Mohon tunggu...
Martina Rumondang Simbolon
Martina Rumondang Simbolon Mohon Tunggu... Penulis - MNCons

Tempus Gratias Est

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tantangan Tenaga Kesehatan sebagai Edukator bagi Masyarakat

27 Oktober 2023   21:12 Diperbarui: 27 Oktober 2023   21:16 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap orang memiliki peran berbeda-beda untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat baik dari pemerintah maupun non-pemerintah. Berbagai sektor bekerja sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat baik yang bekerja di rumah sakit maupun puskesmas. 

Berdasarkan profil tenaga kesehatan dalam satusehat.kemkes.go.id, total sembilan tenaga kesehatan prioritas tahun 2023 sebanyak 1.621.582 orang dengan rincian 664.550 perawat, 396.690 bidan, 194.309 dokter, 124.259 farmasi, 70.194 tenaga kesehatan masyarakat, 63.649 ATLM, 40.021 tenaga gizi, 36.582 dokter gigi, dan 30.609 tenaga kesehatan lingkungan. 

Seluruh jumlah nakes yang diketahui menyebar di berbagai wilayah untuk melayani penduduk sebanyak 275.541.600 jiwa. Dengan demikian dapat diketahui rasio pelayanan tenaga kesehatan per 1000 penduduk. 

Untuk mengetahui apakah penyebaran tenaga kesehatan sudah merata, hal ini dapat diketahui berdasarkan jumlah nakes yang berada di masing-masing provinsi/kab/kota.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan standar bidang kesehatan untuk mendukung perbaikan kesehatan masyarakat, termasuk standar pelayanan tenaga kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsi dalam instansi kesehatan. Fokus tulisan ini mengacu kepada peran tenaga kesehatan sebagai edukator bagi masyarakat. 

Edukator yang dimaksud bukan berarti harus selalu aktif di media sosial, melainkan mampu memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat sekitarnya. 

Keadaan sehat secara personal dapat diakumulasi dalam pengaturan pola makan, aktivitas fisik, stres, jam istirahat, dan air yang dikonsumsi.  Sebelum melaksanakan peran sebagai edukator, tenaga kesehatan tentu harus memiliki pengetahuan dan mampu menerapkan konsep sehat itu sendiri. 

Jika edukator (re-nakes) sehat, maka nakes juga akan mampu menjelaskan tentang informasi kesehatan melalui hal-hal baik yang diterapkan pada diri-sendiri terlebih dahulu. 

Tenaga kesehatan juga sebenarnya harus mampu sebagai contoh bagi masyarakat, minimal bagi keluarga. Kombinasi yang baik akan terbentuk melalui pengetahuan dan pengalaman yang dialami.

Sayangnya, peran tenaga kesehatan sebagai edukator pola hidup sehat terkadang terabaikan karena tuntutan pekerjaan sehari-hari secara teknis, seperti perawat bekerja merawat pasien, bidan merawat ibu hamil, nutrisionis menangani masalah stunting.

Kelelahan yang dialami saat dan setelah bekerja kadang kala membentuk pola yang kurang baik seperti mengonsumsi makanan yang sekedar hanya mengenyangkan, jarang berolahraga, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok yang telah terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Hal ini tentu akan mengakibatkan kondisi kesehatan tenaga kesehatan tersebut semakin menurun.

Selama ini, tenaga kesehatan fokus pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Sebuah pertanyaan, apakah tenaga kesehatan tersebut menyadari dirinya sebagai masyarakat yang juga harus meningkatkan kesehatan dirinya? Ada saja mungkin tenaga kesehatan merasakan sakit namun tidak tahu penyebab sakit yang dialami, bahkan untuk penyakit ringan yang dimiliki. 

Contoh sederhana, bisa saja penyakit maag yang dimiliki bukan karena telat makan tetapi karena kondisi stres berkepanjangan akibat pekerjaan yang dihadapi. Untuk tenaga kesehatan yang tidak tahu penyebabnya, aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi rasa sakit tersebut bisa saja dengan makan, tanpa memperhatikan aspek pengelolaan stresnya. 

Contoh sederhana lainnya ialah minum air putih. Seorang tenaga kesehatan pasti sudah tahu takaran air yang diminum setiap harinya, tetapi masih ada tenaga kesehatan yang belum memenuhi kebutuhan airnya setiap hari.

Mengapa hal ini menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan? Tenaga kesehatan adalah pionir terdepan untuk mengangani masalah kesehatan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. 

Apabila tenaga kesehatan tidak mampu menerapkan pola hidup sehat tersebut, bagaimana nakes memberikan edukasi kepada masyarakat? 

Ada etos komunikasi dimana kekuatan dari komunikator berdasarkan karakter pribadinya yang dapat meningkatkan rasa percaya dari masyarakat. 

Hal ini seperti bagian dari aura tenaga kesehatan. Bagi masyarakat yang peka, mereka mampu menangkap sinyal apakah perkataan tenaga kesehatan benar dan telah diterapkan oleh nakes itu sendiri sehingga layak dijadikan panutan.

Tenaga kesehatan harus menyadari hal ini sehingga pada saat ditanyai oleh pasien atau lingkaran kecil sekitar kita seperti keluarga, kita mampu menjawab pertanyaan dan memberi edukasi yang tepat.

Selain itu, tenaga kesehatan juga harus selalu meningkatkan pengetahuan tentang informasi kesehatan melalui sumber yang jelas. Di era digital saat ini, informasi kesehatan sangat mudah diakses. Namun, hal ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Perilaku kurangnya minat baca menjadi penghalang bagi tenaga kesehatan untuk memperoleh informasi yang tepat. 

Disisi lain, kecenderungan mendengarkan atau menonton video informasi kesehatan yang berasal dari "influencer" sering kali menjadi acuan. Sebuah peringatan untuk diri sendiri, apakah informasi yang saya berikan nantinya berasal dari sumber terpercaya atau dari influencer yang baru saja saya tonton? 

Jika informasi yangdi peroleh dari influencer, apakah influencer tersebut mengutip dari sumber terpercaya serta mampu mempertanggungjawabkan informasi kesehatan yang diberikan? 

Tenaga kesehatan sebagai garda terdepan harus menyadari posisi dirinya sebagai edukator sehingga peran preventif dan promotif dapat dilakukan dengan baik, serta tujuan utama meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dapat tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun