Mohon tunggu...
Marthin Kilimandu
Marthin Kilimandu Mohon Tunggu... penulis & fotografer -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prasasti Engeline Sebagai Perwujudan Stop Kekerasan Pada Anak.

22 Juli 2016   17:49 Diperbarui: 22 Juli 2016   19:59 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denpasar-Puluhan juta anak Indonesiaa terlanggar haknya, kasus kekerasan terhadap anak sudah tak ada habisnya dan relatif bertambah. Sebab itu orang dewasa terutama orang  tua harus lebih sigap untuk ikut andil menghentikan atau memutus mata rantai kekerasan pada anak, dan kalimat demi kalimat serta terbata-bata diungkapkan ketua Umum Komnas Anak disetiap kesempatan untuk berjumpa dengan anak-anak serta orang tua dan pengambil keputusan di Negeri ini.

Arist Merdeka Sirait road show untuk mengumandangkan salam Lima Jari “Stop Kekerasan Pada Anak” dan saat berbahagia itupun ada di Pulau Seribu Pura  dalam acara penandatanganan Prasasti ENGELINE sebagai Icon untuk menghentikan kekerasan pada anak tepatnya 20 Juli 2016, Gong Perdamaian Desa Budaya Kertalangu Denpasar-Bali sebagai awal dan dengan tegas mengatakan akan berperang melawan kekerasan terhadap anak, pekikan Merdeka Sirait.

Dan dikesempatan yang sama selaku ketua pelaksana acara yang sangat bersejarah itu Ida Ayu Alit Rahmadewi dan menyerukan bahwa “kita semua orang dewasa harus bertekat memutus mata rantai kekerasan pada anak yang terjadi di rumah, di sekolah dan dimanapun mereka berada. Dan yang harus bertanggung jawab adalah orang tua. Bagaimana caranya memutuskan mata rantai kekerasan tersebut.? Mari kita mulai dari rumah dan beri mereka kenyamanan dirumahnya sendiri ungkap Dayu.

Dan sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan anak, Dayu Rahma telah membentuk relawan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak Indonesia (TRCPAI) serta telah dikukuhkan dan siap bergerak untuk memperjuangkan Hak-hak Anak Indonesia.Ks-Mk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun