Mohon tunggu...
Martha Debby
Martha Debby Mohon Tunggu... Guru - Homeroom Teacher

Lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Erik Erikson: 8 Tahap Perkembangan Psikososial

27 November 2021   08:15 Diperbarui: 27 November 2021   08:22 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di tahap ini, remaja  menjadi lebih mandiri dan mulai melihat masa depan dalam hal karir, hubungan, keluarga, dan sebagainya. Mereka juga mencari indentitas diri melalui eksplorasi nilai-nilai pribadi, keyakinan, dan tujuan hidup. Jika remaja melalui tahap ini dengan sehat maka identitas positif akan tercapai. Jika mereka gagal dalam membangun rasa identitas dalam masyarakat, maka itu akan menyebabkan kebingungan peran dan mereka tidak yakin akan dirti mereka sendiri atau tempat mereka dalam masyarakat.

6. Keintiman vs Isolasi (18 -- 40 tahun)

Tahapan ini merupakan tahapan sexual mutuality yang diwujudkan melalui komitmen dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Keberhasilan dalam tahapan ini dapat meghasilkan hubungan yang bahagia dan rasa komitmen, keamanan, dan perhatian dalam suatu hubungan. Sebaliknya, jika mengalami kegagalan pada tahap ini, maka muncul rasa keterasingan dan jarak dalam berinteraksi.

7. Generativitas vs Stagnasi (40 -- 65 tahun)

Pada tahap ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus pada karir dan keluarga. Generativitas adalah keadaan yang dialami oleh orang dewasa yang berhasil melakukan tugas dalam membina generasi selanjutnya. Jika berhasil, hal tersebut akan mengarah pada perasaan berguna dan pencapaian. Jika gagal dalam tahap ini, mereka akan menjadi mandek dan merasa tidak produktif.

8. Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Ini adalah masa perenungan. Perenungan akan pencapaian yang telah dibuat dan melihat integritas sebagai orang yang menjalani kehidupan yang baik. Seseorang akan melihat kembali kehidupan yang telah dijalani sebelumnya dan ada upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan. Jika dia merasa menyesal karena tidak mencapai tujuan hidupnya, maka akan muncul perasaan pahit, bersalah, dan putus asa. Hal ini akan menyebabkan depresi dan keputusasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun