Teori Bloom ini membahas tentang deskripsi kemampuan manusia yang mencakup pengetahuan, perasaan, dan kemampuan gerak yang diasah melalui proses pembelajaran. Tiap kemampuan ini dibagi lagi menjadi tahapan-tahapan yang masing-masing tahapan harus dilewati di dalam proses pembelajaran.Â
Tujuan dari deskripsi ini adalah agar para pendidik dan juga peserta didik dimampukan untuk melihat dan menilai hasil dan tingkatan pembelajaran yang sudah, sedang, dan akan dicapai.
Tahapan-tahapan dari tiap kemampuan ini dibuat dalam bentuk rangkaian pencapaian mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Tahapan-tahapan ini juga dirancang dengan mengambil bentuk hirarki untuk menunjukkan kemampuan paling rendah hingga kemampuan paling tinggi yang dicapai dalam pembelajaran.
Dalam bidang kemampuan kognitif , ada 6 tingkatan pencapaian mulai dari yang paling rendah hingga tertinggi, yaitu
- Pengetahuan
- Pemahaman
- Penerapan/Aplikasi
- Penguraian/Analisis
- Penggabungan/Sintesis
- Penilaian/Evaluasi
Kemudian, model teori ini direvisi menjadi sebagai berikut:
- Mengingat
- Memahami
- Mengaplikasikan
- Menganalisis
- Mengavaluasi
- Mencipta
Dalam bidang kemampuan afeksi (Affective Domain), pencapaian yang diminta mulai dari yang terendah hingga tertinggi, yaitu
- Receiving/menerima
- Responding/menanggapi
- Valuing/menilai
- Organizing/mengelola
- Characterizing/menyikapi
Sedangkan dalam bidang kemampuan psikomotor (Psychomotor Domain), pencapaian yang dituju adalah sebagai berikut mulai dari yang terendah hingga yg tertinggi, yaitu
- Imitation/meniru
- Manipulation/merekayasa
- Precision/ketepatan
- Articulation/menyampaikan
- Naturalisation/pembiasaan
Kelebihan dari teori Bloom ini kita dapat melihat dan menilai dengan jelas tahap-tahap perkembangan kemampuan yang harus dicapai dalam pembelajaran dimana penekanannya melalui pembelajaran yang aktif untuk mencapai ketuntasan dalam tiap tahapan.
Sedangkan kekurangannya adalah teori Bloom ini terlalu menekankan kemampuan kognitif dan itupun sangat tertuju pada pencapaian High Order Thinking (HOT) sehingga terkesan mengabaikan Low Order Thinking Skil (LOT).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H