Mohon tunggu...
Martin Fo
Martin Fo Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar siswa Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang

Saya berharap bahwa dengan membaca anda bisa mendapatkan pengetahuan yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesultanan Banten

5 September 2019   14:01 Diperbarui: 28 Juni 2021   18:50 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Dimanakah letak Kesultanan Banten dan sumber sejarah?

Kesultanan Banten terletak di wilayah bagian barat pulau Jawa sampai ke Lampung dan sumber sejarah mengenai keberadaan Kesultanan Banten berasal dari sumber-sumber asing yaitu mulai dari Sumber Tiongkok yang judul Shung Peng Hsiang Sung dan sumber pustaka Nusantara yang berada di naskah Carita Parahyangan serta Medanggili dalam Tambo Tulangbawang dan Primbon Payah.

B.Sejarah Kesultanan Banten  

Sekitar abad ke-16 Kerajaan Pajajaran yang beragam Hindu punya bandar-bandar penting seperti Jakarta, Cirebon dan Banten juga kerajaan ini mengadakan kerja sama dengan Portugis sehingga Portugis bisa diizinkan untuk dirikan benteng dan kantor dagang di kerajaan pejajaran.Seluruh perekonomian di sunda kelapa sudah dikuasai oleh Portugis.

Untuk membendung pengaruh dari Portugis maka Sultan Trenggono memberi perintah pada Fatahillah untuk menaklukkan bandar-bandar di sekitar Pajajaran pada tahun 1526 juga pada akhirnya Fatahillah dan pasukannya berhasil merebut Pelabuhan sunda kelapa pada 22 Juni 1527 juga seluruh pantai di Jawa Barat..

Sebab itu Fatahillah menjadi wali dengan pakai gelar Sunan Gunug Jati di Cirebon juga putra pertama menjadi penguasa di Banten, sedangkan putranya kedua jadi penguasa di Cirebon lalu Fatahillah membangun pusat kegiatan keagamaan islam di Gunung jati Cirebon hingga ia wafat pada tahun 1568.

Baca juga : Kiyai Ngabehi Cakradana Syahbandar Kesultanan Banten

C.Siapakah raja pertama,raja yang berjaya dan raja terakhir?

Sultan Hassanudin | arsy.co.id
Sultan Hassanudin | arsy.co.id

1.Sultan Hassanudin

Pada saat terjadi perebutan kekuasaan di Demak daerah Cirebon dan Banten masing-masing berusaha lepaskan diri dari kekuasaan Demak pada akhirnya Cirebon dan Banten berhasil lepaskan dari pengaruh Demak dan sultan Hassanudin menjadi raja pertama di Banten selama 1552-1570 M.

Dibawah pemerintahan beliau Sultan Hassanudin Banten telah berhasil menguasai Lampung sebagai penghasil rempah-rempah juga berhasil menguasai selat sunda yang merupakan jalur utama perdagangan juga membuat Banten jadi pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai dunia.

2.Sultan Ageng Tirtayasa

Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa(1651-1682) kerajaan banten telah mengalami masa kejayaannya maka ia selalu berusaha unuk meluaskan wilayahnya hingga tahun 1671 dan ia mengangkat putranya jadi raja pembantu bergelar Sultan Haji tapi pada kahirnya ia kecewa pada anaknya sebab ia telah menjalin bekerjasama dengan Belanda.

Lalu perang saudara terjadi yang menyebabkan Sultan Haji meminta bantuan Belanda untuk menyerang Sultan Ageng Tirtayasa dan ia akhirnya ditangkap dan ditawan di Batavia sampai ia mati pada tahun 1691.

Baca juga : Mengenang Kembali Kesultanan Banten yang Terletak di Tatar Pasundan

3.Sultan Maulana Muhammad Shaffuidin

Sultan Muhammad Syafiuddin merupakan salah seorang putera dari Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin. Ia naik takhta menggantikan Sultan Aliuddin II setelah sebelumnya posisi sultan diwakilkan oleh Caretaker Sultan Wakil Suramenggala, karena Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin belum cukup dewasa.

Pada masa kekuasaannya, Kesultanan Banten telah begitu lemah, akibat tekanan dari beberapa kekuatan global yang silih berganti memengaruhi Kesultanan Banten. Sebelumnya pada 22 November 1808, Herman Willem Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.

Kemudian pada masa pemerintah kolonial Inggris, sekitar tahun 1813, Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles, sekaligus mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.

D.Mengapa kejayaan dan kejatuhan Banten bisa terjadi?

Masa kejayaan Banten | republika.co.id
Masa kejayaan Banten | republika.co.id

Masa kejayaan

Kesultanan Banten merupakan kerajaan mariitim yang mengandalkan perdaganag dalam menopang perekonomiannya juga memonopoli perdagangan lada di Lampung sekaligus menempatkan penguasa Banten sebagai pedagang perantara sebab itu kesultanan Banten berkembang pesat yang membuat Banten jadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa itu, pada akhirnya perdagangan Banten berkembang di nusantara.

Masa Sultan ageng tirtayasa(1651-1682) yang dipandang sebagai masa kejayaan Banten dan bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten sebab itu Banten mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661.

Masa kejatuhan

Setelah meninggalnya Sultan Haji, VOC mulai mencengkram pengaruhnya di kesultanan Banten sehingga pengangkatan Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia juga Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing Nagari Banten.

Lalu perang saudara yang berlangsung di banten telah meninggalkan ketidakstabilan pada pemerintahan masa berikutnya yang menyebabkan konflik antara keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidakpuasaan Banten atas ikutnya VOC dalam Banten, 

Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal dari VOC.

Baca juga : Kesultanan Banten dan Belanda dalam Monopoli Lada

E.Bagaimana kondisi ekonomi, politik dan sosial-budaya Kesultanan Banten?

Kondisi Politik

Kesultanan ini berdiri mulanya ketika Demak meluaskan pengaruhnya ke kawasan pesisir barat P.Jawa sekitar tahun 1526 dan Demak taklukkan beberapa kawasan pelabuhan dan jadikan pangkalan bagi militer serta kawasan perdagangan juga untuk sebarkan agama islam.

Pasukan Demak dipimpin oleh Panglima Fatahillah dan Fatahillah kemudian dirikan sebuah benteng pertahanan yang kemudian dinamakan Surosowan yang kelak jadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi Kesultanan yang mandiri.

Penyebab khusus serangan sebab Demak telah adanya kerjasama dalam bidang ekonomi dengan Portugis dan politik yang mengancam eksistensi Demak juga Demak telah gagal mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513 dan pada tahun 1522, pasukan Demak yang dibantu oleh pasukan Cirebon berjalan menuju Banten di bawah pimpinan Fathillah dan Syarif Hidayatullah.

Pada tahun 1526 Banten berhasil direbut termasuk pelabuhan sunda kelapa dan Maulan Hassanudin diangkat sebagai adipati juga pada tahun 1522 Banten dirubah menjadi bawahan Demak dengan Maulana Hassanudin sebagai pemipmpinnya.

Karena seiring kemunduran Demak maka Banten yang sebelumnya vasal Demak melepaskan diri dan menjadi kesultanan yang mandiri juga kota Surosowan didirikan sebagai ibu kota atas petunjuk Syarih Hidayatullah dan Maulana Hassanuddin sebagai Sultan pertama di Banten, setelah kerajaan mandiri penguasanya menggunakan gelar Sultan sedangkan dalam istana terdapat gelar pangeran ratu, pangeran adipati, pangeran gusti dan pangeran anom.

Kondisi sosial-budaya

Maulana Hassanudin berandil besar dalam letakkan fondasi Islam di Nusantara, hal ini dibuktikkan dengan berbagai bangunan Masjid dan sarana-sarana pendidikan Islam dan ia dikenal sebagai Sultan secara berkala mengirm mubalig ke berbagai daerah ke daerah-daerah yang dikuasainya juga penyebaran Islam dan perluasan Banten dilanjutkan oleh para penerusnya.

Dalam masyarakat Banten terdapat gelar ratu bagus dan ratu juga Golongan lainnya yang dapat kedudukan istimewa yaitu kaum ulama, pamong raja dan kaum jawara.

Para ulama berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dan para masyarakat menyerap budaya Islam sebagai bagian darei hidup mereka.Sementara itu, kadi berperan penting dalam pemerintahan selain tanggung jawab dalam penyelesaian sengketa rakyat di pengadilan juga berperan dalam menegakkan hukum Islam.

Kondisi ekonomi

Dalam berbagai sumber pustaka Nusantara, Carita Parahyangan, Tambo Tulangbawang, dan Primbon Bayah, Banten digambarkan sebagai kota pelabuhan yang ramai, makmur dan terbuka.Banten sudah berinteraksi dengan dunia luar sejak awal abad pertama masehi dan kemungkinan pada abad ke-7, Banten sudah menjadi pelabuhan internasional.

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa(1651-1692) banten sudah memonopoli lada di Lampung dan tempatkan Banten sebagai pedagang perantara juga salah satu pusat niaga yang penting, Banten sudah menerapkan pajak atas kapal-kapal yang singgah ke Banten dan pemungutan ini dilakukan oleh syahhandar. Banten juga perkenalkan pembukaan sawah di daerah pendalaman.

F. Kapan Keraton Kesultanan Banten dibangun?

Keraton Kaibon merupakan salah satu cagar budaya yang terletak di kawasan Banten lama yang berada di Kampong Kroya, Kelurahan Kasunyatan, kecamatan kasemen dan keraton ini dibangun pada tahun 1815 dan menjadi keraton kedua di Banten setelah Keraton Surosowan.

Keraton Kaibon berbeda dengan Keraton Surosowan yang sebagai pusat pemerintahan dan dibangun sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah. Ratu Aisyah merupakan ibu dari Sultan Banten ke-21, yaitu Sultan Maulana Rafiudin dan pada masa itu Sultan Maulana Rafiudin masih berumur 5 tahun dan keraton yang berdiri ini luasnya mencapai 4 hektare yang dibangun menggunakan batu bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Walau hancur beberapa reruntuhan di keraton Kaibon masih terlihat fondasi dan pilar-pilar utuh

Pada tahun 1832, Keraton ini dihancurkan oleh Belanda dan penyerangan ini dilakukan Sultan Syaifudin sebab ia menolak permintaan Belanda untuk teruskan pembangunan jalan Raya Anyer-Panarukan dan pada saat ini puing reruntuhan keraton Kaibon menjadi saksi tentang masa kejayaan Kerajaan Banten lama.

G.Apa saja Peninggalan Kesultanan Banten? 

1.Masjid Agung Banten

Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah dan masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hassanudin.

Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, tepat di desa Banten sekitar 10 km dari kota Surang dan masjid masih berdiri hingga sekarang

2.Danau Tasikardi

Danau ini merupakan suatu danau buatan di desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kota Serang, Provinsi Banten. Letaknya sekitar 10 km dari pusat kota Serang. Namanya berasal dari bahasa Sunda dan berarti "danau buatan". Luasnya 5 hektare dan bagian dasarnya dilapisi ubin batu bata.

Danau ini dibuat pada masa pemerintahan penambaan Sultan Maulana dan merupakan tempat peristirahatan Para Sultan dan keluarganya. Danau ini punya peran ganda, yaitu menampung air dari sungai Cirebon demi pengairan sawah dan memasuk air ke keraton juga kepada masyrakat sekitarnya

Di tengah danau terdapat sebuah pulau yang tempat peristirahatannya para Sultan dan keluarganya juga di pulau tersebut masih dapat dilihat peninggalan Kesultanan Banten

3.Meriam Ki Amuk

Meriam ini merupakan Meriam kuno milik kesultanan Banten yang saat ini terdapat di depan Masjid Agung Banten dan Meriam in dulu dipergunakan untuk menjaga pelabuhan karanghantu yang berada di Banten.

Menurut legenda, Meriam Ki Amuk merupakan penjelmaan bagi prajurit Kesultanan Demak yang dikutuk dan Meriam ini dibuat pada tahun 1527 yang kemudian dihadiahkan ke Kesultanan Banten oleh Sultan Trenggono.

4.Vihara Avalokitesvara

Vihara ini sebagai salah satu bukti kalau pada jaman kerajaan Islam toleransi antar umat beragama tetap terjaga dengan baik. Tempat ibadah bagi umat Budha tersebut hingga saat ini masih terawat dan berdiri kokoh. Keunikan dari Vihara Avalokitesvara adalah pada dindingnya terdapat relief yang menceritakan legenda siluman ular putih.       

5.Istana dan Benteng

Peninggalan sejarah Kerajaan Banten juga ada yang berupa Istana dan Benteng. Istana dan benteng tersebut ialah :

  • Istana Keraton Kaibon. Dulunya istana ini sebagai tempat tinggalnya Bunda Ratu Aisyah (ibunya Sultan Syaifudin).
  • Istana Keraton Surosowan. Istana ini merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai pusat pemerintahan Sultan Banten.
  • Benteng Speelwijk. Benteng ini dibangun sebagai bentuk poros pertahanan maritim kekuasaan raja di masa lalu. Benteng Speelwijk ini dibangun pada tahun 1585 dengan ketinggian 3 meter serta memiliki mercusuar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun