Setelah doa pagi dan doa Rosario, perjalanan yang didampingi oleh Bpk. Wong Sandy  dari Christour, diisi juga dengan beberapa hal yang menarik. Misalnya perkenalan dan sharing iman, menonton film kisah Santo Santa, dan kateseke singkat.
Untuk hari ini doa pagi dan doa Rosario yang dipimpin oleh Ibu Maria Winarti dan Ibu Paula Ranty van Martos terasa sangat khusyuk. Semua peserta turut berpartisipasi mendoakan doa Salam Maria ini secara kompak. Tentu saja kami semua bersemangat  dikarenakan perjalanan masih lancar dan memohon bantuan perlindungan Tuhan dalam perjalanan ke Lourdes.
Ada hal yang menarik di perjalanan, yaitu disuguhkannya film Yohanes XXIII, seorang tokoh penting dalam Gereja Katolik yang mencetuskan lahirnya Konsili Vatikan II. "Apa sih isi Konsili Vatikan II itu Romo?", tanya Ibu Enni Sri Hartati, peziarah dari Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Jakarta. "Pertanyaan menarik nih", kataku. Pertanyaan Ibu Enni tentu saja mewakili banyak umat Katolik yang kurang memahami sejarah perkembangan gereja Katolik. Untuk itu mari kita belajar sama-sama sambil menyeruput secangkir kopi...
Baca juga: Ringkasan Buku Sejarah Konsili (BAB V) Konsili Vatikan I
Apa itu Konsili Vatikan II?
Konsili Ekumenis Vatikan II atau lebih dikenal dengan nama Konsili Vatikan II, adalah konsili ekumenis ke -21 yang dibuat oleh Gereja Katolik dalam kurun waktu tahun 1962-1965, yang dipimpin oleh Paus Yohanes XXIII, pada tanggal 11 Oktober 1962, dan ditutup oleh Paus Paulus VI, pada 8 Agustus 1965.
Pembukaan Konsili ini dihadiri oleh 2540 orang Uskup yang  berasal Gereja Katolik Roma di seluruh dunia, 29 orang pengamat dari 17 Gereja lain, dan para undangan yang bukan Katolik.
Sidang ini menarik, karena diadakan dalam empat periode, di mana jumlah Uskup yang hadir lebih banyak dan berasal dari lebih banyak negara daripada konsili-konsili sebelumnya. Jumlah dokumen yang dihasilkannya pun lebih banyak dan dampak pengaruhnya atas kehidupan Gereja Katolik lebih besar dari peristiwa manapun sesudah zaman reformasi pada abad XVI.
Tujuan diadakannya Konsili ini adalah untuk memperbaharui Gereja secara spiritual dengan cara kembali ke sumber Tradisi Suci yang lama baik yang tertulis (Kitab Suci) maupun yang lisan yaitu ajaran para Bapa Gereja dan tulisan Para Orang Kudus.
Dari sidang ini diharapkan agar Gereja dapat memperoleh kesegaran baru sehingga dapat menjawab tantangan zaman, dan iman Katolik dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari (aggiornamento).
Baca juga: Heterodoksi, Konsili Vatikan II, dan Kutukan Rasul Paulus (bagian 1)