Oleh : Martha Adelia Sari, Khozainul Muna, Risma Lila Ramadhani
Kesetaraan gender adalah gagasan bahwa semua orang harus memiliki kesempatan, sumber daya, dan pengetahuan yang seimbang dan tidak di diskriminasi karena sifat kodrati mereka. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan di setiap aspek kehidupan manusia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa kesetaraan gender mencakup pengakuan terhadap keragaman dalam kelompok gender dan persamaan hak dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki. Ini tidak hanya tentang memberikan perlakuan yang sama, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan masing-masing gender saat pengambilan keputusan dilakukan.
Indonesia adalah negara dengan populasi yang padat, dengan sedikit perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Bahkan, perempuan sering lebih banyak dari laki-laki. Keadilan dan kemajuan bangsa bergantung pada kesetaraan gender. Jika perempuan di beri kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan, seluruh masyarakat akan dapat memaksimalkan potensinya. Bagaimanapun kesetaraan gender tidak mudah dicapai. Dibutuhkan kesadaran kolektif dan upaya yang dilakukan oleh semua bagian masyarakat.
Pemberdayaan perempuan adalah suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Perempuan dapat memperoleh status yang lebih tinggi hanya ketika mereka memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan mereka sendiri . Salah satu pendekatan penting untuk meningkatkan peran perempuan adalah pemberdayaan, yang memungkinkan mereka untuk menjadi lebih mandiri dan bekerja.
Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender sangat penting. Keterlibatan perempuan dalam sektor publik dan ekonomi meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kemakmuran ekonomi secara keseluruhan. Karena perempuan biasanya menjaga stabilitas ekonomi keluarga, pemberdayaan mereka dapat berdampak positif pada masyarakat secara keseluruhan.
Kesetaraan gender adalah bagian penting dari strategi pembangunan untuk memperdayakan masyarakat baik perempuan maupun laki-laki karena akan membantu negara berkembang, mengurangi kemiskinan, dan membangun pemerintahan yang efektif. Pemberdayaan masyarakat dalam kasus ini tidak hanya memberikan akses ke sumber daya atau kesempatan, tetapi memastikan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki kekuatan, suara, dan kesempatan yang setara untuk berkontribusi dan berkembang.
Sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat karena kesetaraan gender dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara kesuluruhan. Perempuan yang berdaya akan lebih mampu berkontribusi pada kemajuan ekonomi, sosial, dan politik, dan kesetaraan gender juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.
Kesetaraan gender mengarah pada perbaikan dalam praktik kerja, peningkatan tingkat pendidikan bagi perempuan, pengurangan kesenjangan upah dan partisipasi perempuan dalam struktur pengambilan keputusan di tingkat politik. Klaus Schwab, Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia membuat pernyataan tentang kesetaraan gender yang harus dipertimbangkan oleh para pemimpin negara dan organisasi:
"Kesenjangan gender yang rendah berkorelasi langsung dengan daya saing ekonomi yang tinggi. Perempuan dan anak perempuan harus diperlakukan sama jika suatu negara ingin tumbuh dan makmur. Kami masih membutuhkan revolusi kesetaraan gender yang sejati, tidak hanya untuk memobilisasi kumpulan besar talenta baik dari segi volume maupun kualitas, tetapi juga untuk menciptakan sistem nilai yang lebih welas asih di semua institusi kami"
Untuk mencapai kesetaraan gender, pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan individu harus bekerja sama. Pemerintah harus membuat kebijakan yang lebih inklusif, dan anggaran yang cukup untuk program pemberdayaan perempuan. Masyarakat juga harus mengubah kebiasaan yang diskriminatif. Setiap orang memiliki peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai kesetaraan gender, dan sektor swasta perlu menciptakan tempat kerja yang setara bagi laki-laki dan perempuan.
Masalah gender kini telah menjadi isu yang tidak lagi asing bagi masyarakat global, seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Berbagai negara di dunia telah mulai mengadopsi gerakan-gerakan yang mendukung hak-hak perempuan dan memperjuangkan kesetaraan gender, baik dalam ranah sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Gerakan ini juga telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat, termasuk di lingkungan akademik dan profesional. Di sekitar kita, kita dapat melihat banyak contoh yang menunjukkan perubahan positif dalam hal pemberdayaan perempuan, salah satunya terjadi di dunia perkuliahan. Contohnya, di Institut Agama Islam Negeri Kudus pada Program Studi Perbankan Syari'ah, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Rizqy Fitriana yang merupakan seorang perempuan, secara nyata memberikan emansipasi dengan membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kapasitas yang setara dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin. Tindakan ini tidak hanya menginspirasi rekan-rekan sejurusan, tetapi juga menjadi simbol bahwa kesetaraan gender dalam kepemimpinan bukanlah hal yang mustahil, melainkan sebuah kenyataan yang terus berkembang.