Mohon tunggu...
Martha riska
Martha riska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nganggur

Ngangur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Alam Perairan dan Pegunungan di Indonesia dengan Keindahan yang luar Biasa

30 November 2023   08:00 Diperbarui: 30 November 2023   08:14 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   
Gunung Bromo terletak di empat kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang. Gunung yang dikenal dengan keindahan panoramanya saat ini masih dalam status Gunung aktif level 2 waspada dan masih dibuka untuk wisatawan. Nama gunung Bromo berasal dari Bahasa Sanskerta dari kata Brahma yang merupakan salah satu nama Dewa di Agama Hindu. Gunung setinggi 2.329 mdpl ini bukan gunung biasa karena dianggap suci oleh Masyarakat sekitar, yakni Suku Tengger yang mendiami sekitar kawasan Bromo. Sehingga, pengunjung tidak disarankan berperilaku buruk saat berada di sini. Ada sejumlah larangan bagi pengunjung yang wajib ditaati. Gunung Bromo juga mempunyai Kaldera Tengger yang lebarnya sekitar 16 Kilometer yang terbentuk melalui aktivitas besar-besaran sekitar 820.000 tahun yang lalu.

Gunung Bromo dan lautan pasir berasal dari satu gunung, yaitu Gunung Tengger dengan ketinggian sekitar 4.000 mdpl. Kemudian, terjadi letusan kecil hingga membuat materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah-lembah besar. Lalu, letusan dahsyat kemudian terjadi hingga mencipta kaldera dengan diameter lebih dari 8 kilometer. Dari muka kawah kita akan di perlihatkan dengan pemandangan yang sangat indah yang biasa menjadi tempat favorit untuk mengambil foto maupun video dan untuk menuju ke kawah pengunjung akan melewati ratusan anak tangga yang saat ini belum ada yang mengetahui pasti berapa jumlah anak tangga tersebut karena setiap pengunjung yang menghitung jumlah anak tangga tersebut selalu berbeda- beda mungkin dikarenakan kelelahan dan beberapa faktor lainnya.

2.GUNUNG KERINCI , SUMATERA BARAT

Gunung ini terletak di Kabupaten Kerinci ,Sumatera Barat Jambi yang menjadi salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Gunung ini banyak dikunjungi para pendaki dari berbagai Provinsi karena memiliki keindahan yang luar biasa , ketinggian dari gunung ini mencapai 3.805 meter di atas permukaan laut. Dari atas puncak akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat spektakuler , seperti hamparan pegunungan dan awan yang mengelilinginya,dilihat dari pemandangan yang diberikan puncak dari gunung ini biasa disebut dengan puncak Indrapura.

Tempat wisata alam Gunung Kerinci adalah destinasi populer bagi para pendaki , Mereka datang untuk mengejar keindahan Alamnya dengan cuaca yang berubah - rubah kadang berkabut dan hujan yang menjadi tantangan bagi para pendaki, Namun saat cuacanya sedang cerah para pendaki akan disuguhkan dengan langit yang sangat biru. Keindahan lain yang disuguhkan dari Gunung ini adalah hamparan Hutan Hujan dan Hutan Tropisnya yang menyimpan berbagai jenis Flora dan Fauna yang unik serta pohon-pohon tinggi dan tanaman Endemik tumbuh disepanjang jalur Pendakian, terdapat pula Masyarakat lokal yang memiliki Tradisi yang unik,Para pengunjung dapat belajar cara mereka Bertani,Tari-Tarian masyarakat tersebut dan juga Adat Istiadat dari Masyarakat ini.

3.GUNUNG PATUHA (KAWAH PUTIH) , BANDUNG JAWA BARAT

Gunung Patuha meletus pada abad X dan XII hingga akhirnya membentuk kawah yang sering disebut sebagai Kawah Putih, kawah dengan bebatuan atau pasir dan air kawah yang berwarna putih kehijauan dikelilingi tebing  bekas letusan yang di sebagian tempatnya sudah ditumbuhi lumut dan tanaman liar lainnya.Dari puncak Sunan Ibu, kita bisa melihat puncak Gunung Patuha yang gagah berada di depan mata kita, Dari sini juga kita bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Patuha melalui hutan yang memiliki banyak pohon pakis raksasa. Yang terkenal adalah Kawah Putih yang berada di bawah puncak dengan ketinggian sekitar 2.100 mdpl dan Kawah Saat yang berada tepat di puncaknya. Bisa saja nama Patuha berasal dari kata patuka yang berarti lereng curam, putha yang berarti matahari atau api, atau pathuwa yang artinya suara gemuruh yang memanggil.

 Setelah berada di puncak, kita akan terkesima menyaksikan sebuah danau yang begitu indah dengan air berwarna putih yang sedikit hijau dan semburan lava di permukaannya. Kawasan ini merupakan salah satu puncak di Gunung Patuha yang berada di antara puncak Gunung Patuha, Kawah Putih, dan sebuah kolam buatan menyerupai danau kecil.Di sore hari, suhu bisa mendekati 0 derajat celcius dan di malam menuju pagi hari, suhu bisa jatuh ke angka minus.

   Jalur pendakian menuju puncak Gunung Patuha dari Kampung Cipanganten bisa ditempuh 3-4 jam dengan medan yang cukup bersahabat, dalam arti tidak banyak menemui tanjakan terjal. dan Gunung Urug, di sebelah barat terdapat kembarannya, yaitu Gunung Patuha 2, yang oleh masyarakat dikenal juga dengan nama Gunung Mayit.Tidak ada satu ekor burung pun yang terbang di atasnya, dan hal ini membuatnya penasaran.

   Menurut kepercayaan masyarakat, di lahan puncak Gunung Patuha terdapat 7 makam leluhur yang namanya diawali dengan kata "Eyang" (Eyang Jaga Satru, Eyang  Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong). Apabila ingin mendaki melalui jalur Kampung Cipanganten disarankan untuk didampingi dengan orang yang sudah berpengalaman atau yang bisa memakai alat navigasi. Sebaliknya di RT 02, jika ada warga yang membuat sumur maka airnya asam dan tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.Bahkan segerombolan burung yang terbang enggan melewati puncak ini, dan kalau pun ada, maka akan mati.Setelah melewati Lembah Jurasic Park, perjalanan berlanjut memasuki hutan lumut yang lembab dan jalur setapak mendaki mengarah ke puncak gunung.Di puncak keramat tersebut, jika kebetulan, kita bisa melihat segerombolan domba atau kambing berbulu putih yang ditumbuhi lumut. Baginya, keadaan dan kondisi puncak Gunung Patuha ini merupakan sesuatu yang kurang masuk akal sehingga membuatnya lebih penasaran.

   Dari puncak Gunung Patuha, pengunjung bisa turun dan melihat Kawah Saat yang tak kalah mempesonanya dengan Kawah Putih. Memasuki kawasan wisata Kawah Putih, kita dapat memilih lagi jalur mana yang akan dilalui jalur Sunan Ibu atau jalur langsung menuju puncak tanpa melewati Sunan Ibu. Bau belerang inilah yang menjadi alasan mengapa burung-burung enggan untuk terbang melintas di atas puncak Gunung Patuha.Lereng dan kakinya menjalar ke tiga desa, yaitu Desa Patengan dan Desa Sugihmukti di Kecamatan Pasirjambu, serta Desa Alam Endah di Kecamatan Rancabali. Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan provinsi menuju Ciwidey, dan nantinya berhenti tepat di depan gerbang wisata Kawah Putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun