Di zaman serba digital saat ini, sering disebut juga zamannya gen-z, kafe menjelma sebagai salah satu tempat populer di kalangan masyarakat, tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati makanan dan minuman, tetapi juga sebagai ruang sosial untuk berkumpul dan bersantai (Abdusshomad, 2021; Widiyaningsih, 2022).
Bagi sebagaian orang, kafe adalah pilihan utama sebagai tempat untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar bermain game online. Kafe telah mengambil nilai simbolis, mewakili eksistensi diri dan pilihan gaya hidup bagi kaum muda (Fauzi et al., 2017).
Perubahan persepsi terhadap kafe ini mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam budaya konsumen, di mana tindakan "nongkrong / hangout" di kafe telah menjadi cara untuk mendefinisikan diri dan menetapkan gaya hidup tertentu (Abdusshomad, 2021; Fauzi et al., 2017).
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi niat pengunjung untuk kembali ke kafe tersebut sangat penting untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Elemen kunci termasuk persepsi harga, kualitas produk, kualitas layanan, dan kenyamanan lingkungan kafe secara keseluruhan.
Harga
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjungi kembali sebuah kafe adalah harga. Dalam penelitiannya, Krisna (2002) menyatakan bahwa harga berkontribusi sebesar 32,7% terhadap pengaruh pada keputusan pembelian konsumen. Jika harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan, maka konsumen cenderung akan merasa puas dan kembali lagi.
Hal ini sejalan dengan teori psikologis yang menyatakan bahwa persepsi harga berperan penting dalam reaksi konsumen terhadap suatu produk (Analisa Pengaruh Dining Experience Terhadap Minat Kunjung Kembali di Lagoom Eatery Modernland:2024).
Selain itu, kualitas produk juga merupakan aspek krusial lainnya dalam industri kafe. Kualitas makanan dan minuman yang tinggi tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga membangun loyalitas (Wibisono & Widjaja, 2017; Intan et al., 2024).
Kualitas produk memiliki pengaruh signifikan terhadap minat kunjung ulang, di mana konsumen lebih cenderung kembali jika mereka merasa puas dengan pengalaman kuliner yang mereka dapatkan Studi menunjukkan bahwa kualitas produk berdampak positif terhadap niat pembelian ulang, di mana konsumen lebih cenderung kembali jika mereka puas dengan pengalaman kuliner mereka (Purnawarman et al., 2022).