Mohon tunggu...
Martha Loviana
Martha Loviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haii, saya Martha L. This is my profile. Come on, join my adventure!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Teknologi Hadapi Krisis Air: Solusi Cerdas Untuk Tantangan Global

13 September 2024   11:30 Diperbarui: 13 September 2024   11:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Krisis air telah menjadi masalah global yang mempengaruhi banyak negara, termasuk Indonesia. Meskipun bumi kaya akan air, kenyataannya, hanya sebagian kecil yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Dengan adanya ancaman krisis air, penting bagi masyarakat global untuk mencari solusi yang tepat guna menghadapi tantangan ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi terbaru untuk menangani kelangkaan air, mengelola sumber daya air, dan menyediakan air bersih bagi masyarakat.

Krisis Air di Indonesia dan Tantangannya

          Air menutupi 70% permukaan bumi, namun sebagian besar adalah air laut yang tidak bisa langsung dimanfaatkan. Selain itu, air yang berada di gletser, lapisan es, dan air tanah juga sulit diakses. Dengan jumlah air tawar yang terbatas, akses terhadap air bersih menjadi masalah utama di banyak negara. Di Indonesia, misalnya, masalah ketersediaan air bersih semakin terasa, terutama di wilayah-wilayah tertentu yang memiliki tantangan geografis dan infrastruktur yang buruk. 

          Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menyebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E-coli), yang berbahaya bagi kesehatan. Ini menunjukkan betapa pentingnya air bersih bagi kesehatan masyarakat. Sayangnya, menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, tingkat sanitasi aman di Indonesia pada tahun 2020 hanya mencapai 7%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara seperti Thailand (26%) dan India (46%). 

          Kondisi ini lebih memprihatinkan di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau oleh pipa air bersih, seperti kawasan pinggiran Jakarta. Di sana, mafia air memanfaatkan situasi dengan memotong pipa air perusahaan dan menyediakan akses air dengan biaya yang jauh lebih mahal. Ironisnya, masalah air tidak hanya dialami oleh masyarakat miskin, tetapi juga mereka yang tinggal di kawasan resmi. Drainase yang buruk menyebabkan banjir di daerah perkotaan, terutama saat curah hujan tinggi.

           Air hujan yang tergenang sering kali membawa polutan dan sampah, terutama di wilayah sungai yang sudah tercemar. Akibatnya, sungai tidak dapat lagi menampung air secara efektif, menyebabkan banjir yang lebih parah. Kualitas air yang semakin buruk dan tercemar memperburuk krisis air, sehingga air layak guna semakin sulit didapatkan.

          Selain itu, air tanah menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih, terutama di wilayah perkotaan. Diperkirakan, sekitar 80% kebutuhan air bersih di wilayah wilayah tersebut berasal dari air tanah. Namun, penggunaan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan muka tanah, atau yang dikenal sebagai land subsidence, yang menjadi ancaman serius di daerah pesisir, termasuk di Indonesia.  

Inovasi Teknologi untuk Mengatasi Krisis Air 

          Untuk mengatasi krisis air yang semakin meluas, berbagai inovasi teknologi telah dikembangkan di seluruh dunia. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang dalam menangani kelangkaan air, pencemaran, serta masalah infrastruktur air.

1. The Water Box   

          Salah satu inovasi menarik adalah The Water Box, yang diciptakan oleh aktor dan musisi Jaden Smith. Inovasi ini dirancang untuk membantu penduduk Flint, Amerika Serikat, yang airnya tercemar timbal sejak tahun 2014. The Water Box menggunakan teknologi filtrasi canggih dengan filter mikron dan filter UV untuk menghasilkan air bersih dengan cepat. Alat ini bersifat portabel dan fleksibel, sehingga dapat ditempatkan di berbagai lokasi. Dengan kapasitas menghasilkan 10 galon air per menit, alat ini sangat efektif dalam membantu masyarakat mendapatkan air bersih dengan mudah. 

2. Magic Water Harvester 

          Di Indonesia, mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan mesin penghasil air dari udara yang disebut Magic Water Harvester. Inovasi ini menggunakan prinsip pengembunan udara, di mana udara diembunkan dengan cara dikontakkan ke permukaan yang dingin hingga titik embun tercapai, sehingga air bisa diperoleh. Mesin ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi wilayah-wilayah di Indonesia yang sulit mendapatkan air bersih. Alat ini tidak hanya inovatif, tetapi juga ramah lingkungan dan dapat diandalkan di daerah yang kekurangan air.

3. Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pemanenan Air Hujan   

          Inovasi lain yang dapat diterapkan adalah kombinasi antara instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan pemanenan air hujan. Teknologi ini memungkinkan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga diproses ulang menjadi air yang layak digunakan kembali. Selain itu, teknologi ini juga memanfaatkan air hujan dengan membuat lubang-lubang resapan yang terhubung langsung ke sistem IPAL. Inovasi ini telah berhasil diterapkan di Chennai, India, dan terbukti mampu meningkatkan keberlanjutan pasokan air di daerah tersebut.

Tantangan Penerapan Teknologi di Indonesia 

          Meskipun berbagai teknologi telah dikembangkan, penerapannya di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah infrastruktur yang kurang memadai di banyak wilayah. Indonesia memiliki geografis yang sangat beragam, sehingga sulit untuk menerapkan solusi yang sama di seluruh wilayah. Selain itu, masalah anggaran juga menjadi hambatan besar. Banyak teknologi inovatif memerlukan biaya yang cukup besar, sementara banyak daerah di Indonesia yang masih terbatas dalam hal sumber daya keuangan. 

          Namun, inovasi teknologi tetap menjadi kunci penting dalam mengatasi krisis air di masa depan. Inovasi seperti The Water Box, Magic Water Harvester, dan kombinasi IPAL dengan pemanenan air hujan adalah contoh nyata dari bagaimana teknologi dapat memberikan solusi bagi masalah yang kompleks seperti krisis air. Meski demikian, solusi teknologi harus diiringi dengan upaya untuk meningkatkan manajemen sumber daya air yang lebih baik dan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. 

          Penerapan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik setiap wilayah. Misalnya, di wilayah yang sering mengalami banjir, peningkatan drainase dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) harus menjadi prioritas. Sementara itu, di daerah yang kekurangan air, teknologi pemanenan air hujan dan pengolahan air limbah dapat menjadi solusi yang lebih efektif. Dengan demikian, inovasi teknologi harus bersifat lokal dan spesifik terhadap permasalahan yang ada di masing-masing wilayah. 

Kesimpulan 

          Krisis air bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan mudah. Namun, dengan perkembangan teknologi dan inovasi, ada harapan untuk mengatasi tantangan ini. Inovasi seperti The Water Box, Magic Water Harvester, dan kombinasi teknologi pengolahan air limbah dengan pemanenan air hujan telah memberikan solusi nyata dalam menghadapi krisis air di berbagai belahan dunia. Untuk Indonesia, tantangan utamanya adalah memastikan bahwa teknologi tersebut dapat diterapkan secara efektif di lapangan, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sosial yang beragam. 

          Penerapan teknologi harus didukung oleh perbaikan tata kelola air yang lebih baik, terutama dalam hal infrastruktur dan kebijakan pengelolaan air. Dengan demikian, Indonesia dapat mengatasi krisis air dan menyediakan air bersih yang cukup bagi seluruh warganya di masa depan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun