Mohon tunggu...
Marthince
Marthince Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Teruslah melangkah, meski langkahmu terasa berat. Kegigihanmu akan membawa cahaya di ujung perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka Kemanusiaan

5 November 2024   07:45 Diperbarui: 5 November 2024   07:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik heningnya pagi yang muram,

Ada jerit yang merintih, tak berkesudahan

Ribuan wajah, lelah menatap suram

Terbakar api perang  terbenam di kekejaman.

Kemanusiaan, di manakah kau kini?

Tergerus oleh amarah tenggelam dalam benci.

Jiwa-jiwa terlantar di perbatasan sunyi

Menggantungkan harap pada sisa-sisa mimpi.

Anak-anak kecil memungut sisa

Dalam reruntuhan, mereka cari cinta

Tak ada senyum, tak ada tawa

Hanya harap, pada dunia yang lebih adil adanya.

Apa yang kita banggakan dari peradaban ini?

Jika kasih tak lagi punya arti

Jika kemanusiaan terkikis hari demi hari

Dan luka menjadi saksi yang abadi.

Mari ulurkan tangan, bagi mereka yang jatuh

Bersama kita ciptakan dunia yang teduh

Di mana cinta menuntun langkah kaki

Dan kemanusiaan kembali terjaga lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun