Pergimu yang begitu tiba-tibaÂ
Ciptakan luka menganga
Menancap lara yang berkepanjanganÂ
Bagaimana kabarmu ?
Baik kah disana ?
Mampirlah jika berkenan dalam senyap lelap
S'bab rinduku tak dapat lagi ku cegat
Air mata kini menjadi pengantar tidur
Tiap waktu meratap, menyalahkan segalanyaÂ
Penuh sesak ku raungi kesalku pada Tuhan
"Kenapa harus dia ?" Asa ku tiap meratap dengan bulir air mataÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!