Mohon tunggu...
Martina Lindri Suarlembit
Martina Lindri Suarlembit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis Cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mantrus

24 Juli 2023   19:25 Diperbarui: 24 Juli 2023   19:54 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pias ombak menampar

Pedih mata tak ia hiraukan

Dengan tangguh melawan badai

Meski gemetar sudah tubuhnya

arwana sudah dianggapnya rumah

Kramakala sudah dianggapnya ayah

Arina sudah dianggapnya ibuk

Getih mantrus mengalir dalam nadinya

Gejolak kagum yang berujung asmara

Yah, asmaranya untuk rumahnya

Dicintainya dengan hebat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun