Mohon tunggu...
Marten Sakaria
Marten Sakaria Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger at www.martensakaria.my.id

خير الناس أنفعهم للناس

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AYAH LUPA

7 November 2021   17:53 Diperbarui: 19 Desember 2021   20:43 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu buku menarik dari Dale Carnegie. Judul buku itu adalah How to Win Friends & Influence People. Saya belum lama belinya dan bacanya belum selesai. Pada bagian satu isi dari buku ini Carnegie menjelaskan teknik dasar dalam menghadapi orang.

Pada bagian ini Carnegie menjelaskan jurus pertama cara menghadapi orang adalah JANGAN SOK!. SOK ini adalah singkatan dari Salahkan, Omeli dan Kritik. Pada catatan ini saya tidak akan membahas lebih jauh tentang jurus-jurus menghadapi orang tadi.

Saya hanya tertarik ingin menulis ulang artikel yang Carnegie jadikan contoh pada bagian tersebut. Judul artikelnya adalah Fathers Forget atau Ayah Lupa karya W. Livingston Larned.

Berikut kutipannya :

FATHER FORGETS (AYAH LUPA)

W. Livingston Larned

Dengar, Nak: Ayah mengatakan ini saat kau berbaring tidur, satu telapak kecil meringkuk di bawah pipimu dan ikal pirang merekat basah di dahimu yang berkeringat. Ayah diam-diam menyelinap masuk sendirian ke kamarmu. Beberapa menit lalu, saat Ayah duduk membaca koran di ruang baca, gelombang penyesalan yang menyesakkan menerpa Ayah. Dengan perasaan bersalah Ayah datang ke samping tempat tidurmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak: Ayah marah padamu. Ayah menegurmu saat kau bersiap-siap ke sekolah karena kau hanya membasuh wajah dengan handuk. Ayah menegurmu karena kau tidak membersihkan sepatu. Ayah berteriak marah ketika kau melempar beberapa barang ke lantai.

Saat sarapan Ayah juga menemukan kesalahan. Kau menumpahkan sarapan. Kau tergesa-gesa menelan makanan. Kau meletakkan siku di meja. Kau terlalu tebal mengoles mentega di roti. Dan ketika kau beranjak untuk main dan Ayah akan berangkat mengejar kereta, kau berpaling, melambaikan tangan, dan berseru, "Dadah, Ayah!" dan Ayah mengernyitkan dahi, menjawab, "Tegakkan tubuhmu!"

Lalu semuanya dimulai lagi pada sore hari. Di dekat rumah, Ayah melihatmu, berlutut, bermain gundu. Ada lubang di kaus kaki panjangmu. Ayah menghinamu di depan teman-temanmu dengan mendesakmu berjalan di depan Ayah memasuki rumah. Kaus kaki itu mahal-dan kalau kau harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, dari seorang ayah!

Kau ingat tadi, ketika Ayah sedang membaca di ruang baca, bagaimana kau masuk dengan takut takut, dengan sorot mata terluka? Ketika Ayah menoleh dari koran, tak sabar menghadapi gangguanmu, kau berhenti di pintu. "Mau apa?" bentakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun