Penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari ini memang sulit untuk dihindari karena plastik ini bersifat ringan, mudah ditemukan, dan praktis digunakan sehingga seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari kita telah sering membuang sampah plastik. Mulai dari botol, sedotan, kantung plastik dari pasar ke rumah, dan lainnya. Padahal plastik ini memerlukan waktu yang lama untuk terurai.
Sampah plastik merupakan salah satu faktor penyebab masalah pencemaran lingkungan terbesar di dunia. Sampah plastik yang menumpuk ini akan sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan dan keseimbangan lingkungan sekitar.
Greenpeace menyebutkan bahwa sampah plastik berpotensi terbelah menjadi partikel-partikel kecil, yang disebut sebagai mikroplastik dengan ukuran sebesar 0,3 hingga 5 milimeter. Apabila partikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan penyakit kanker, stroke, dan penyakit pernapasan.
Sampah plastik ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup di daratan saja melainkan juga di laut. Banyak berita mengenai hewan laut yang mati karena sampah plastik, seperti ikan paus yang mati karena di dalam perutnya ditemukan banyak sekali sampah plastik. Tidak hanya paus yang terkena dampak bahayanya sampah plastik ini tetapi penyu, ikan-ikan, serta hewan lainnya rentan terluka akibat sampah plastik.
Polusi plastik sangat berbahaya bagi semua makhluk hidup. Dilansir dari kompas.com, sebuah studi baru memproyeksikan bahwa pada tahun 2040 plastik sebanyak 1,3 miliar ton akan mencemari dunia kecuali jika beberapa langkah yang signifikan diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Sudah banyak aturan dan himbauan seperti melalui kampanye dan lain sebagainya terkait diet plastik atau pengurangan penggunaan plastik yang dilakukan, namun sampai saat ini hasilnya masih belum terlihat. Pengurangan penggunaan plastik atau diet plastik ini harus semakin kita tingkatkan demi kehidupan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
Memang penggunaan plastik sangat sulit dihindari, namum sangat mungkin untuk dikurangi terutama dengan mengubah kebiasaan hal kecil. Kita bisa memulai diet plastik dengan cara mudah berikut ini.
1. Beralih menggunakan Stainless Steel Reusable Straw
Sedotan ini dapat digunakan kembali dimanapun kita membawanya. Baiknya kita tolak atau kembalikan sedotan plastik dari restoran dan menggantinya dengan sedotan yang dapat dicuci dan dipakai kembali ini.
2. Membawa alat makan sendiri yang dapat digunakan kembali pada saat bepergian.