Mohon tunggu...
Martha Debby
Martha Debby Mohon Tunggu... Guru - Homeroom Teacher

Lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolb's Experiential Theory

10 Desember 2021   16:00 Diperbarui: 10 Desember 2021   16:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

David Kolb adalah seorang filsuf Amerika yang beraliran humanistik. Teori Pembelajaran Eksperiensial (Eksperiential Learning Theory) adalah model pembelajaran yang diperkenalkan Kolb.  Model pembelajaran ini menggambarkan sebuah siklus empat elemen, yaitu:

1. Concrete Experience -- CE (emotions)

Pengalaman konkret atau concrete experience di mana anak belajar melalui perasaan yang menekankan pengalaman konkret dan juga relasi dengan sesama.

2. Reflective Observation -- RO (watching)

Observasi Reflektif atau reflective observation di mana anak belajar melalui pengamatan yang penekanannya adalah mengamati sesuatu sebelum menilai serta menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif.

3. Abstract Conceptualization -- AC (thinking)

Konseptualisasi Abstrak atau abstract conceptualization di mana anak belajar melalui pemikiran yang berfokus pada analisa logis, pemahaman intelektual, dan lebih sistematis.

4. Active Experimentation -- AE (doing)

Eksperimentasi Aktif atau active experimentation di mana anak belajar melalui tindakan di mana mampu melaksanakan tugas serta berani mengambil resiko.

Ketika kita melihat model pembelajaran ini, ada dua pendekatan yang saling berkaitan, yaitu pengalaman kongkret (concrete experience) dan konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) serta observasi reflektif (reflective observation) dan eksperimentasi aktif (active experimentation).  Di dalam model ini juga ada empat gaya belajar sebagai berikut:

  • Convergen - Abstract Conceptualization (AC) dan Active Experimentation (AE)
  • Divergen - Concrete experience (CE) dan Reflective observation (RO)
  • Assimilation - Abstract conceptualization (AC) dan Reflective observation (RO)
  • Accommodation - Concrete experience (CE) dan Active experimentation (AE)

Convergen - Abstract conceptualization -- AC dan Active experimentation -- AE

Ciri anak yang dengan tipe belajar ini lebih mampu dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan menemukan solusi untuk pertanyaan dan masalah. Selain itu, si anak juga suka bereksperimen dengan ide-ide baru dan bekerja dalam aplikasi praktis.

Divergen - Concrete experience -- CE dan Reflective observation -- RO

Ciri anak yang dengan tipe belajar ini biasanya lebih sensitif, paling baik dalam melihat situasi kongkret, lebih menyukai isu budaya, dan mengumpulkan berbagai informasi serta menggunakan imaginasi untuk memecahkan masalah. Selain itu, anak dengan tipe belajar ini lebih suka bekerja dalam kelompok dan dapat berpikiran terbuka menerima umpan balik.

Assimilation - Abstract conceptualization (AC) dan Reflective observation (RO)

Ciri anak yang dengan tipe belajar ini menyukai ide serta konsep yang abstrak, membutuhkan penjelasan yang jelas dan baik, memahami informasi yang luas, dan mengaturnya dalam format yang jelas. Namun anak dengan tipe belajar ini kurang perhatian kepada orang lain karena cenderung lebih tertarik dengan hal yang lebih masuk akal.

Accommodation - Concrete experience (CE) dan Active experimentation (AE)

Ciri anak yang dengan tipe belajar ini cenderung bergantung pada intuisi daripada logika, menyukai pembuatan rencana, dan mau terlibat di dalam pengalaman yang menantang serta cenderung bertindak berdasarkan analisis logis. Namun, dalam pemecahan masalah, si anak lebih cenderung mengandalkan orang lain daripada analisis pribadi.

Lalu apa implikasi dalam pendidikan ketika mengetahui model pembelajaran Kolb ini? Teori pembelajaran ini dapat digunakan guru untuk mengevaluasi pembelajaran siswa dan juga untuk memberikan kesempatan belajar yang tepat. Akan tetapi, guru harus memastikan bahwa kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan siswa. Mengaplikasikan pembelajaran eksperiensial ini adalah siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama, komitmen dan tanggung jawab serta mampu menghadapi masalah yang sulit. Akan tetapi, model pembelajaran ini pun membutuhkan banyak persiapan dan peralatan serta relatif membutuhkan waktu yang panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun