Era Perang telah berakhir, perdamaian dunia telah tercipta, perjanjian-perjanjian untuk menjaga perdamaian telah disepakati, kini saatnya negara-negara kembali membangun kerjasama demi mempertahankan kedamaian yang tercipta dari hasil perjuangan banyak pihak. Seperti halnya hubungan yang telah terjalin diantara Indonesia dengan Jepang, yang mana sebelumnya seperti yang kita tahu bahwa Jepang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 Tahun, segala jenis kekerasan dan pemaksaan telah terjadi di masa itu, bahkan tidak sedikit korban yang telah kehilangan nyawanya. Namun, masa lalu telah berlalu, masyarakat dan pemerintahan mulai memaklumi kejadian tersebut hingga pada akhirnya mereka memulai membangun kerjasama yang kuat diantara ke dua belah pihak seperti halnya kerjasama ekonomi dan diplomasi budaya.
Pada kali ini penulis akan membahas mengenai diplomasi budaya yang telah terjadi di Jepang yang telah di lakukan oleh Rumah Budaya Indonesia, Sebagai tambahan informasi, Rumah Budaya Indonesia(RBI) merupakan merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di dunia internasional. Hal ini merupakan salah satu bentuk soft diplomacy dalam bidang kebudayaan yang dilakukan oleh Indonesia. Dibentuknya Rumah Budaya Indonesia ini tidak lain adalah karena diplomasi kebudayaan ini telah menjadi prioritas dalam politik luar negeri Indonesia pada era informasi, karena sangat efektif dalam meningkatkan hubungan antar negara (Djelantik, 2016, hal. 236).
RBI sendiri telah mengadakan Pagelaran Indonesia Days pada tahun 2017-2018 lalu, acara tersebut terdiri dari beberapa tema besar yang mana memakai nama-nama suku di Indonesia seperti halnya, Minang days, Java days, Sunda days, Dayak days. Acara tersebut berlangung dari 17 Agustus 2017- 7 Juni 2018, acara tersebut diadakan dalam beberapa bulan sehingga masyarakat setempat bisa menikmati kebudayaan Indonesia secara bertahap dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam acara tersebut ditampilkan beragam tarian dan kebudayaan masing-masing daerah, serta terdapat beberapa penjual makanan daerah yang cukup menarik perhatian masyarakat sekitar karena memiliki cita rasa yang berbeda.
Selain menampilkan beberapa pertunjukan tarian daerah dan menyajikan berbagai macam makanan daerah, RBI juga telah menyediakan pelatihan Angklung dan Gamelan bagi masyarakat yang berminat di bidang seni musik. Pelatihan Gamelan sendiri diajarkan kepada siswa Jepang yang berkapasitas 20 siswa. Pembukaan pelatihan dilakukan oleh mahasiswa dari Institut Studi Oriental Republik Indonesia (SRIT) yang dipimpin oleh Bapak Sumiyanto, seorang pria diaspora yang berkarir sebagai dalang di Jepang. Ruang Gamelan terbuka tidak hanya untuk orang Indonesia, tetapi juga diaspora yang tertarik untuk melestarikan budaya leluhur Indonesia. Dengan adanya pelatihan Gamelan ini diharapkan masyarakat Indonesia juga ikut bangga memiliki alat musik khas tanah jawa ini.
Tidak hanya berhenti di seni musik, seni lukis khas Indonesia yakni seni Batik juga ikut di tunjukan oleh RBI. bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang Rumah Budaya Indonesia telah melaksanakan serangkaian acara Batik Design Exhibition.  Acara  tersebut dilaksanakan pada 30 September 2017 bertempat di Ishikawa International House. Dengan menampilan berbagai macam batik khas daerah yang menawan membuat beberapa masyarakat tertarik untuk mengenal kebudayaan batik Indonesia. Dalam acara tersebut juga terdapat talkshow yang mengangkat tema "The Development of Batik in The World".  Acara tersebut dihadiri oleh beberapa pembicara besar seperti Dr. Ir. Alinda F.M Zain, M.Sc selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Jepang, Dr. Ir. Rodia Syamwil, M.Pd, dan Prof. Haruya Kagami.
Dengan diplomasi kebudayaan Indonesia di Jepang tersebut tentu saja membawa dampak positif bagi Indonesia. Yang pertama, Indonesia bisa menunjukan dan mengajarkan keanekaragaman suku dan budaya setempat yang menjadi keunggulan bangsa. Kemudian, Â dengan menunjukan keanekaragaman tersebut tentunya akan menarik sejumlah wisatawan asing untuk singgah dan menghabiskan uangnya di Indonesia, hal ini tentunya dapat menambah sumber pendapatan negara.
 Selain dengan adanya peningkatan dalam sektor pariwisata, tujuan dari diplomasi melalui budaya ini adalah untuk dapat meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, sehingga negara-negara luar dapat lebih memahami bagaimana Indonesia dapat membangun kerjasama tanpa adanya paksaan dan kekerasaan yang mana diharapkan negara lain juga mau percaya dan mau membentuk kerjasama yang saling menguntungkan dengan Indonesia.
Yang terakhir, dengan adanya Diplomasi budaya yang telah dilakukan oleh RBI tersebut, diharapkan dapat mencegah terjadinya klaim budaya, seperti halnya batik dan beberapa tarian daerah yang sempat di klaim hak miliknya oleh negara lain. Dengan beberapa keuntungan yang ditimbulkan, hal ini berarti kegiatan Diplomasi Budaya ini merupakan pilihan yang tepat untuk dilaksanakan dan diharapkan dapat terus berlanjut dan menyebar di berbagai negara, agar nantinya masyarakat dunia lebih mengenal budaya Indonesia yang beragam.
Refrensi
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index      Â
https://atdikbudtokyo.com/category/rumah-budaya-indonesia/