Mohon tunggu...
Martina Rumondang Simbolon
Martina Rumondang Simbolon Mohon Tunggu... Penulis - MNCons

Tempus Gratias Est

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Food Waste

1 Juni 2024   07:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Food waste ialah sisa makanan yang sebenarnya masih bisa dikonsumsi tetapi terbuang begitu saja. Indonesia,  negara berkembang menjadi salah satu penyumbang sisa sampah makanan terbanyak di dunia. Ditengah-tengah kondisi kesenjangan ekonomi, disaat itu pula kita masih terdata sebagai pembuang makanan terbanyak. Jika kita melihat tingkat status gizi, Indonesia juga cukup unik karena memborong masalah gizi yang  disebut "Triple Burden Malnutrition" yaitu masalah kekurangan gizi, obesitas, dan defisiensi zat gizi mikro. Masalah yang kompleks... Hal ini seharusnya menjadi daftar refleksi setiap orang, khususnya ke diri-sendiri. Sebenarnya kita tidak membutuhkan hal "wah" atau "usaha ekstra" untuk mengatasi ini. Tanya diri dulu. "Seberapa banyak makanan yang saya butuhkan, keluarga butuhkan/kebutuhan orang yang saya beri makan, dan penting untuk kesehatan saya/kami/mereka?" Bukan sekedar makan kenyang, tetapi mengonsumsi makanan yang bermanfaat untuk tubuh. "Apakah saya masih suka lapar mata?", "Kalau sekian porsi saya beli, apakah akan habis/terbuang?", "Tadi saya sudah  masak di rumah, apakah saya perlu membeli yang lain lagi?", "Kalau nanti disimpan di kulkas, masih ada yang mau makan ga ya?", "Di rumah tidak ada kulkas, apa perlu membeli makanan sebanyak ini?". Kalau dipikir-pikir, buang makanan juga sama dengan buang uang. Kalau saja kita bisa hitung kerugian ekonomi dari makanan yang kita buang, mungkin ini bisa jadi alasan kita untuk tidak menyisakan makan di piring dan membuangnya begitu saja. Berapa rupiah ongkos membeli bahan makanan yang diolah, berapa rupiah listrik/jasa/waktu/minyak goreng yang kita gunakan untuk mengolah makanan tersebut. Lebih luas lagi, food waste bisa jadi menjadi penyumbang masalah pemanasan global. Berapa persen sampah makanan menyumbang emisi gas rumah kaca, berapa persen pengaruh aktivitas bertransportasi membeli makanan dan disaat yang sama kita tidak menghabiskan makanan tersebut? Semakin ribet dan kompleks.

Mulai dari diri sendiri....  Sadar kebutuhan, kecukupan makanan untuk tubuh. Belajar food waste juga belajar memahami diri dan lingkungan sebagai kesatuan holistik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun