Mohon tunggu...
MARTHA AYU SENTOSA
MARTHA AYU SENTOSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan juga kegiatan yang berhubungan dengan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Pendidikan Tinggi, Kurikulum di Indonesia

5 Juni 2024   13:33 Diperbarui: 5 Juni 2024   13:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pendidikan tinggi di Indonesia telah mencatat banyak nama peneliti hebat. Penelitian di bidang ekonomi-politik dan teknologi di Indonesia tidak kalah dengan peneliti di luar negeri. Karya mereka diterbitkan di berbagai jurnal internasional terkenal. Keterbatasan fasilitas dan sarana kampus memungkinkan mereka untuk menghasilkan karya mereka.

Pengamat, akademisi, komunitas peduli pendidikan, pakar, dan para peneliti secara umum mengakui bahwa tiga masalah utama dihadapi perguruan tinggi di Indonesia. Yang pertama adalah kualitas tenaga pengajar. Jumlah profesor dan doktor perguruan tinggi masih sangat kecil. Kedua, ruang gerak mahasiswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan keilmuan mereka terbatas karena beberapa kampus masih kekurangan sarana dan fasilitas belajar mengajar. Ketiga, tuntutan akademik dosen dan mahasiswa terlalu ketat. Mahasiswa yang tidak memiliki waktu cukup meningkatkan kemampuan mereka di luar kampus dan organisasi, sementara dosen tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk meneliti dan menulis karya ilmiah. Setiap organisasi pasti mengharapkan pendidikan yang baik. Setiap orang pasti akan memilih untuk menyekolahkan anaknya di institusi pendidikan berkualitas tinggi. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dengan institusi pendidikan lainnya, sekolah harus dapat memberikan pelayanan pelanggan yang baik dan berkualitas. Manajemen peningkatan kualitas pendidikan adalah solusi untuk mewujudkan mutu pendidikan/pendidikan bermutu.

Kata Kunci: Pendidikan, sistem pendidikan, problematika, manajemen pendidikan, mutu pendidikan

Pendidikan sering dianggap sebagai hal yang istimewa, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan. Jika melihat sejarah pendidikan Indonesia sejak dahulu hingga sekarang, setidaknya ada beberapa periode yang berbeda yang memiliki dinamika yang unik. Indonesia secara historis telah mengalami tiga era: orde lama, baru, dan reformasi. Setiap periode tersebut pasti memiliki dampak yang lebih besar pada bidang pendidikan. Pendidikan juga tidak bisa lepas dari politik; setiap kebijakan pendidikan dibuat sebagian besar dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan politik (Amelia, 2019).
Selain itu, pendidikan di Indonesia tidak memiliki landasan yang kukuh atau falsafah yang dapat diandalkan sebagai acuan. Seperti halnya, setiap kali ada pergeseran kekuasaan, sistem pendidikan juga mengalami perubahan.

Selain itu, pendidikan di Indonesia tidak memiliki landasan yang kukuh atau falsafah yang dapat diandalkan sebagai acuan. Seperti halnya, sistem pendidikan mengalami perubahan setiap kali ada pergantian kekuasaan, yang menyebabkan ketidakpastian terutama tentang cara pengimplementasiannya (Syaefudin, 2010). Sebaliknya, perubahan sistem tidak selalu menghasilkan hasil yang efektif, yang dirasakan oleh pelajar, pengajar, dan ekosistem pendidikan itu sendiri. Tema ini selalu menjadi perdebatan hangat tentang sistem pendidikan dan menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, guru, dan siswa. Adanya pro dan kontra tersebut dianggap sebagai akibat dari tidak kesepakatan para pemangku kebijakan di tubuh Kemendikbud dalam menciptakan sistem atau kurikulum yang sesuai.

Pendidikan tinggi di Indonesia cukup maju, meskipun masih ada beberapa kekurangan atau masalah yang dihadapi. Pendidikan tinggi di Indonesia saat ini memiliki masalah teknis karena sistemnya sering berubah. Oleh karena itu, sistem yang digunakan masih dianggap tidak mencapai kebutuhan atau tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, pendidikan di Indonesia masih cenderung menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan daripada merancang atau membangun sistem yang matang dengan mengedepankan proses (Sidi, 2003).

Terlepas dari faktor lain yang memengaruhinya, Indonesia sendiri memang belum dapat dikatakan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang baik. Dimulai dari sistem pendidikan yang cenderung birokratis dan terpusat pada kekuasaan politik, hingga masalah kurikulum dan tenaga pendidik, yang keduanya sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Jika diperhatikan, pendidikan di Indonesia sangat kompleks sehingga memiliki banyak konsekuensi, salah satunya berdampak pada kualitas pendidikan. Mengingat kerumitan masalah yang ada di Indonesia sendiri, sulit untuk menyelesaikan masalah seperti ini secara spontan. Salah satu faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah variabel di luar pendidikan seperti keadaan sosial, ekonomi, dan lokasi geografis. Dalam dunia Pendidikan, permasalahan yang perlu diperhatikan tidak lain ada problematika yang berasal dari hal fundamental seperti ekosistem Pendidikan yang berupa kurikulum, maupun dari tenaga pendidik yang tersedia.

Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme telah merusak sistem saat ini, sehingga faktor non-teknis juga berperan dalam munculnya masalah. Problem seperti ini juga mengejutkan karena para pelaku dalam praktik tersebut adalah anggota Pendidikan. Praktik seperti ini dapat secara bertahap merusak kualitas pendidikan di Indonesia. Selain sistem, kurikulum pendidikan tinggi modern tidak sesuai dengan dunia abad ini. Tidak cukupan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan disebabkan oleh kurangnya anggaran yang dinilai. Sistem, pendanaan , dan kurikulum mengalami masalah, dan jika ini dibiarkan terus menerus akan berdampak.

Dengan cara yang sama, pendidikan berkualitas merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Kualitas adalah bagian penting dari semua rencana organisasi, dan meningkatkan kualitas mungkin adalah tanggung jawab terbesar yang dihadapi organisasi mana pun. Banyak orang tidak setuju tentang definisi kualitas yang baik, meskipun penting.
Cara mengatur semua sumber daya pendidikan dikenal sebagai manajemen mutu, yang mengarahkan semua orang yang terlibat di dalamnya untuk melakukan tugas mereka dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan, sehingga hasilnya melebihi harapan "pelanggan pendidikan". Nabiah (2019)

Mutu pendidikan, merupakan salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting untuk membangun suatu negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa masa depan suatu negara terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas pada saat sekarang ini, pendidikan yang berkualitas hanya akan tumbuh jika terdapat lembaga pendidikan berkualitas. (Riniwati, 2016).

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di antaranya adalah Manajemen kurikulum yang mana seluruh proses kerja sama untuk mempercepat pencapaian tujuan pendidikan dengan titik berat pada usaha, mengajar, dan interaksi yang lebih baik. Namun, pemahaman tentang kurikulum dapat digunakan dalam arti luas atau sempit. Ada tiga jenis organisasi kurikulum yang berbeda:

1) Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), di mana materi pelajaran disajikan secara terpisah seolah-olah ada batasan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda;

2) Kurikulum berhubungan (correlated curriculum), di mana ada hubungan antara kurikulum satu dengan yang lain; dan

 3) Kurikulum terpadu (integrated curriculum). Menurut Mulyono, sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh.

            Pendidikan adalah cara terbaik untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Pemerintah telah memberikan perhatian yang lebih besar pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Dewasa ini, pendidikan dan informasi berkembang dengan sangat cepat. Institusi pendidikan harus dapat beradaptasi dan inovatif untuk menjadi yang terbaik.
Sebagai pendidik, kita semua harus menyadari bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Masing-masing dari kita diharuskan untuk terus meningkatkan kapasitas diri kita sendiri dengan meningkatkan kemampuan kreatif kita dan mengambil tindakan inovatif untuk memulai perubahan yang baik. Kurikulum dibuat dari pengalaman yang baik dan secara bertahap disesuaikan dengan masalah dan perubahan di dunia kita.
Dengan demikian, mutu pendidikan dapat menekan laju inflasi pendidikan, yang berarti bahwa pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja global.

Martha Ayu Sentosa-Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun