Mohon tunggu...
Martha Debby
Martha Debby Mohon Tunggu... Guru - Homeroom Teacher

Lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bruner's Spiral Curriculum

6 November 2021   10:10 Diperbarui: 6 November 2021   10:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jerome Bruner adalah seorang psikolog kognitif yang menekankan pada teori bahavioristik sejak pertengahan abad 20. Menurut Bruner seorang pelajar bahkan dari usia muda mampu mempelajari materi apapun selama instruksi diatur dengan tepat dimana teorinya ini sangat kontras dengan teori Piaget.

Bruner mempunyai concern bagaimana pengetahuan diwakili dan diatur melalui berbagai mode berpikir (atau representasi). Dalam hal ini Bruner memberikan 3 (tiga) mode representasi tentang perkembangan kognitif anak. Tiga mode representasi itu adalah:

  1. Enactive representation (action-based) / Enaktif -- representasi berbasis tindakan.
  2. Iconic representation (image-based) / Ikonik -- representasi berbasis gambar.
  3. Symbolic representation (language-based) / Simbolik -- representasi berbasis bahasa.

Menurut Bruner, mode representasi ini  adalah cara di mana informasi atau pengetahuan disimpan dan dikodekan dalam memori.

  1. Enactive representation (action-based) / Enaktif -- representasi berbasis tindakan (0-1 tahun).

Dalam tahap ini pengetahuan dilakukan secara aktif dengan melakukan sesuatu. Di dalam tahapan ini anak belajar sambal melakukan atau dengan yang biasa kita kenal dengan learning by doing. Ini melibatkan pengkodean informasi berbasis tindakan fisik dan menyimpannya dalam memori anak.

Dalam konteks saat ini, konteks pembelajaran daring, guru dapat memberikan pengajaran dengan memberikan video dan aplikasi-aplikasi online sebagai alternatif pengalaman langsung.

      2. Iconic representation (image-based) / Ikonik -- representasi berbasis gambar (1-6 tahun)

Di dalam tahapan ini, informasi disimpan sebagai gambar sensorik (ikon) dalam bentuk visual. Jadi anak melakukan suatu observasi terhadap sesuatu realitas melalui tulisan atau gambar, jadi tidak dialami secara langsung.

     3. Symbolic representation (language-based) / Simbolik -- representasi berbasis bahasa (7 tahun ke atas)

Di dalam tahapan terakhir ini, informasi disimpan dalam bentuk kode atau simbol abstrak, yaitu simbol-simbol arbiter yang digunakan. Pada tahap simbolik ini, pengetahuan disimpan sebagai kata-kata, simbol matematika, atau dalam sistem simbol lain, seperti musik.

Bruner melalui konsep kurikulum spiralnya menyatakan bahwa setiap informasi yang terstruktur hingga ide-ide kompleks dapat diajarkan pada tingkat yang sederhana terlebih dahulu yang kemudian dipelajari kembali pada tingkat yang lebih kompleks. Jadi setiap pelajaran diajarkan pada tingkat kesulitan yang bertahap (spiral) dengan tujuan si anak akan mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Selain itu, Bruner juga mengusulkan setiap anak untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dan itu adalah cara paling efektif di dalam pembelajaran anak dibandingkan ketika proses belajar itu hanya diberitahukan oleh guru. Jadi anak dituntut untuk terlibat secara aktif di dalam pembelajarannya dan konsep ini menyatakan bahwa siswa membangun membangun pengetahuan mereka sendiri yang juga dikenal dengan pendekatan pembelajaran konstruktif.

Namun, di dalam pengaplikasiannya, discovery learning ini juga ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah sistem pembelajaran ini menimbulkan keingintahuan siswa, meningkatkan penalaran siswa dalam berpikir, melatih keterampilan kognitif dalam memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, dan pengetahuan yang didapat juga lebih lama dan mudah untuk diingat oleh anak. Sedangkan kekurangan dari discovery learning ini adalah belum tentu dapat diaplikasikan jika kondisi dan sistem pembelajaran tidak mendukung, menuntut siswa untuk memiliki kesiapan dan kematangan mental, dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun