Mohon tunggu...
Martinus BryanAprilianto
Martinus BryanAprilianto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang manusia yang sedang bergulat dengan panggilan

idols and seek for happiness

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguasai atau Dikuasai Teknologi

1 Oktober 2024   10:33 Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Digitalisasi adalah proses perubahan dan penggunaan teknologi analog ke teknologi digital. Lebih mudahnya adalah perkembangan segala bidang kehidupan menjadi lebih digital. Salah satu contohnya adalah digitalisasi di bidang pendidikan atau biasa disebut transformasi pendidikan di era digital. Transformsi pendidikan sendiri adalah proses pengembangan, pembaruan, dan penyesuaian paradigma pendidikan dengan tuntutan zaman. Bisa dibilang transformasi pendidikan sedang terjadi di zaman ini, perubahan pendidikan yang semakin digital baik dari pengajar maupun murid itu sendiri. Dengan menggunakan teknologi tentu saja bisa membantu pembelajaran yang dilakukan, semakin mudah mengakses banyak hal, semakin mudah untuk mencari bahan pengajaran yang informatif dan juga mengembangkan kreativitas murid murid yang ada. Namun, apakah dalam penerapannya semua berjalan lancar? Tantangan apa yang akan di hadapi dunia pendidikan Indonesia ke depannya?

Tentu saja dalam setiap peluang pasti ada yang namanya tantangan. Begitu juga transformasi pendidikan, sangat banyak peluang yang didapat jika transformasi pendidikan ini diaplikasikan dengan baik dan tentunya ada tantangan agar pengaplikasian teknologi ini benar benar berdampak positif dan bukan sebaliknya. Namun terkadang tantangan yang tercipta tidak diikuti dengan solusi yang diciptakan dan hanya membiarkan tantangan itu berlalu begitu saja. Hal ini yang menjadi ancaman, yaitu perkembangan teknologi yang tidak diikuti dengan perkembangan pemahaman.

Oleh karena itu, tujuan saya membuat karya tulis ini karena melihat perkembangan teknologi di dunia pendidikan yang semakin pesat namun terkadang tidak diimbangi dengan kemampuan menguasai teknologi itu dan yang ada adalah manusia lah yang dikuasai teknologi dan menjadi manusia yang terkontrol teknologi. Transformasi inilah yang sebenarnya memiliki peluang besar untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia namun juga menjadi tantangan dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dari sini saya akan berusaha melihat peluang apa saja yang bisa didapat dari transformasi pendidikan ini dan tantangan apa yang sekiranya akan didapat dari peluang itu dan memaparkan solusi yang saya tawarkan. Sehingga, transformasi pendidikan bisa menjadi perubahan baik bagi pendidikan di Indonesia.

Indonesia saat ini adalah negara dengan pengguna internet yang besar, dimana Indonesia menempati urutan ke-14 di dunia dengan penggunaan internet sebanyak 171 juta jiwa 3 . Bisa dibilang sekarang Indonesia adalah negara yang sudah menerapkan digitalisasi di kehidupan masyarakatnya. Pendidikan pun juga sudah seharusnya mengikuti era digitalisasi ini jika mau terus berkembang karena dengan adanya kesempatan yang bagus ini akan sangat mengembangkan sistem belajar mengajar.

Dari data penggunaan internet, bisa dilihat bahwa pengguna internet di Indonesia, terkhusus pengguna di sektor sekolah sangatlah banyak. Tercatat sangat banyak pengguna internet di kalangan persekolahan, dimana per tahunnya hampir selalu ada kenaikan pengguna internet. Berita baiknya adalah bahwa sebagian besar anak muda yang bersekolah di Indonesia sudah mengenal dan merasakan digitalisasi. Kabar baik itu akan sangat menguntungkan Indonesia jika memang keseluruhannya memiliki kesadaran bagaimana untuk bisa menguasai teknologi dengan baik bukannya dikuasai.

Tapi, apakah semua anak muda sudah mendapatkan akses teknologi yang merata dan apa saja dampak yang bisa dirasakan jika memang teknologi lah yang menguasai kita. Sebagai berikut beberapa kesempatan sekaligus dampak dari penggunaan teknologi tanpa adanya kesadaran,

1. Pemerataan

Memang benar sebagian besar mereka yang bersekolah sudah bis merasakan teknologi, tapi bagaimana dengan mereka yang daerahnya belum terjamah teknologi atau bagaimana dengan mereka yang tidak bersekolah? Kesenjangan akan terasa di sini, walau teknologi sudah menjadi bagian dari pembelajaran tapi masih banyak siswa yang tidak bisa mengakses teknologi itu. Di Indonesia sendiri sebenarnya pemakaian internet sudah 78,19% dari total jumlah penduduk Indonesia, namun penyebarannya tidak merata, dimana Jawa dan Sumatera lah yang menyumbang 76% sedangkan wilayah timur Indonesia masih jarang tersentuh internet.

2. Interaksi Sosial

Internet saat ini tentu mengubah cara komunikasi setiap individu menjadi lebih mudah dan tidak terhalang jarak sama sekali. Banyak cara untuk berkomunikasi saat ini, bisa melalui Whats App, Instagram, Twitter, dan banyak lainnya. Tapi ini menjadi bumerang bagi beberapa orang yang tidak bisa lepas dari kelekatan teknologi, hal ini akan membuat seseorang cenderung mengurangi interaksi sosial yang akan berdampak pada relasi sosial orang tersebut.

3. Moral

Dengan adanya teknologi tentu akan melahirkan orang baik atau orang jahat, orang baik yang memanfaatkan teknologi untuk bersedekah online atau membagikan ilmu lewat media sosial. Sedangkan ada orang yang menyalahgunakan teknologi untuk kejahatan cyber seperti pemerasan, penyebaran hoax, dan banyak bentuk lainnya.

4. Kejujuran

Kemudahan mengakses berbagai hal melalui teknologi terkhusus internet saat ini sangat digemari oleh anak muda. Bisa digunakan untuk berbagai hal, begitu juga bidang pendidikan yang menggunakannya untuk melaksanakan ujian online, ujian yang berbasis menggunakan internet dan web. Tentu ini sangat positif untuk terobosan ulangan jarak jauh. Tapi, banyak siswa yang bersikap tidak jujur dngan memanfaatkan ujian online untuk mencontek. Menurut pengalaman saya sendiri begitulah yang terjadi, jarang ada kejujuran di antara siswa saat mengerjakan ujian online ini.

5. Kepekaan

Internet memberikan banyak informasi dengan sangat cepat dewasa ini, inilah tantangan yang dihadapi saat ini, yaitu untuk mengelola penyebaran yang sangat cepat ini. Jika kita bisa mengolah informasi yang tepat kita bisa meningkatkan kepekaan kita terhadap sesama. Contoh melalui berita ada orang yang membutuhkan bantuan, berita itu menggerakkan hati kita untuk membantu, hal ini merupakan bentuk kepekaan terhadap lingkungan sekitar kita.

Banyak siswa yang mengalami kecanduan dari penggunaan internet ini, mereka yang tidak bisa mengontrol diri tentunya akan terbawa oleh arus internet itu. Bisa dibilang kecanduan ini menyebabkan gangguan konsentrasi yang menghilangkan kepekaan terhadap sekitar bahkan sesama.

Contoh nyatanya ada di Seminari Mertoyudan, dimana ada beberapa seminaris yang terkadang mengalami kelekatan dengan internet. Kami sebagai seminaris tentunya dibatasi untuk mengakses internet dan hanya disediakan satu komputer yang memiliki akses internet. Terkadang ada seminaris yang mengalami kelekatan dengan internet yang menyebabkan kerugian baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Kepekaan mereka terhadap kebutuhan orang lain pun menjadi menurun dimana terkadang ada yang lebih membutuhkan internet tapi sudah diserobot oleh orang yang mengalami kelekatan(kecanduan).

Dari kelima hal diatas terlihat banyak kesempatan namun juga banyak tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia terkhusus di bidang pendidikan yang bisa dibilang baru berada di masa tranformasi pendidikan. Tantangan yang dihadapi mungkin terkesan kecil namun banyak sekali halangan lain yang akan di dapat, salah satunya adalah pemerataan internet yang terjadi bisa saja dilaksanakan namun ada beberapa oknum pejabat yang memiliki kejujuran rendah dan menggunakan dana pengembangan untuk kepentingan pribadi.

Bahaya lainnya adalah tumbuhnya strawberry generation atau generasi stroberi. Generasi merupakan generasi yang penuh dengan wawasan dan ide namun memiliki sifat rapuh dalam menghadapi tekanan. Bisa dibilang mereka adalah generasi yang mudah sekali dihancurkan dan biasanya julukan strawberry generation ditujukan pada generasi muda atau gen Z. Penyebab dari generasi ini menjadi lunak ada dua hal, yaitu peran orang tua dan kenyamanan internet, dimana pendidikan dari orang tua yang memanjakan anaknya dan terkesan menyelesaikan segala masalah anaknya membuat generasi saat ini tidak atau jarang mengalami tekanan.

Penyebab lainnya adalah kemudahan dari internet yang memberikan segala jawaban dan juga memudahkan kehidupan anak zaman sekarang yang bisa dibilang sangat mengenal yang namanya dunia internet. Namun, mereka mengalami kesulitan mengikuti arus di dunia nyata karena terlalu terbawa arus di dunia internet.

Bisa dibilang Indonesia saat ini mengalami masa emas untuk bisa menghasilkan generasi yang berkualitas untuk masa depan bangsa. Dengan segala kesempatan yang diberikan tentunya akan ada berbagai macam tantangan yang akan dihadapi ke depannya seperti yang sudah dipaparkan diatas tadi.

Maka dari itu, sebenarnya berkembangnya pendidikan Indonesia akan bergantung pada pemerintahan dan juga pribadi masing masing pengguna dari internet. Dimana pemerintah harus bisa mengusahakan meratanya internet ke seluruh pelosok Indonesia agar tidak terjadi kesenjangan internet yang besar antara satu daerah dengan daerah lainnya. Dari sisi pengguna pun juga harus memiliki kuasa atas internet, hal ini bisa dilakukan dengan mengontrol diri agar tidak terbawa arus, seperti berani untuk berkata cukup. Jangan terlalu terlarut dengan internet, kita harus memiliki kuasa atas internet, bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang hoax, dan bisa mengerti batasan serta moral dalam menggunakan internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun