Mohon tunggu...
martazefania
martazefania Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi nonton film dan baca buku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Medsos: Hiburan atau Beban untuk Mental?

19 Desember 2024   06:27 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:38 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Bagaimana kalau yang kamu cari hiburan, tapi yang kamu dapatkan justru adalah sebuah tekanan?

   Pada era digital saat ini, gadget dan media sosial telah menjadi bagian dalam hidup kita saat ini bagi generasi muda. Dengan perkembangan teknologi jaman sekarang, smartphone serta alat digital lainnya kini berfungsi sebagai sarana utama untuk berkomunikasi, memperoleh ilmu, dan menikmati hiburan. Media sosial, seperti Instagram, Tiktok, dan Twitter, menyediakan wadah bagi kita untuk mengekspresikan diri, berbagi pengalaman serta menjalin hubungan dengan orang baru dari berbagai belahan dunia. Tetapi, meskipun memberi banyak keuntungan dan kemudahan, para pengguna media sosial dan platform digital yang digunakan secara berlebihan juga memunculkan berbagai permasalahan, terutama berkaitan dengan Kesehatan mental pada generasi muda. Kecanduan yang ditimbulkan seringkali mempengaruhi pola pikir dan sudut pandang seseorang.

  Media sosial kini menawarkan berbagai fitur yang dirancang dengan menarik dan menciptakan interaksi yang seru. Contohnya, Instagram dapat menjadi tempat untuk berbagi foto dan video dengan filter yang estetik, sementara Tiktok mendorong kreativitas lewat video pendek yang menarik perhatian dan mudah untuk viral. Di sisi lain, Twitter mempermudah penggunanya untuk menyampaikan berita, opini dengan mudah dan cepat serta kita juga dapat berbagi cerita melalui Twitter. Kemudahan tersebut membuat generasi muda semakin dekat dengan kehidupan digital, yang tidak hanya mempengaruhi cara berkomunikasi tetapi bagaimana seseorang melihat dunia luar. Di balik itu semua, ada tekanan sosial yang muncul seperti keinginan untuk disukai banyak orang melalui “likes” atau komentar yang positif serta seringkali menjadi beban mental tanpa disadari.

   Selain itu, media sosial dapat berdampak negatif bagi Kesehatan mental dan emosional penggunanya. Tekanan untuk selalu terlihat sempurna di media sosial dan mendapatkan validasi dari komentar atau “likes” positif bisa memicu rasa cemas atau menjadi kurang percaya diri. Membandingkan hidup, dimana pengguna merasa hidup mereka kurang menarik dibandingkan orang lain merasa orang lain lebih sempurna daripada diri kita sendiri sehingga membuat seseorang merasa tidak cukup baik. Padahal, yang ditampilkan dalam media sosial tidak semuanya sempurna dan baik, di media sosial merupakan sedbagian kecil dari kenyataan didalamnya.

   Dapat kita lihat lebih jauh lagi, pengguna media sosial yang berlebihan juga dapat meciptakan rasa emosional seperti kesepian. Banyak pengguna justru menjadi tersiolasi dan menyendiri karena lebih focus pada interaksi virtual daripada hubungan nyata. Jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial yang seharusnya mempermudah hidup dan sebagai hiburan untuk kita malah menjadi sumber stress dan tekanan yang tidak sehat untuk hidup kita.

   Sebelum memberikan tips, perlu diingat bahwa media sosial seharusnya digunakan untuk hiburan dan membantu kehidupan kita, bukan untuk menambah beban mental. Melalui pendekatan yang tepat, kita bisa menikmati manfaat media sosial tanpa terpengaruh dengan dampak negatifnya. Berikut merupakan beberapa tips untuk mengelola penggunaan media sosial agar tetap menghibur dan tidak menganggu kesehatan mental :

  • Membatasi waktu penggunaan

Tentukan waktu tertentu untuk bermain media sosial agar tidak menggangu aktivitas lain dan menghindari penggunaan secara berlebihan agar tidak membuat kecanduan dan menjadi memisahkan diri dengan kehidupan sosial

  • Hindari Perbandingan

Jangan bandingkan hidup anda dengan orang lain di media sosial, karena apa yang terlihat di media sosial semuanya belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada di kehidupan nyata

  • Mengambil jeda dalam bermedia sosial

Cobalah untuk melakukan pembatasan dalam bermedia sosial dengan beristirahat sejenak dari media sosial untuk menyegarkan pikiran dan menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan mengurangi beban mental

  • Fokus pada konten yang membuat Bahagia

Filter konten yang negatif dan mengurangi stress dan pilihlah konten memberi kebahagiaan bukan malah sebaliknya yang memberika tekanan dan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita.

 

  Media sosial memang bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk kita jika digunakan sebijak mungkin untuk berkomunikasi dan belajar. Namun, jika tidak hati-hati, bida berdampak negatif pada kesehatan mental kita. Tekanan untuk selalu terlihat sempurna atau mendapatkan perhatian dapat membuat kita merasa cemas atau tidak cukup baik lagi. Karena itu, penting bagi kita untuk lebih sadar dalam menggunakan media sosial dan menjaga keseimbangan kehidupan antara dunia online atau virtual dan kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun