Mohon tunggu...
Martha Abymanyu Ragil Atmaja
Martha Abymanyu Ragil Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

suka konten politik, dan kepedulian lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dr. Tuti Mutia, M.Pd., Kembangkan Media Storyline untuk Pembelajaran Berdiferensiasi

20 November 2024   09:09 Diperbarui: 20 November 2024   09:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang, 19 November 2024 - Dr. Tuti Mutia, M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang, menciptakan inovasi dalam pembelajaran berdiferensiasi melalui pengembangan media storyline. Media ini dirancang untuk membantu mahasiswa dengan beragam gaya belajar dan kemampuan agar dapat mencapai pemahaman yang optimal. Dengan mengintegrasikan narasi interaktif dan kontekstual, media ini memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan individu mahasiswa.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, Dr. Tuti menekankan bahwa setiap mahasiswa memiliki potensi yang berbeda-beda, baik dari aspek kognitif, minat, maupun gaya belajar. Media storyline memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk memilih alur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. "Mahasiswa dapat memilih jalur cerita yang paling mendukung gaya belajar mereka, seperti eksplorasi berbasis visual, diskusi kelompok, atau analisis data," ujarnya.

Implementasi media storyline telah dilakukan dalam beberapa mata kuliah yang Dr. Tuti ampu. Salah satunya adalah mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran, di mana mahasiswa tidak hanya belajar menggunakan media ini, tetapi juga terlibat dalam pengembangan kontennya. Hasilnya, mahasiswa menunjukkan peningkatan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kolaborasi tim. Selain itu, evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan pemahaman materi hingga 35% dibandingkan metode ceramah tradisional.

Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan media storyline mengapresiasi pendekatan ini. Salah satu mahasiswa menyebutkan bahwa pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan mudah dipahami. "Saya merasa lebih termotivasi karena media ini memberi saya kebebasan untuk belajar sesuai kemampuan saya. Narasinya menarik dan membuat saya lebih paham konteks teori dalam praktik," ujar mahasiswa tersebut.

Dr. Tuti berharap pengembangan media storyline dapat menjadi inspirasi bagi pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. "Dengan memahami kebutuhan unik setiap individu, kita dapat menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif dan memberdayakan mahasiswa untuk mencapai potensi terbaik mereka," tutupnya. Inovasi ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun