Sampai tahun 2021 ini, eksistensi ragam konten yang informatif tetap hadir menemani kehidupan masyarakat. Tidak hanya menemani, tapi kebenaran sendiri menjadi pelindung utama kehidupan masyarakat. Kebenaran mengenai kehidupan sudah bisa dijumpai di berbagai media, termasuk media gereja itu sendiri.
Walaupun informasi sudah bisa diakses di berbagai sumber, sayangnya informasi hoax juga ikut bermunculan. Lebih parahnya lagi, informasi-informasi yang cuma ada penggiringan opini tersebut diakui masyarakat sebagai sumber kebenaran berita dan digunakan untuk debat kepada masyarakat lainnya. Selain dari berita, informasi tanpa validasi juga muncul dari lingkungan terdekat kita melalui gibah.
Permasalahan akibat globalisasi tentu menjadi keresahan bagi media yang ingin memberitakan peristiwa dengan unsur akurat, termasuk Konferensi Wali Gereja (KWI) sebagai pewarta sabda tuhan penuh kebenaran dalam rangka menuntun masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik. Kalau ini terus dibiarkan, maka masyarakat dominan akan dikontrol oleh informasi sesat dan berujung untuk menguasai dunia.
Sadar akan kekacauan yang akan timbul, KWI melakukan Komunikasi Sosial sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Mei 2021. Pesan injil yang digunakan oleh KWI untuk mengantisipasi permasalah tersebut adalah “Datanglah dan Lihatlah”. Pesan dari Yoh 1:46 berasal dari perkataan Filipus kepada Nathanel ketika mereka sedang bercakap. Ketika Nathanel mempertanyakan kepada Filipus mengenai kehadiran Yesus Kristus, Filipus menyuruh dia untuk datang dan melihat sendiri tentang Yesus Kristus.
Dari percakapan tersebut, Filipus tidak memberikan kesan dia tentang Yesus kepada Nathanael secara langsung. Hal ini dikarenakan bahwa untuk menumbuhkan kepercayaan iman Nathanael terhadap Yesus lebih efektif bila Nathanael sendiri datang dan lihat kepadanya dibandingkan mendengarkan kesan-kesan dari orang lain.
Oleh karena itu, Paus Fransiskus menghimbau kepada seluruh umat agar selalu berpegang teguh pada kebenaran. Setelah mendapat kebenaran, hendaknya kita percaya dan turut serta dalam menyebarkan informasi tersebut kepada sesama nya dengan cara yang bersahabat.
Walaupun pesan-pesan ini berasal dari katolik, tapi siapapun yang mendengarkan pesan-pesan paus Fransiskus dan menerapkannya kepada lingkungan sekitar maka orang tersebut adalah berada di pihak gereja. Tertulis juga dari injil Markus 9:39 bahwa barangsiapa yang tidak melawan Allah, maka dia berada di pihak Allah. Artinya adalah jika ada orang yang ikut menyebarkan pesan yang disampaikan oleh KWI walaupun tidak beragama katolik, orang tersebut berada di pihak katolik.
Cara yang sederhana namun sesuai dengan pesan-pesan dari Komsos KWI adalah meningkatkan keingintahuan kita terhadap informasi sekitar untuk memastikan bahwa info tersebut mengandung nilai kebenaran tanpa ada unsur menyerang siapapun. Hal tersebut berguna agar kita dapat menyerap utuh informasi valid yang beredar dari berbagai media. Kalau ada berita-berita valid namun tidak kita tangkap atau baca secara utuh, unsur kebenaran dari suatu informasi yang didapat dan disebar akan mengikis dan berpotensi sesat.
Setelah meningkatkan keingintahuan kita, barulah kita bisa menyebarkan info-info tersebut kepada lingkungan sekitar disertai unsur kebenaran tanpa menyinggung apapun. Wadah-wadah yang digunakan untuk menyebarkan ini bebas seperti melalui percakapan langsung kepada lingkungan sekitar, mengikuti citizen journalism, dan posting di social media. Walaupun kita sendiri bukanlah tokoh penting, menyebarkan informasi apapun dengan mengandung unsur kebenaran merupakan salah satu implementasi dari hak kita sebagai warga negara dalam mengemukakan pendapatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H