperbarui: 8 November 2019   11:37 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                  Betty, dia adalah perempuan yang tersingkir oleh kerasnya dunia nepotisme dijamannya.

Dia perempuan yang selalu juara umum di sekolah negeri favorite saat itu..selesai smu dia pun mencoba d3 perpajakan...karena itu adalah pilihan yang tepat agar bisa langsung kerja.

Tapi apadaya...sejak mengikuti tes D3 perpajakan tersebut, hasil yang didapat surat selembar dari kantor direktorat jenderal pajak yang menyatakan bahwa  betty harus membayar puluhan juta agar namanya tertera pada daftar nama-nama yang lulus.

Karena factor ekonomi, akhirnya semua  tinggal kenangan...dibiarkanlah surat undangan tadi disebuah kotak hitam.

               Sempat terpuruk dengan keadaan itu...akhirnya dengan dukungan orangtua dan keluarga...betty pun bangkit dan menatap masa depan....betty akhirnya mengambil les menjahit di salah satu lembaga menjahit yang lumayan terkenal dikotanya. Tapi karena jarak rumah dan tempat les, maka betty mengakali yang harusnya 3 x pertemuan dlm seminggu , dia ubah menjadi  2 x seminggu lesnya... tapi dikala uang untuk ongkos pas- pasan betty juga mengubah menjadi 1 x pertemuan lesnya.

                Tapi karena betty perempuan yang pintar dan cepat menangkap pelajaran yang diberikan, maka diapun merupakan salah satu anak les menjahit yang diakui guru lesnya pintar dan cekatan..sehingga dia sering diunjuk menjadi asisten guru lesnya ..

Setahun les, akhirnya semua ilmu yang diberikan guru les terserap dengan sempurna, betty membuat eksperimen  yang membuat guru lesnya terkejut dengan hasil yang dibuatnya...kebaya dengan sempurna dikerjakan rapih dan bersih ..tiba ujian nasional...nina adek betty dipakai untuk model hasil praktek rancangannya..hasil ujiannya pun sangat bagus... ditahun kedua les menjahit...hasil jahitan sudah semakin lebih baik dan sudah mendapat nilai yang baik.

                Akhirnya pelan-pelan betty membuat gaun serta kebaya untuk keluarganya...maksud hati sekaligus promosi ke orang -- orang hasil jahitannya. Seiring berjalan waktu banyak orang memuji hasil rancangannya, serta semakin banyak orang yang tertarik menjahit gaun serta kebaya.

Di tahun 1997,betty menjahit baju dibayar dengan harga 80.000,- dengan 1 mesin jahit dayung tanpa memiliki mesin obras, belum lagi klo mau ngobras terkadang nina menunggu antrian sampai 4-5 jam.

                Hari berganti hari, bulan dan tahun...hasil karya betty semakin memukau...dan namanya sudah tidak asing lagi, jumlah karyawanpun semakin banyak jumlahnya ...semuanya tidak lepas dari bantuan adik perempuannya nina yang ikut membantu mempromosikan ke orang-orang banyak  hasil rancangan kebaya...serta membantu dalam mengatur keuangan .

Akhirnya betty pun berhasil dalam usahanya, dan berhasil memiliki pendapatan sebesar gaji anggota dewan setiap bulannya bahkan sampai melebihi. Dari 1 mesin jahit manual sampai memiliki puluhan mesin jahit listrik yang bagus....

Para pelangganpun sudah banyak dari kalangan pengusaha, pejabat dan para pegawai bumn...yang selalu menjadi pelanggan setia. .

Hasil sebuah usaha memang tidak pernah sia-sia asalkan kita mau berusaha dan berdoa..

                Walaupun tidak menjadi  seorang pegawai kantoran  ....tetapi pendapatan betty  melebihi gaji pegawai kantoran, itulah rancangan Tuhan...selalu indah pada waktunya...jangan pernah mengeluh tetapi berusahalah, karena pasti selalu ada jalan..rencana Tuhan tidak pernah salah...karena jalan Tuhan selalu baik pada setiap hambaNya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun