Mohon tunggu...
Martika Widiyaningsih
Martika Widiyaningsih Mohon Tunggu... Freelancer - martiwi28_

Human.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Proses Menginisiasikan Eksplan Pisang

10 September 2018   19:12 Diperbarui: 10 September 2018   19:34 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pohon Pisang memiliki ciri-ciri yang nampak jelas karena banyak kita jumpai di daerah sekeliling kita. Pohon Pisang memiliki bagian batang yang berlapis-lapis yang sebenarnya merupakan bagian dasar dari pelepah daun yang bertumpuk-tumpuk yang dapat menyimpan air sehingga batang ini lebih tepatnya disebut sebagai batang semu. Batang ini memiliki ciri-ciri berwarna hijau dan terkadang kecoklatan karena tertutupi oleh pelepah daun yang sudah mengering, akan tetap daun pisang ini berwarna hijau, dengan lembaran daun yang lebar (tergantung pada jenis pohon pisangnya) dan urat utamanya menonjol berukuran besar.

Kali ini, di Artikel ini akan menjelaskan tentang proses Inisiasi Pisang. Sebelumnya, dalam melakukan Proses Inisiasi ini Pisang yang masih disebut dengan Eksplan harus dioperasikan terlebih dahulu. Bukan pisangnya yang digunakan, tetapi bonggol pisang yang akan digunakan untuk proses penanaman Eksplan pisang dalam Kultur Jaringan.

Lalu Eksplan sendiri adalah bagian kecil jaringan atau organ yang diambil atau dipisahkan dari tanaman induk kemudian dikulturkan. Tanaman yang dijadikan sumber eksplan harus dari tanaman yang sehat, tumbuh baik atau normal dan tentunya memiliki sifat-sifat unggul. Adanya perubahan suhu, cahya, musim serta kelembaban terhadap induk sangat mempengaruhi keberhasilan perkembangan bahan eksplan. Selain itu tanaman induk harus cukup unsur hara, lama penyinaran dan intensitas cahaya serta hormon tumbuh atau dengan kata lain pertumbuhannya harus optimum.

Bahan Eksplan Pisang juga harus di sterilisasikan. Sterilisasi bahan eksplan merupakan langkah awal yang cukup penting dan dapat menentukan keberhasilan penanaman secara kultur jaringan. Bahan eksplan yang akan ditanam pada media kultur harus steril yang berarti bebas dari berbagai agen/sumber kontaminan hidup sehingga tahap sterilisasi sering menjadi kendala utama keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Kontaminan hidup dapat berupa cendawan, bakteri, tungau, serangga, dan telurnya. Apabila Kontaminan tersebut tidak dihilangkan, maka pada media yang mengandung gula, vitamin dan mineral dalam waktu singkat akan dipenuhi kontaminan sehingga mengakibatkan eksplan menjadi mati.

Sterilisasi bahan eksplan dengan bahan sterilisasi adalah sebatas membersihkan debu, cendawan, bakteri, dan kontaminan lain dari bagian permukaan eksplan atau disebut dengan desinfektan.

Selanjutnya Inokulasi bahan eksplan. Inokulasi bahan eksplan adalah kegiatan penanaman bahan tanam (eksplan) ke dalam media inisiasi baik berupa media padat/cair dalam botol kultur di laminar air flow cabinet/enkas dengan kondisi aseptik. Kondisi aseptik diperlukan untuk keberhasilan inokulasi eksplan sehingga kegiatan inokulasi memerlukan peralatan dan bahan yang mendukung terciptanya kondisi yang aseptik. Laminar atau enkas merupakan meja kerja steril tempat inokulasieksplan maka untuk menciptakan kondisi aseptik laminar atau enkas perlu disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyalan lampu Ultra Violet (UV) minimal 30 menit sebelum dioperasikan. Apabila pada enkas tidak terdapat lampu UV, Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara menempatkan larutan formalin 5% pada petridish/cawan petri yang diletakkan didalam enkas selama 1 malam.

Alat-alat diseksi terdiri dari pinset yang digunakan untuk menjepit eksplan dan menanam eksplan serta scalpel beserta mata pisau digunakan dalam pemotong eksplan. Cawan Petri atau Petridish digunakan untuk alas memotong eksplan atau digunakan untuk menyimpan sementara bahan eksplan sebelum diinokulasikan kedalam media kultur. Lampu bunsen atau lampu spiritus berfungsi untuk membakar atau mensterilkan alat-alat diseksi (pinset dan pisau scalpel) dan eksplan.

Jika sudah melakukan sterilisasi bahan eksplan dan melakukan sterilisasi ruangan beserta Laminar atau Enkas. Langsung saja mulai menginisiasikan bahan eksplan yang sudah steril untuk dimasukkan kedalam laminar atau enkas. Melakukan inisiasi seperti ini harus sangat steril, mulai dari jas lab, sarung tanga, hingga masker yang kita gunakan. Jika tidak steril, maka hati-hati saja jika bahan eksplan akan langsung terkontaminasi sebelum dibawa ke lab kultur. Lakukan dengan sangat teliti dan jangan melakukan hal lainnya selama menginisiasikan eksplan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun