Mohon tunggu...
Kaka Marthinus
Kaka Marthinus Mohon Tunggu... profesional -

berbagi ide dan pemikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tangis Cut Nyak Dien dari dalam Kubur

22 Februari 2014   20:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_296825" align="aligncenter" width="216" caption="Pahlawan Nasional Indonesia Cut Nyak Dien"][/caption]

“Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa Pahlawannya.” Kalimat tersebut mengandung makna yang sangat mendalam. Bahwa Bangsa Indonesia harus meneladani jasa para Pahlawan Indonesia yang rela mengorbankan jiwa demi masa depan generasi penerusnya.

Cut Nyak Dien adalah salah satu Pahlawan Nasional Bangsa Indonesia yang patut diteladani. Ia lahir pada tahun 1848 dari keluarga bangsawan Aceh. Dari garis ayahnya, Cut Nyak Dien merupakan keturunan langsung Sultan Aceh. Selama bertahun-tahun berjuang melawan Belanda, Cut Nyak Dien tak mengenal kata menyerah. Karena sakit, Cut Nyak Dien akhirnya tertangkap. Untuk menghancurkan pengaruhnya di tengah rakyat Aceh, ia diasingkan ke Pulau Jawa, tepatnya ke Sumedang, Jawa Barat. Di tempat pengasingannya, Cut Nyak Dien mengajar agama. Ia tetap merahasiakan jati dirinya sampai akhir hayatnya. Ia wafat pada 6 November 1908 dan dimakamkan di Sumedang. Makamnya baru diketahui oleh Pemerintah secara pasti pada tahun 1960.

Perjuangan dan penderitaan yang dialami oleh Cut Nyak Dien dalam mengusir Kolonial Belanda harus menjadi sumber kekuatan bagi generasi penerus Bangsa Indonesia khususnya rakyat Aceh untuk membangun negeri ini. Namun perbuatan yang dilakukan oleh Sulaiman SE, Anggota DPR Kabupaten Aceh Besar dan kawan-kawannya telah melukai perjuangan Cut Nyak Dien dalam memperjuangkan Indonesia. Di makam Cut Nyak Dien, di Kabupaten Sumedang, Sulaiman SE dan kawan-kawan telah mengibarkan bendera GAM yang selama ini telah menjadi sumber kekacauan di Aceh. Untuk mencapai kepentingan kelompok GAM, banyak rakyat Aceh yang menderita, karena kekerasan yang berlangsung bertahun-tahun. Bahkan di saat damai, mantan GAM yang duduk di dalam eksekutif dan legislatif Aceh masih tetap mengacaukan proses perdamaian di Aceh.

Foto dibawah ini menunjukkan bagaimana Sulaiman SE dan kawan-kawan telah mengibarkan bendera GAM di makam Cut Nyak Dien, seorang Pahlawan Nasional Indonesia.

[caption id="attachment_296826" align="aligncenter" width="648" caption="Sulaiman SE dan kawan-kawan saat mengibarkan bendera GAM di makam Cut Nyak Dien. Bendera GAM tersebut saat ini sedang diupayakan oleh mantan GAM untuk dijadikan bendera Aceh."][/caption]

Kejadian pengibaran bendera GAM tersebut bermula dari kunjungan kerjadan pariwisata yang dilakukan oleh para Keuchik (Kades) dari Kecamatan Kota Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Azhari, SE, MM (Camat Kota Malaka) sebagai koordinator rombongan. Adapun Sulaiman SE sebagai anggota DPRK Aceh Besar dari Partai Aceh juga ikut dalam rombongan tersebut.

Sulaiman SE memanfaatkan momen tersebut untuk mengumpulkan dukungan terhadap dirinya yang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRK Aceh Besar dari Partai Aceh. Sulaiman SE menggunakan dana aspirasi DPRK untuk membiayai operasional selama kunjungan para Keuchik ke Jakarta - Bandung - Sumedang. Tujuan utama kunjungan kerja adalah melakukan study banding terhadap ternak sapi, namun kegiatan kunjungan ke ternak sapi justru tidak dilakukan. Persoalannya, Sulaiman SE berhasil mengarahkan perjalanan rombongan justru untuk mengunjungi tempat perbelanjaan dan wisata di wilayah Jakarta dan Bandung.

Lebih jauh, Sulaiman SE telah mempengaruhi para Keuchik termasuk Camat Kota Malaka untuk memilih Partai Aceh pada Pemilu 2014 mendatang. Makam Cut Nyak Dien yang seharusnya dihargai sebagai Pahlawan Nasional, seharusnya jangan dijadikan sarana untuk kepentingan politik Partai Aceh.

Apa yang telah dilakukan Sulaiman SE dan kawan-kawan di Makam Cut Nyak Dien adalah bentuk pelecehan terhadap sosok Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional. Sulaiman SE dan kawan-kawan menggunakan Makam Cut Nyak Dien sebagai kesempatan mempengaruhi para Keuchik dan Camat untuk kepentingan GAM dan Partai Aceh. Jika Sulaiman SE dan Partai Aceh bisa mendengarkan, pasti Cut Nyak Dien sedang menangis dalam kuburnya. Pastilah Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional dulunya memimpikan kemerdekaan Indonesia yang dulu diperjuangkannya menjadi warisan anak cucu yang patut dijaga. Bukan dirusak hanya untuk kepentingan golongan tertentu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun