Membaca berita belakangan ini yang ramai di media dan sosmed , Saudari Afi dengan artikel yang sedikit nakal [ berani keluar pakem dari anak seusianya , dalam artian yang positif ] , Tulisan yang sangat sangat menyentuh dan seperti pendobrak tatakrama palsu , tatakrama adat timur , bangsa yang beradab , yang semuanya itu hanya ada di buku pelajaran ,berbalik dengan kenyataan , tengok saja beberapa kejadian beberapa waktu lalu atau yang sedang terjadi saat ini , seperti munculnya gangster , bom di kampung melayu , seperti itukah gambaran adat timur atau bangsa yang beradab ? Seorang belia dengan hati menuliskan kegalauan dengan apa yang terjadi dengan bangsanya , dengan caranya memberontak kepalsuan yang sudah mendarah daging , seperti menampar politikus politikus yang bergelar professor , doktor , tapi tanpa nalar kecuali uang dan kekuasaan ..gelar berjajar tapi fikirannya semakin sempit , tulisan sederhana yang megoyakkan kemapanan segelintir orang yang suka memanipulasi penganutnyaa dengan janji janji sorga , tulisan dengan judul warisan telah menyebar bak virus , virus yang menyembuhkan juga virus yang mematikan , mematikan karena merasa di kangkangi dengan tulisan bocah yang masih sekolah sma , belum sarjana , professor atau gelar lainnya , anak sma , bayangin anak sma di kampung lagi berfikir kritis dengan tulisan nya yang mendobrak yang di fikirkannya hanya untuk kebaikkan bangsanya karena merasa jengah melihat tingkah polah politikus politikus yang tak bermoral. Salut buat Saudari Afi terus lah berkarya untuk kebaikkan dan kemajuan bangsa .
Di atas pembukaan tentang Afi yang tulisan nya jauh ke depan di banding usianya yang justeru berbanding terbalik dengan Amien rais , yang muda open minded yang tua yang seharusnya lebih bijaksana dalam bersikap dan bertutur kata , malah menunujkkan kesempitannya dalam berfikir , kata dan sikap tidak sejalan , tidak ada jiwa pemimpin , seorang pemimpin tidk perlu gelar berderet dan sekolah di luar negeri , seorang pemimpin adalah yang berani bertanggung jawab dengan apa yang di ucapkan , bukan bermaksud menggurui tapi berkacalah adakah ucapan dan tindakan sejalan , bagaimana menjadi pemimpin jika ucapannya kemana dan tindakkannya kemana , yang mana yang akan di ikuti , itu sama saja memecah belah karena ada pengikut yang menurut dengan ucapannya dan ada pengikut yang meneladani dengan tindakkannya , Â manusia menjadi tua pasti menjadi bijak pilihan , pintar bukan berarti bijak tapi orang bijak pasti pintar ,Â
Saya sertakan juga link tulisan afi
https://hype.idntimes.com/viral/amanda-14/tulisan-afi-nihaya-ini-bikin-merinding-c1c2
Afi yang berikiran terbuka dengan tulisannya dan amin yang berfikiran sempit seperti ucapannya , gak tahu bangsa ini mau di arahkn kemana sama Amien , reformasi , berhasilkah ?politisi gagal , dan dari segi mana omongannya bisa di ikuti ,Â
https://m.tempo.co/read/news/2014/09/29/078610559/nazar-amien-rais-berjalan-kaki-ke-jakarta-ditagih
Apa masih bisa di percaya ?Â
Manusia itu yang di pegang [ percaya ] kata katanya , kalau kata katanya nya saja gak bisa di pegang [ percaya ] terus apalagi yang mau di pegang [ percaya ]
Pahlawan di hargai dengan apa yang sudah di perbuat bukan dengan kata katanya , pemimpin memberi contoh dengan sikap kalau dengan kata kata itu buka pemimpin tapi motivator atau pendongeng .
penutup , banyak baca , perbanyak referensi jadi wawasan terbuka tidak sempit , semua manusia merasa paling benar jadi hormati manusia satu dengan yang lainnya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H