Mohon tunggu...
Martin Karakabu
Martin Karakabu Mohon Tunggu... Guru Kampung yang Tertarik pada Dunia Bloging dan Menyukai Kegiatan di Luar Lapangan -

https://www.karakabu.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Penyebab "Kematian Budi Pekerti"

9 Februari 2018   23:00 Diperbarui: 9 Februari 2018   23:24 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kembang kempis blog

Di situ akan tumbuh suatu perasanan dihargai dan dimengerti dari anak. Pendidikan karakter yang ditanamkan seperti itu maka percaya nilai-nilai budi pekerti pun dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang melalui sosok orang tua yang demikian.

 

Ketiga Orang Tua Harus Gaul Karena Ini Zaman Now

Orang tua dan guru tidak harus membeli kamus gaul kemudian mempelajarinya siang dan malam. Cukup mengerti sedikit istilah-istilah seperti; alay, kepo, sabi, agut. Supaya tahu persoalan apa si yang dibahas oleh kids zaman now. Jika ada yang salah, maka tugas kita sebagai orang dewasalah untuk memperbaikinya. Itu fungsinya agar orang tua gaul, biar tahu topik apa yang dibahas remaja gaul zaman now.

Jangan takut tidak berhasil, jika orang tua dan guru sudah melakukan point pertama dan kedua berhasil. Maka point ketiga ini cukup muda. Tetapi jika tidak berhasil di point pertama maupun kedua maka rasa-rasanya kita sebagai orang tua hanya akan menjadi bahan omongan mereka, "iss, apaan si kepo bangat de". Mungkin seperti itu jawabanya.

 

Keempat Akrab dengan Teknologi

Point keempat sebenarnya berlaku secara khusus bagi orang tua dan guru yang tidak fasih menggunakan teknologi kekiniaan, seperti instagram atau youtube. Mengapa soal teknologi dibahas?, sebab bagi generasi Y yang lahir di era milenial. Teknologi telah menjadi teman sejati. Segala aktifitasnya sebagaian besar melalui teknologi. Jadi jika kita bisa mengimbanginya maka otomatis tahu sepak terjang mereka di luar rumah atau luar sekolah. Inilah manfaatnya fungsi kontrol orang tua. Taraf ini jika ada yang keliru, kita jadi tahu dan segera memperbaikinya.

Ingat!, jangan lupa menjelaskan mengapa orang tua larang. Jangan sampai anak-anak menemukan jawaban dari google. Misalnya, jika menyebarkan gambar tidak senonoh temanmu maka kamu akan berhadapan dengan UU ITE, karena melakukan pencemaran nama baik. Hukumannya adalah penjara sekian tahun. Kira-kira seperti itu. Alasan menjadi penting, sebab generasi milenial adalah orang-orang yang cukup kritias. Menurut pengalaman saya generasi milenial tidak akan mudah percaya jika penjelasan kita soal sebab dan akibat tidak maksimal.

Apa hubungannya dengan budi pekerti?

Jelas ada karena Indonesia adalah "raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur". Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar (2). Pengguna smartphone Indonesia juga bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang dan didominasi oleh anak-anak. Semantara pengawasan orang tua kurang karena kesibukannya bekerja. Situasi yang demikian seorang anak bisa mengakses apa saja (postif-negatif), kemudian meniru. Jika paham-paham radikal, porno, atau informasi negatif apapun yang terserap tanpa ada penyaringan, bukankah ini berbahaya bagi otak maupun psikologis anak? (3).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun