Mohon tunggu...
Martha Carolina
Martha Carolina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Listening to music 🎵 + rebahan 😴

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Bahasa Inggris yang Menyenangkan Melalui Model Problem Based Learning Berbasis TPACK dan Permainan Simon Says

7 Desember 2022   21:08 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:59 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Selama ini kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan di dalam kelas cenderung lebih banyak menggunakan buku teks sebagai media ajar yang mana hal itu mengakibatkan pembelajaran di dalam kelas cenderung bersifat monoton. Maka dari itu penulis sebagai seorang guru, mencari alternatif solusi untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif. 

Tujuan yang ingin dicapai melalui praktik pembelajaran ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan speaking pada materi giving instruction with imperative sentence/mood di kelas 8 SMP Negeri 1 Pengabuan melalui penerapan model problem based learning dengan menggunakan metode permainan Simon says berbantuan media flash cards dan video.

SMP Negeri 1 Pengabuan sendiri berlokasi di Jln. Dharma Bakti, Kelurahan Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Sekolah ini berdiri secara resmi pada tanggal 10 Maret 1984. Pada saat ini jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada sebanyak 17 orang yang terdiri dari 9 orang guru ASN/PNS, 4 orang guru honor, 1 orang TU, 1 orang operator, 1 orang pengurus perpustakaan, dan 1 orang penjaga sekolah dengan jumlah peserta didik sebanyak 103 orang.

Kondisi yang melatar belakangi rendahnya kemampuan peserta didik dalam keterampilan speaking pada materi giving instruction with imperative sentence/mood adalah:

  • Peserta didik  kurang mampu memahami imperative sentence dalam bahasa Inggris.
  • Peserta didik kurang mampu membuat kalimat imperative untuk memberikan instruksi dalam bahasa Inggris.
  • Penguasaan kosa kata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh peserta didik masih sangat rendah.
  • Peserta didik kurang percaya diri, terlalu takut salah dalam mengucapkan kata bahasa Inggris.
  • Guru masih menggunakan metode ceramah yang membuat peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran giving instruction with imperative sentence/mood.
  • Model pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional.
  • Media pembelajaran yang kurang menarik  yang menyebabkan kurangnya efektivitas  serta  kualitas  dari  proses  pembelajaran

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Praktik ini penting untuk dibagikan karena penulis ingin berbagi pengalaman kepada guru-guru, terutama yang mengalami permasalahan serupa dalam pembelajaran sehingga melalui praktik pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi referensi yang sangat membantu untuk mengatasi permasalahan seputar pembelajaran di kelas melalui model pembelajaran yang tepat dan inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini. Praktik pembelajaran ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagaimana guru menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga pembelajaran students-centered (terpusat pada peserta didik) dapat tercapai. Serta diharapkan dapat memotivasi guru untuk bisa memberikan pelayanan terbaik untuk peserta didik yang dapat mengembangkan sumber daya dan prasarana bagi peserta didik sehingga peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang HOTS.

Sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa saya sebagai fasilitator memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk terus berusaha menciptakan kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu, sebagai motivator, saya bertanggung jawab untuk memotivasi atau memberikan semangat kepada peserta didik dengan memberikan apresiasi atas setiap pendapat, kemampuan, dan kemajuan belajar peserta didik.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

Pada kegiatan inti fase 1 orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang terlihat kurang aktif dan dan responsif untuk terlibat dalam kegiatan tanya jawab terutama terkait permasalahan yang disampaikan melalui video ataupun gambar/flash cards.

dokpri
dokpri
Pada kegiatan inti fase 2 mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyampaikan langkah-langkah pengerjaan tugas yang ada di LKPD, dimulai dari kegiatan membuat instruksi tulis terlebih dahulu melalui link google form sampai pada kegiatan indikator kuncinya yaitu melakukan interaksi transaksional lisan sangat pendek yang melibatkan tindakan memberikan instruksi melalui permainan Simon says.

dokpri
dokpri
Pada kegiatan inti fase 3 membimbing penyelidikan kelompok dan individu, ada kelompok yang membutuhkan waktu yang lama dalam berdiskusi sehingga berakibat pada kelompok lainnya dan ada peserta didik yang kurang aktif terlibat dalam diskusi kelompok.

Pada kegiatan inti fase IV mengembangkan dan menyajikan hasil karya, masih ada peserta didik yang sulit untuk memberikan instruksi lisan dalam Bahasa Inggris dengan pengucapan yang tepat.

dokpri
dokpri

Setelah mengidentifikasi tantangan-tantangan selama melakukan praktik pembelajaran tersebut, saya merasa kompetensi pedagogik dan profesional saya sebagai seorang guru harus lebih terarah dan perlu ditingkatkan lagi. Saya juga merasa perlu untuk mengembangkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dapat menarik minat dan lebih memotivasi peserta didik untuk belajar.

Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah peserta didik kelas VIII dan guru.

Setelah menguraikan tantangan-tantangan yang saya alami di atas, maka langkah-langkah yang sebaiknya saya lakukan adalah sebagai berikut:

  • Pada kegiatan inti fase I orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang kurang aktif dan responsif dalam kegiatan tanya jawab terutama terkait permasalahan yang disampaikan melalui video ataupun gambar/flash cards, langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mencoba mengulang pertanyaan dengan bahasa atau kata-kata yang lebih mudah dipahami, sehingga peserta didik mudah untuk merespon atau menjawab pertanyaan. Selain itu, dengan menayangkan kembali bagian inti pada videonya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan pada pembelajaran ini.
  • Pada kegiatan inti fase 2 mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyampaikan langkah-langkah pengerjaan tugas yang ada di LKPD, langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mengefisienkan kata-kata untuk instruksi pengerjaan tugas dengan lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
  • Pada kegiatan inti fase 3 membimbing penyelidikan kelompok dan individu, ada kelompok yang membutuhkan waktu yang lama dalam berdiskusi sehingga berakibat pada kelompok lainnya dan ada peserta didik yang kurang aktif terlibat dalam diskusi kelompok langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan membimbing peserta didik untuk berbagi tugas dalam mencari dan mengumpulkan informasi terkait pemecahan masalah atau pertanyaan yang ada.
  • Pada fase IV mengembangkan dan menyajikan hasil karya, masih ada peserta didik yang sulit untuk memberikan instruksi lisan dalam Bahasa Inggris dengan pengucapan yang tepat,  langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan membimbing peserta didik yang kesulitan memberikan instruksi lisan dalam Bahasa Inggris dengan pengucapan yang tepat melalui pemberian contoh pengucapan yang tepat.

Setelah melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran ini, maka didapat beberapa dampak, sebagai berikut :

  • Praktik pembelajaran dengan menggunakan media yang terintegrasi dengan teknologi terutama melalui tampilan video dan gambar sangat menarik perhatian peserta didik.
  • Penggunaan metode permainan Simon says dalam keterampilan speaking pada materi giving instruction memotivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Metode permainan ini juga membuat peserta didik lebih semangat dan bahagia selama pembelajaran.
  • Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran ini menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik serta memicu mereka untuk berpikir kritis dibandingkan dengan metode konvensional (ceramah) yang biasa dipakai. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
  • Memicu kerja sama yang baik antar peserta didik di dalam kelompok
  • Rekan sejawat juga memberikan respon bahwa secara keseluruhan, seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP.
  • Dosen dan guru pamong juga memberikan respon yang positif terkait keadaan peserta didik yang kooperatif dan bisa berkolaborasi dengan guru dan peserta didik lainnya secara baik.

Faktor keberhasilan praktik pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran, media pembelajaran, dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Adapun faktor lain adalah kondisi peserta didik yang kooperatif saat pembelajaran juga mempengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, keberhasilan praktik pembelajaran ini juga tidak terlepas dari dukungan orang tua peserta didik dan pihak sekolah.

Pembelajaran penting (lesson learned) yang dapat diambil dari praktik pembelajaran yang sudah saya terapkan ini adalah sebagai berikut:

  • Dengan menerapkan model, metode dan teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai
  • Pemanfaatan materi dan media pembelajaran yang menarik, inovatif berbasis TPACK membuat pembelajaran lebih efektif.
  • Memotivasi penulis untuk terus berupaya dan meningkatkan kemampuan diri dalam menciptakan suasana dan lingkungan pembelajaran yang menarik, kreatif, dan inovatif bagi peserta didik sehingga capaian pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun