Mohon tunggu...
Marta Tri wulandari
Marta Tri wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku suka menonton anime,film,drakor dan banyak lagi. Aku seseorang yang tidak mau berkenalan dengan orang dulu karena aku orangnya pemalu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pemikiran Syiah Asal Usul, Perkembangan, dan Pengaruhnya dalam Islam

7 Oktober 2024   01:37 Diperbarui: 7 Oktober 2024   01:37 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara bahasa Syiah adalah pengikut atau pendukung. Nama Syiah berasal dari bahasa arab Syīʿatu ʿAlī  yang kerap disebut dengan  para pengikut Ali . Aliran Syiah menyakini bahwa yang berhak menjadi pemimpin setelah Rasullulah SAW wafat adalah ahlul bait  yang dapat menggantikan posisi Nabi yaitu Ali bin Abi Thalib.

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang Aliran Syiah, kamu dapat membacanya dibawah ini.

Syiah berkeyakinan bahwa Ali adalah khalifah yang dipilih Nabi Muhammad. Ia adalah orang yang paling utama ( afdhal) di antara para sahabat Nabi. Aliran Syiah, sejak menjadi pengikut Ali sesudah peristiwa perang jamal dan shiffin, terpecah menjadi 4 golongan:

1.) Syiah yang mengikuti Sayyidina Ali, mereka mempunyai rasa cinta dan sangat memuliakan para sahabat Nabi saw. Mereka sadar akan sudah memerangi saudara mereka sendiri.

2.) Mereka yang mempercayai bahwa Sayyidina Ali yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan para sahabat yang lain, yang disebut dengan tafdhiliyah .

3.)  Kelompok yang berpendapat bahwa semua sahabat Nabi adalah kafir dan berdosa besar. Para pengikut Abdullah bin Saba' yang disebut dengan (saba'iyah).

4.) Kelompok ghulat, yaitu mereka yang paling sesat, paling bid'ah di anara 4 kelompok di atas. Mereka berpendapat bahwa Allah telah termasuk pada diri Nabi Isa.


Sejarah Awal Kemunculan Syiah

Banyak pendapat dari berbagai penulis sejarah islam. Bahwa Syiah muncul setelah Nabi wafat mereka berfikir bahwa yang pantas menggantikan posisi sebagai pemimpin adalah Sayyidina Ali. Masa kekhalifaan yang berhak hanya ahlul bait saja, tidak untuk kaum Quraisy lainnya. Setelah Rasullulah wafat kaum muslimin berselisih dan terpecah menjadi 2 golongan, Jama'iyah dan Syiah.

Akar permasalahan dari perselisihan tersebut adalah siapa yang paling layak memimpin umat dan negara. Sebab Rasullulah semasa hidup tidak menentukan bahwa siapa yang akan menggantikan beliau. Setelah Rasullulah di makamkan kaum Anshar berkumpul di Bani Sa'idah, lalu mereka berpendapat bahwa kaum Ansharlah yang pantas menggantikan nabi dan menunjuk Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin. 

Umar mengajak Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah untuk berangkat ke pertemuan kaum Anshar di Bani Sa'idah. Di hadapan kaum Anshar Abu Bakar berpidato tentang keistimewaan kaum Anshar dan kaum Muhajirin, di antaranya bangsa Arab tidak akan tunduk kecuali kepada kaum Muhajirin, di dalam al-Qur’an  Allah telah mendahulukan kaum muhajirin daripada kaum Anshar. Setelah berdebat mana yang lebih berhak memimpin, selanjutnya diadakan pemilu dan kedua belah pihak tersebut memilih Abu Bakar menjadi pemimpin mereka. Dengan demikian hilanglah perselisihan tentang mana yang lebih berhak dan umat Islam kembali bersatu. 

Kemudian masalah baru muncul ketika Ali tidak hadir dalam sidang pembaiatan Abu Bakar, dan setelah itu terlihat ketidakpuasan dari pihak Ali. Pengikut Ali, Abu Bakar, dan Umar kemudian merebut kekuasaan dari Ali untuk menjadi khalifah. Muncul pendapat bahwa hak memegang khalifah seharusnya ada pada keluarga Nabi, dan Ali dianggap paling pantas karena hubungannya sebagai menantu Rasul, prestasinya dalam jihad, pengetahuannya yang luas, dan kedudukan keluarganya yang terhormat di kalangan Arab. Meskipun demikian, Ali akhirnya membaiat Abu Bakar setelah beberapa waktu. Setelah wafatnya Abu Bakar, kepemimpinan khalifah dipegang oleh Umar bin Khatab yang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya.

Perkembangan Syiah di Indonesia

Menurut Jalaluddin Rahmat perkembangan Syiah menjadi 4 gelombang, 

Yang pertama kedatangan Syiah di Indonesia mulai dari masuknya islam di Indonesia yaitu melalui para penyebar islam yang tinggal di Gujarat. Awal kedatangan Syiah di Aceh, penyebaran Syiah tidak banyak mengalami benturan dengan golongan lain. Karena pola dakwah yang Syiah lakukan menggunakan prinsip taqiyah untuk menghindari tekanan dari pihak penguasa. 

Yang kedua Syiah masuk ke Indonesia setelah revolusi Islam di Iran pada 1979. Ketika orang Syiah mendadak punya negara. Sejak kemenangan Syiah pada Revolusi Iran, muncul simpati yang besar di kalangan aktivis muda Islam di berbagai kota terhadap Syiah.

Yang ketiga didorong oleh para Habib (keturunan arab/ Nabi) atau orang-orang Syiah yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Qum, Iran. Karena pemahaman Syiah sudah masuk ke ranah fikih dan mulai tumbuh benih konflik secara terbuka.Pada era Reformasi sebagai era keterbukaan, membawa perubahan besar pada prinsip dakwah golongan Syiah. Syiah tidak lagi mendakwah dengan menggunakan doktrin taqiyah.

Yang keempat golongan Syiah membentuk komunitasnya sendiri yaitu, IJABI ( ikatan jemaah ahlul bait) yang berdiri pada 1 juli 2000. Secara terbuka keberadaan Syiah semakin diakui oleh masyarakat Indonesia.

Pengaruh golongan Syiah dalam Islam

Pengaruh Syiah ada 2 positif dan negatif :

1.) Pengaruh positif : banyak ulama Syiah yang berkontribusi besar dalam ranah ilmu pengetahuan terutama di bidang filsafat,teologi,dan hukum islam. Tidak hanya itu banyak dinasti-dinasti dan kerajaan besar yang di pengaruhi syiah seperti dinasti fatimiyah Mesir,safawiyah Iran dan buyid Persia yang berkontribusi dalam seni,arsitektur dan ilmu pengetahuan tidak bisa di lupakan.

2.) Pengaruh negatif : 

a.) Perpecahan umat yang disebabkan perbedaan pandangan yang mendalam dan saling menyalahkan antar umat.

b.) Banyaknya kelompok-kelompok radikalisme yang mengatasnamakan syiah sehingga membuat stigma buruk tentang agama islam.

c.) Perbedaan ajaran islam yang dianggap sudah mlenceng oleh sebagian besar ulama dari syariat-syariat islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun