pembelajaran berdiferensiasi melalui pengembangan media storyline. Media ini dirancang untuk membantu mahasiswa dengan beragam gaya belajar dan kemampuan agar dapat mencapai pemahaman yang optimal. Dengan mengintegrasikan narasi interaktif dan kontekstual, media ini memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan individu mahasiswa.
Malang, 19 November 2024 - Dr. Tuti Mutia, M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang, menciptakan inovasi dalamDalam pembelajaran berdiferensiasi, Dr. Tuti menekankan bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi yang berbeda-beda, baik dari aspek kognitif, minat, maupun gaya belajar. Media storyline memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk memilih alur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. "Mahasiswa dapat memilih jalur cerita yang paling mendukung gaya belajar mereka, seperti eksplorasi berbasis visual, diskusi kelompok, atau analisis data," ujarnya.
Implementasi media storyline telah dilakukan dalam beberapa mata kuliah yang Dr. Tuti ampu. Salah satunya adalah mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran, di mana mahasiswa tidak hanya belajar menggunakan media ini, tetapi juga terlibat dalam pengembangan kontennya. Hasilnya, mahasiswa menunjukkan peningkatan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kolaborasi tim. Selain itu, evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan pemahaman materi hingga 35% dibandingkan metode ceramah tradisional.
Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan media storyline mengapresiasi pendekatan ini. Salah satu mahasiswa menyebutkan bahwa pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan mudah dipahami. "Saya merasa lebih termotivasi karena media ini memberi saya kebebasan untuk belajar sesuai kemampuan saya. Narasinya menarik dan membuat saya lebih paham konteks teori dalam praktik," ujar mahasiswa tersebut.
Dr. Tuti berharap pengembangan media storyline dapat menjadi inspirasi bagi pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. "Dengan memahami kebutuhan unik setiap individu, kita dapat menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif dan memberdayakan mahasiswa untuk mencapai potensi terbaik mereka," tutupnya. Inovasi ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H