Mohon tunggu...
SHOFFA
SHOFFA Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa kedokteran gigi Universitas Airlangga

MENULIS SUKA-SUKA SAJA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obsesif

1 Oktober 2018   16:11 Diperbarui: 1 Oktober 2018   19:36 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya aku tidak benar-benar memahami perbedaan antara "cinta yang sesungguhnya" dan "obsesi yang dibuat-buat". Tidak terasa amat berbeda, meskipun nampaknya itu berbeda. Dan karena ini sepertinya, aku membuat orang yang sebenarnya aku sayang menjadi terluka, menjadi dijauhi karena dibilang aneh. Sungguh ampuni aku. Tetapi sungguh maaf aku tidak bisa untuk tidak mencintaimu atau emmm... terobsesi padamu.

Kamu dan hanya dirimu si laki-laki humoris yang mau berteman denganku. Si laki-laki peduli yang mau bercerita denganku. Si laki-laki yang tidak sungkan untuk jalan bersamaku ke toko buku. Si laki-laki yang sedia temani aku makan siang di jam istirahat kuliah sibukku. Si laki-laki yang bagiku sesempurna itu, padahal mungkin tidak. Si laki-laki yang tatap matanya, lengkung senyumnya, genggam tangannya, sempurna.

Bertahun-tahun aku menyimpulkan tentang rasa, namun tidak sekali pun tersimpul. Suatu hari semuanya menjadi rumit. Kamu tidak pergi, aku juga tidak akan pergi. Tapi keadaan membuatmu seakan-akan tak lagi ada disini. Selama ini hanya kamu yang mau temani aku, dan pada suatu hari itu kamu tidak lagi temani aku. Aku yang tak berteman, aku yang sendiri, aku yang biasa denganmu dan kini tanpamu, aku yang tak biasa tanpamu dan kini kamu tidak bersamaku. Pada suatu hari itu pula kian menumpuk cerita yang ingin kutumpahkan, kucurahkan, kusampaikan padamu. Aku mohon, datanglah, sayang. Aku mohon.

Bermacam-macam cara aku jalani agar kamu bisa menemaniku yang sepi ini. Berbagai upaya aku lakukan agar kamu bisa menghiburku, mendengar ceritaku, menyampaikan keluh kesahmu.

Sadarlah wahai kamu, aku menyayangimu, karena hanya kamu dan dirimu yang dengan mudah menerima aku. Namun nampaknya aku menjadi aneh, atau hanya terlihat aneh. Mereka semakin menjauh dariku, pun kamu jadi menghindar dariku. Aku semakin takut kehilanganmu, sudah terlihat dan menampak. Aku hanya takut, hanya itu. Aku mencintaimu atau emm... terobsesi padamu. Karena hanya kamu dan dirimu yang bisa membuatku kagum. Bahkan tidak ada satu pun sosok perempuan yang kukagumi. Aku, si laki-laki obsesif yang menginginkan kamu untuk tetap disini, bersamaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun