Ketidakberuntungan tidak memilih nama. Tapi barangkali kita pernah berada pada situasi pilihan dilematis: tertinggal dompet atau ponsel? Menjatuhkan jawabannya cukup membuat dahi mengernyit menimbang alasan. Sebab keduanya memiliki fungsionalitas yang sama penting dan tak dapat saling menggantikan disaat genting. Dompet lekat sebagai sarana penyimpanan alat pembayaran, sementara ponsel tak tergantikan sebagai gawai komunikasi paling mapan. Dulu, tertinggal salah satunya niscaya merintangi kenyamanan menjalani aktivitas keseharian.
Keresahan itu semestinya berangsur pudar. Kita urung risau berkat kemajuan teknologi digital dan inovasi sistem pembayaran. Fakta menunjukkan, ponsel menjadi prioritas penyerta aktivitas yang wajib ada khususnya bagi generasi muda. Kecenderungan ini diungkapkan oleh 63,8 persen generasi Z dan 47,6 persen generasi milenial yang merasa urgensi membawa ponsel saat beraktivitas lebih besar dibandingkan dompet. Demikian preferensi barang berharga yang tak boleh tertinggal dari tiap generasi ungkap hasil survei Alvara Research Center.
Kecenderungan pilihan ini jelas dipacu kemutakhiran teknologi digital dan sistem pembayaran dalam genggaman. Kita semakin akrab dengan uang elektronik (e-money), dompet digital (e-wallet), perbankan seluler (mobile banking), dan pembayaran seluler (mobile payment) yang terbenam pada teknologi ponsel sebagai penopang aktivitas transaksi sehari-hari. Pemanfaatan berbagai instrumen sistem pembayaran digital tersebut menandakan lahirnya lanskap keuangan modern yang siap menghadirkan ragam kemudahan.
Transaksi keuangan modern telah hadir buah perkembangan teknologi, tren digital, dan digitalisasi sistem pembayaran yang saling terhubung. Teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), hingga blockchain menyediakan alat dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menciptakan solusi pembayaran digital modern. Hal ini menjadi katalis yang memungkinkan pengembangan cara-cara transaksi dan pembayaran digital inovatif dilakukan. Teknologi baru berperan penting menjadikan sistem pembayaran digital yang lebih efisien dan aman bagi masyarakat.
Teknologi digital mengantarkan kita pada tren digitalisasi. Tren ini dibentuk oleh ekspektasi dan perilaku kita yang mengedepankan aspek kemudahan, kecepatan, dan keamanan dalam bertransaksi. Tren digital diwarnai dengan semakin populernya praktik belanja online melalui e-commerce, aplikasi digital, dan pembayaran nirsentuh di keseharian kita. Dari praktik itu, transaksi sistem pembayaran terus naik seiring pengembangan stabilitas sistem dan layanan pembayaran digital. Transaksi tradisional berbasis uang tunai di masyarakat semakin berkurang dan beralih ke pembayaran elektronik. Â Bank Indonesia mencatat, tren belanja menggunakan uang elektronik meningkat sebanyak 1.017 persen terhitung sejak April 2018-April 2023.
Jika dulu uang tunai adalah primadona, kini sistem pembayaran yang ramah pengguna dan sejalan dengan tren digital semakin dipuja. Kita kian gandrung dengan sistem yang mudah diakses, intuitif, dan terintegrasi dengan layanan digital lainnya. Sebelumnya transaksi berbasis kartu dan mesin pembaca uang elektronik telah dirasa cukup praktis. Namun teknologi digital memungkinkan kita mendapatkan desain dan fungsionalitas yang semakin pintar melalui sistem pindai bayar nirsentuh. Cukup dengan membuka ponsel dan aplikasi yang mengintegrasikan dompet digital dan uang elektronik, kita dapat melakukan pembayaran secara mudah dan aman.
Babak baru evolusi sistem pembayaran telah ditabuh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada 17 Agustus 2019. QRIS (dibaca KRIS) merupakan standarisasi pembayaran berbasis QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi menggunakan QR Code kian mudah, cepat, dan aman. Lahirnya QRIS mengintegrasikan berbagai QR Code dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) nasional yang sebelumnya beraneka rupa. Kini seluruh aplikasi pembayaran menggunakan QR Code dari bank maupun nonbank yang diperuntukkan bagi masyarakat, wajib menerapkan QRIS sebagai fitur kanal pembayaran yang legal.
QRIS telah terintegrasi pada aplikasi perbankan seluler (mobile banking) maupun pembayaran seluler (payment banking). Masyarakat sangat diuntungkan dengan hadirnya QRIS dalam praktik transaksi jual beli. Bagi masyarakat yang berkecimpung pada usaha jual beli, QRIS menjadi sarana terima pembayaran yang bersifat praktis, tercatat, dan langsung. Baik usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) maupun usaha skala besar, dapat memanfaatkan QRIS sebagai sarana meningkatkan penjualan di era digital.
Kehadiran QRIS memampukan masyarakat untuk meminimalisir potensi risiko yang dapat merugikan usaha seperti terhindar dari kurang bayar maupun penggunaan uang palsu. Selain itu, dengan nominal yang pasti para pedagang tidak lagi perlu menyediakan uang kembalian. Setiap transaksi pembayaran yang dilakukan melalui QRIS juga dapat dilacak setiap saat karena adanya pencatatan otomatis. Hal ini sangat membantu para pedagang untuk mengurangi biaya pengelolaan kas, memudahkan rekonsiliasi hasil penjualan, serta mencegah adanya kecurangan dari pembukuan transaksi bersifat tunai. Usaha yang menggunakan QRIS memiliki nilai tambah dimata pelanggan karena fitur mutakhir yang selaras jaman kekinian.
QRIS menjadi sarana pembayaran yang mudah dijangkau masyarakat. Untuk memilikinya, tak perlu bersusah payah. Setiap usaha hanya perlu mendaftar secara online pada salah satu Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) berizin Bank Indonesia, mengisi data usaha dan dokumen persyaratan, verifikasi dan pembuatan QRIS ID, maka jadilah QRIS untuk tiap usaha siap menempati posisi terdepan di meja pembayaran. Pada jenis usaha mikro dan kecil, kita akan mendapatkan QRIS bersifat statis yang dapat dicetak pada media kertas. Sementara usaha skala menengah dan besar akan mendapatkan QRIS dinamis yang ditampilkan secara digital pada mesin pembayaran eletroniknya.
Baik QRIS statis maupun dinamis, keduanya mendukung kecepatan transaksi real time, bersifat mudah, murah dan aman bagi pelanggan. Inilah yang selalu dicari ditengah tren digital yang menuntut transaksi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dengan QRIS maka kebutuhan untuk membawa uang tunai tidak lagi menjadi persoalan. Apalagi integrasi QRIS pada dompet digital dan perbankan seluler memudahkan kita mengakses tanpa harus memasang aplikasi digital baru para perangkat seluler. Tidak heran jika kini QRIS menjadi sarana pembayaran pindai bayar kekinian yang pemanfaatannya terus melesat.
Kita tidak asing lagi dengan pedagang gorengan, nasi goreng, maupun pecel lele yang melengkapi diri dengan QRIS. Kehadiran QRIS selain menguntungkan bagi pelanggan, juga menghantar rejeki bagi para pedagang kaki lima. Ini menunjukan bahwa ekonomi digital memberikan dampak positif tidak hanya pelaku ekonomi besar, tetapi juga dirasakan kemanfaatannya hingga ke akar rumput. Bank Indonesia menunjukan hingga Juni 2023, QRIS telah dimanfaatkan oleh 26,7 juta usaha perdagangan dengan 91,4 persen diantaranya adalah UMKM. Adapun jumlah pengguna QRIS telah menembus 32,41 juta pengguna.
Menariknya ragam fitur QRIS sebagai game changer yang menciptakan inklusi ekonomi dan keuangan digital tidak hanya terjadi dalam transaksi jual beli. Praktik pembayaran parkir umum, donasi amal di tempat ibadah, hingga pembayaran pajak dan retribusi di kantor-kantor pelayanan publik pemerintah mulai mengadopsi QRIS sebagai sarana pembayaran. Selain praktis, hal ini memberikan jaminanan uang yang kita bayar dapat tersalurkan secara langsung, tepat, dan aman.
Menjadi jagoan nasional dalam sistem pembayaran digital, tidak menjadikan QRIS berpuas sebagai jago kandang. Sejak tahun 2022, QRIS diproyeksikan untuk mendunia. Langkah besar dimulai dengan mengembangkan fitur QRIS antarnegara di kawasan Asia Tenggara. QRIS melintas batas (Cross-Border) menjadi salah satu strategi utama dalam perluasan akseptasi QRIS. Hal ini merupakan bagian dari misi kepemimpinan Indonesia 2023 di kawasan ASEAN untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. QRIS menjadi andalan aspek geoekonomi Indonesia dalam mendorong transformasi kawasan melalui inovasi dan inklusivitas.
Bank Indonesia memimpin diplomasi penerapan QRIS cross border untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif di kawasan ASEAN. Kini Indonesia telah bersepakat bersama Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina sebagai mitra untuk menjalin konektivitas pembayaran lewat sistem QRIS. Dari proses itu, QRIS cross-border telah dapat digunakan untuk berbagai transaksi di Thailand dan Malaysia. Fitur dan fasilitas yang sama tengah memasuki tahap finalisasi dan uji coba di Singapura dan Filipina.
Dengan diterapkannya QRIS cross-border, kemutakhiran sistem pindai bayar digital nasional, telah pula dapat dinikmati oleh masyarakat ASEAN. QRIS cross-border menjadi inovasi yang memudahkan warga Indonesia di kawasan ASEAN untuk melakukan pengiriman uang, praktik perdagangan, dan aktivitas pariwisata. Begitupun sebaliknya, warga negara Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina yang berada di Indonesia dapat leluasa memanfaatkan sarana pembayaran yang telah terintegrasi dengan QRIS.
Pemanfaatan QRIS membuat wisatawan tidak lagi risau akan urusan pertukaran valuta asing. QRIS cross-border dapat memfasilitasi sejak pembayaran transportasi, akomodasi, hingga belanja di negara tujuan. Kemudahan yang sama juga dapat dinikmati para pelaku perdagangan antarnegara di kawasan ASEAN. Dengan komitmen mendukung dan memfasilitasi perdagangan, QRIS cross-border siap diandalkan untuk ekosistem ekonomi dan keuangan kawasan yang inklusif.
Pemanfaatan QRIS memudahkan wisatawan mancanegara yang menyaksikan gelaran MotoGP Mandalika tidak lagi sulit ketika membayar kerajinan lokal melalui sistem pindai bayar. Bagi para pelancong yang menyaksikan event Piala Dunia U-17 di Indonesia, sistem QRIS siap sedia memfasilitasi transaksi pembelian tiket pertandingan hingga cendera mata. Begitu pula bagi para pemburu wisata kuliner, QRIS andal menyajikan cita rasa nusantara lewat sistem pembayaran mudah dan aman.
Keandalan QRIS sebagai game changer yang mengakselerasi digitalisasi dan integrasi regional lewat pembayaran digital bukanlah klaim sepihak. Pada tahun 2023, QRIS dianugerahi penghargaan Indonesia Recognition of Excellence 2023 oleh OpenGov Asia, sebuah organisasi konten publik yang berbasis di Singapura. QRIS dinilai menjadi inisiatif sektor publik yang menghadirkan solusi dan kebermanfaatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi secara langsung bagi masyarakat luas. QRIS terbukti membawa transformasi digital yang berdampak progresif bagi ekonomi dan keuangan masyarakat.
Kini QRIS tak henti dikembangkan dengan berpedoman pada Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Selain pengembangan sistem dan layanan, upaya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat lewat sosialisasi QRIS dalam berbagai kanal masif dilakukan. Ini diproyeksikan sebagai ikhtiar memacu pertumbuhan penggunaan QRIS dalam sistem transaksi ekonomi dan keuangan digital yang kian modern. Diantara upaya itu, ambil bagian menjadi participant of BI Digital Content Competition 2023 adalah kontribusi penting untuk mengakselerasi konektivitas sistem pembayaran melalui QRIS. Kini mari dengan bangga kita bersorak: QRISnya satu, menangnya banyak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H