"Camino de Santiago?", tanya salah satu peserta di dalam bus saat kami keluar dari penginapan di kota Burgos, pada pukul 8 pagi tepat. Udara yang sejuk dan cerah seakan-akan hendak mengatakan bahwa alam pun turut mendukung perjalanan kami. Setelah makan siang dan menikmati keindahan kota Lin, kami melanjutkan perjalanan kami ke kota Santiago.
Santiago adalah salah satu kota di Spanyol. Bagi banyak orang Indonesia, nama ini tidak terlalu terkenal. Tetapi istilah Camino de Santiago adalah istilah top bagi mereka yang tinggal di Eropa, khususnya di kalangan para peziarah Katolik.
Sejarah Perjalanan Rasul Yakobus
Menurut catatan sejarah, Camino de Santiago atau Perjalanan Rasul Yakobus, dimulai ketika Paus Callistus pada tahun 1122 berinisiasi mengadakan Tahun Suci untuk menghormati Pesta St. Yakobus pada tanggal 25 Juli. Pada tahun 1179 juga, Paus Alexander III memberikan indulgensi penuh kepada siapa pun yang berziarah ke makam rasul yang hidup di jaman ini.
Santo Yakobus terkenal dengan nama yang berbeda sesuai konteks bahasa setempat. Santiago, dalqm bahasa Yunani dikenal dengan nama , dalam bahasa Ibrani atau  Yaaqov, James dalam bahasa Inggris, atau Yakobus dalam bahasa Indonesia.Â
Dia yang adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus, merupakan putra dari Zebedeus dan Salome, adalah juga saudara dari Yohanes. Dalam tradisi, dia disebut Yakobus Tua atau Yakobus Besar, hanya untuk membedakannya dengan rasul lainnya yakni Yakobus anak Alfeus.
 Yakobus adalah salah satu murid yang paling dekat dengan Yesus, selain Petrus dan Yohanes. Yakobus dieksekusi mati dengan pedang pada tahun 44 M, oleh Raja Herodes Agripa I (Kisah Para Rasul 12:1-2). Surat Yakobus dalam Perjanjian Baru bukan ditulis oleh Yakobus bin Zebedeus ini, melainkan menurut tradisi ditulis oleh Yakobus yang Adil, saudara Yesus.
Dalam tradisi tertulis masyarakat lokal, dikisahkan bahwa Yakobus berangkat menuju Spanyol dan menyebarkan ajaran Yesus di sana. Ia mengadakan perjalanan menuju Galicia, Spanyol; Guimares, Portugal; dan Rates (kini Pvoa de Varzim), Portugal. Di Rates, ia mentahbiskan Santo Petrus dari Rates, sebagai uskup pertama di Semenanjung Iberia.Â
Berdasarkan tradisi masyarakat kuno di sana pula, pada tanggal 02 Januari 40, Santa Maria (yang pada saat itu masih hidup di Yudea), menampakkan diri kepada Yakobus di tepi sungai Ebro di Caesaraugusta, ketika ia sedang menyebarkan ajaran di Spanyol. Maria secara tiba-tiba muncul di pilar, dan tempat tersebut kini menjadi Basilika Bunda Pilar Kami (Basilica of Our Lady of the Pillar) di Zaragoza.
Kemudian, Yakobus kembali ke Yudea, dan di sana ia dieksekusi mati pada tahun 44 tadi. Legenda mengatakan bahwa jenazahnya dibawa oleh malaikat dan dibawa dengan perahu tak berawak ke Iria Flavia, Spanyol.
Setelah kematiannya, dalam kisah rakyat, sosoknya menampakkan diri di pihak pasukan Kristen pada Pertempuran Clavijo selama Reconquista, yang selanjutnya disebut matamoros (Pebasmi Moor). Santiago y cierra Espaa ("Santo Yakobus menguasai Spanyol") menjadi seruan atau yel terkenal para tentara Spanyol.
Il Camino atau Napak Tilas
Panggilan untuk menelusuri jejak Santo Yakobus menggerakkan hati banyak orang sejak abad XII dan XII. Perjalanan ini  digerakkan oleh iman untuk mencari keselamatan dan melaksanakan penitensi pribadi.
Perjalanan ini sendiri sering dilakukan dengan berjalan kaki  menelusuri jejak pengikut Santo Yakobus, ketika jenazahnya diantar menuju perbukitan Lobredon (Katedral di kota Santiago saat ini) tempat disemayamkan Rasul Yakobus.
Biasanya, peziarah melakukan perjalanan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk mencapai katedral sebagai bentuk devosi kepada sang Santo. Demi iman akan Kristus pula, kami melakukan peziarahan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H