Tingginya jumlah kematian akibat darurat kesehatan yang diakibatkan oleh Covid-19 atau virus corona, telah mengubah ritual pemakaman. Kerabat dan anggota keluarga tidak dapat berpartisipasi dalam berkabung sesuai dengan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona.Â
Selama beberapa hari gereja rumah sakit Vaio di Fidenza telah ditutup untuk ibadat komunitas. Peti mati orang yang meninggal telah ditempatkan di bangsal dalam. Peti jenazah hanya diantar sesaat menuju tempat suci, berdoa di dalam keheningan, dan kemudian diantar dengan mobil jenazah menuju pemakaman.
Sementara itu, di gereja Ognissanti, yang terletak di lokasi kuburan kota Lombardia, di mana virus corona paling mengganas, terpaksa harus menutup akses masuk karena banyak orang lanjut usia yang menuju ke sana dengan transportasi umum untuk melayat.Â
Menurut surat kabar terbesar Italia, Corriere della Sera (12 Maret), Gereja Ognissanti, berubah menjadi seperti kamar jenazah yang besar. Rata-rata 40 peti jenazah telah diletakkan dengan mayat menunggu dikremasi. Ini adalah kasus yang jarang terjadi sebelumnya.
Di kota Bergamo saja ada 18 kematian pada hari Sabtu, 44 diantara hari Minggu dan Senin, 33 Selasa dan 51 Rabu: 146 dalam 5 hari. Sekarang menunggu kremasi adalah lima hari. Sudah jelas bahwa dalam situasi ini tidak ada perayaan khusus model apapun yang berhubungan dengan pemakaman. (Corriere del Ticino, 12 Maret).
Di Eropa wabah terbesar kedua setelah Italia adalah di Spanyol. Di AS ada 3.400 kasus dan 65 kematian. New York, Los Angeles, negara bagian Washington dan California telah memutuskan untuk menutup bar dan restoran; Las Vegas telah mematikan kasino. Â
Sumber:
it.aleteia.org
parma.repubblica.it
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H