Mohon tunggu...
Martin Karakabu
Martin Karakabu Mohon Tunggu...

https://www.karakabu.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Selembar Foto tentang Indonesia Mini yang Ternoda: Catatan Perjalanan Ke Taman Mini Indonesia Indah

17 Februari 2018   23:26 Diperbarui: 18 Februari 2018   09:06 3249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar banner milik paket wisata edukasi TMII

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 km2. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dari ujung barat banda Aceh sampai di tanah Papua.

TMII adalah miniatur dari Indonesia, suatu gambaran dari kekayaan budaya dan adat istiadat yang dimiliki bangsa ini. Membanggakan menjadi anak Indonesia melihat eksotisnya rumah adat dari aceh hingga papua dengan berbagai keunikannya . Namun rasa itu perlahan berubah menjadi kecewa melihat rumah adat Rote yang tinggal puing puing karena kurang terawat.

Lihat gambar 1

Rumah adat Rote di Anjungan NTT (TMII) nyaris roboh/dokumentasi pribadi
Rumah adat Rote di Anjungan NTT (TMII) nyaris roboh/dokumentasi pribadi
Foto di atas adalah puing puing rumah adat Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di anjungan Nusa Tenggara Timur. Kondisinya memprihatinkan, tidak terawat dan nyaris roboh.

Baca juga: Frans Lebu Raya Gubernur NTT, Rumah Adat Kita Nyaris Roboh, Kenapa?

Perjalanan kami lanjutkan ke ujung barat Indonesia yakni ke negeri serambi mekah propinsi Aceh. Berharap di sana ada hal menarik yang membuatku bahagia. Namun nahas, yang kusaksikan adalah potret buram perilaku manusia Indonesia.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sudah tertulis jangan makan atau minum apalagi meninggalkan sampah. Tetapi peringatan itu tidak dihiraukan oleh pengunjung.

Lihat gambar 2

Potret buram kesadaran warga yang mengunjungi anjungan Aceh (TMII)/ dokumentasi pribadi
Potret buram kesadaran warga yang mengunjungi anjungan Aceh (TMII)/ dokumentasi pribadi
Padahal jelas-jelas sudah diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. 

Belum lagi kurangnya kesadaran masayarakat akan manfaat rumut sintesis sebagai penambah citra rasa indah pada objek wisata. Eh ini malah dijadikan tempat nongkrong.

Lihat gambar 3

Rumput sebagai citra rasa seni di anjungan Aceh (TMII) dijadikan tempat beraso alah pengunjung/dokumentasi pribadi
Rumput sebagai citra rasa seni di anjungan Aceh (TMII) dijadikan tempat beraso alah pengunjung/dokumentasi pribadi
Mengakiri kunjungan ke anjungan Banda Aceh, lagi-lagi saya disuguhi pemandangan tak sedap. Nyaris adu jotos antara pengunjung karena kendaraan baret (tergores); yang disebabkan oleh kecerobohan pengunjung lain yang hendak keluar. Dari pantauan penulis di tempat kejadian, Sabtu (17/2/2018) hal seperti itu sebenarnya tidak terjadi jika pengunjung mau memarkir kendaraannya pada tempat yang semestinya.

Lihat gambar 4

Parkir sembarangan di anjungan Aceh, dua pengunjung nyaris adu jotos/dokumentasi pribadi
Parkir sembarangan di anjungan Aceh, dua pengunjung nyaris adu jotos/dokumentasi pribadi
Gaya parkir di tempat umum dari para pengunjung TMII. Pintu masuk dan trotor dijadikan tempat parkir. Sunggu ironis, namun itulah adanya. Gaya baru di era baru.

Dalam perjalanan mengelilingi taman mini kusaksikan juga baliho para kandidat kepala daerah terpampang di mana-mana. Hanya untuk mendapatkan simpati pemilih pada pemilu 2018. Kata-kata seolah simpati pun dihadirkan. Seperti ucapan selamat Hari Raya Imlek dan lain sebagainya pun dilakoni asal dapat simpati, setelah itu, elu siapa?.

Berikut ini salah satunya gambar yang kulihat pada anjungan Aceh, yakni ucapan selamat atas pelantikan gubernur dan wakil gubernur Aceh periode 2017-2022 dari Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tidak ada yang salah dengan ucapan seperti itu, justru harus. Namun maaf saya sudah terlanjur muak dengan gaya para politisi di negeri ini. Jika mau diberi apresiasi beri bukti dalam karya, cukup sudah pencitraan.

***  

Litani di atas adalah ungkapan cintaku pada negeri ini versi saya. Berharap objek wisata seperti TMII harus dijaga demi kenyamanan pengunjung yang lain. Selain itu, TMII yang berada di ibu kota adalah sarana refresing bagi penduduk Jakarta yang merindukan alam terbuka untuk mengurangi kepenatan karena macet. Oleh karena itu menjaga sikap, tindakan, maupun asap rokok dari para pengunjung yang lain adalah suatu keharusan.

Lihat gambar 6.

Dokumentasi pribadi/seorang anak yang riang bermain layang-layang. Dia rindu dijauhi dari asap rokok
Dokumentasi pribadi/seorang anak yang riang bermain layang-layang. Dia rindu dijauhi dari asap rokok
Bocoh itu berpacu bersama asap rokok di tempat umum hanya untuk mendapatkan kata bahagia bersama mainannya. Atau kegembiaran para ibu melihat anaknya riang karena bermain air.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jadi masihkah tingkah tidak bertanggung jawab orang dewasa seperti merokok di tempat umum terus dibudayakan?. Itu membahayakan anak dan mengganggu pengunjung yang lain.

***

Wah orang ini tulisannya kritik semua. Apakah tidak ada hal baik yang dijumpai di TMII?

Tentu ada. Saat mengunjungi anjungan Kalimantan Timur kusaksikan orang asing (bule) membuang sampah bekas makanan pada tempatnya dan di anjungan Gorontalo kusaksikan seorang gadis berjilbab memasukan bungkus permen di dalam tas kecilnya, setelah menengok kiri kanan tidak ada tempat sampah.

Jadi mari kita belajar lebih beradab dari orang bule itu. Atau jika kita malu berguru pada orang asing maka baiklah kita belajar dari anak negeri. Pada sosok gadis berjilbab yang kuceritakan tadi. Sampah disimpan di kantongi kemudian menemukan tempat sampah baru dibuang. Sesuatu yang dijaga gadis itu adalah kenyamanan pengunjung yang lain dan gadis itu sadar kalau bersih itu indah.

Bisakah kita belajar menghargai dan menjaga kenyamanan pengunjung lain di tempat umum?.
Caranya sederhana.

  • Jangan merokok sembarangan di tempat umum.
  • Jangan parkir sembarangan.
  • Jangan buang sampah sembarangan.

Mengapa harus demikian?

Kata orang bijak, "tingkah-laku kita mencerminkan kepribadian kita. Objek wisata seperti TMII jika dilakukan hal demikian hanya akan memberi citra buruk pada turis asing tentang Indonesia secara global.

Jadi intinya tahu diri kalau ini tempat umum. Tahu waktu kalau sekarang berwisata bukan di warung kopi yang asap rokok mengepul kemana-mana pun tidak jadi soal; dan tahu tempat kalau ini jalan umum, karena jalan umum maka parkir jangan sembarangan.

Mengakhiri perjalanan di TMII, kusempatkan bersujud di kaki salib Gereja Katolik Santa Cathariana dan sejenak bertegur sapa dengan pak yosep koster di situ

Penulis bersama pak Yosep, Koster Gereja Santa Cathrine TMII Jakarta Timur/dokumentasi pribadi
Penulis bersama pak Yosep, Koster Gereja Santa Cathrine TMII Jakarta Timur/dokumentasi pribadi
* Selesai.

 

Martin Karakabu, Jakarta, 17/2/2018.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun