Mohon tunggu...
mbah bejo m
mbah bejo m Mohon Tunggu... Indigo -

terbuka , selalu belajar dan belajar , suka bergaul ....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Debat kandidat , perlukah datang ?

3 April 2017   22:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pro kontra mengenai acara debat kandidat , yang mestinya tayang live minggu [ 2 /4 , 2017 ] kemarin , urung terjadi karena salah satu paslon membatalkan kehadirannya. Apapun alasannya , kita harus menghormati keputusan paslon tersebut.

Pilkada kali ini seperti gadis seksi yang selalu ada dan menarik untuk di bicarakan , Di lihat us apa dari sudut pandang mana saja , selalu ada bahan untuk di bahas , terus apa hubungannya dengan perlu datang ata tidak dalam acara tersebut , Ada yang mendukung ketidak hadirannya dan ada juga yang menyayangkannya , Ada beberapa alasan , Anies - sandi tidak perlu datang , saya sebagai orang awam menjadi bertanya , ada apa sihhh , dan banyak media pun sudah menjelaskan alasan ketidak hadirannya .

Adapun alasan versi media yang yang di dapat dari pihak kandidat no 3 :

1. Mereka minta format debat di rubah ,  menurut Naufal, pihaknya telah meminta agar ada pembatasan undangan bagi nonpendukung pasangan calon. Sebab, ia menilai acara debat semestinya fokus pada adu gagasan, bukan adu sorak antarpendukung. https://pilkada.tempo.co/read/news/2017/04/03/348861970/2-alasan-anies-sandi-absen-di-acara-debat-di-rosi-kompas-tv

2. Indepedensi media penyelenggara debat di ragukan , karena di identifikasi kompas tv lebih berat ke kandidat lainnya 

Sekarang dari sisi awam seperti saya :

1. tidak punya data yang kongkrit dan valid sebagai pendukung progaram programnya atau untuk menyerang program kandidat no 2.

2. berkaca dari acara debat sebelumnya ,

3. program yang di tawarkan tidak membumi masih di awang awang alias masih teori atau 

4. tidak punya program original untuk di adu dengan program kandidat no 2 yang sudah berjalan .

Yang pasti saya melihat , seperti pada acara debat sebelumnya , rasanya kandidat no 3 ada rasa ketakutan program yang mereka usung akan di telanjangi di depan publik sebelum pemungutan suara berlangsung, beralasan juga sihhh , kenapa , kalau itu terjadi , itu akan membuat suara yang akan mereka harapkan akan turun , tapi gak apalah itu hak mereka kok , 

Secara akademis kandidat no 3 orang orang pintar , yang satu di bidang pendidikkan dan yang satu di bidang bisnis/usaha , berbeda dengan kandidat no 2 yang lulusan Universitas lokal , di sini , kepintaran saja ternyata tidak cukup untuk menjadi pemimpin , pintar tapi tidak punya kejujuran , ke tulusan hanya akan menghasilkan kebohongan kebohongan yang terus berlanjut  karena untuk menutupi kebohongan sebelumnya yang pada akhirnya akan terjebak oleh kebohongan itu sendiri ,yang justeru kebohongan yang di sampaikan akan di sambut dengan tempik sorak oleh pendukung fanatiknya sebenarnya ironis , karena kebohongan itu mereka anggap sebagai kebenaran buat mereka , dan dengan tidak hadir dalam acara debat itu tidak berpengaruh buat mereka karena mereka punya pendukung fanatik dan militan , mereka akan mencari alasan untuk pembenaran dengan ketidak hadirannya , padahal kebenaran itu sendiri akan datang pada waktunya tidak perlu di cari alasanya .

Terus kenapa Ahiok Djarot perlu datang , karena mereka punya kejujuran walaupun mungkin Ahok Djarot tidak sepintar Anis sandi tapi mereka punya kejujuran , yang membuat mereka berani hadir dan siap menghadapi debat , dan mereka punya program yang warga bisa lihat langsung dan jelas tidak mengambang . Ahok sudah berulangkali sampaikan , kalau ada yang lebih baik dari saya , jangan pilih saya , salah satu yang tidak di punyai kandidat no 3. 

Debat bukan untuk cari pemenang , dengan debat pemilih akan melihat calon mana yang punya kwalitas , visi misi kandidat mana yang terbaik dan kandidat mana yang peluangnya lebih besar untuk konsisten mewujudkan visi misinya , 

Sepertinya ada unsur bisnisnya dengan hadir atau tidak nya dalam acara debat itu , di perhitungkan untung ruginya bukan manfaat atau tidaknya bagi masyarakat , kecuali meereka punya ke tulusan untuk meningkatkan kehidupan warga nya menjadi lebih baik , pasti akan datang , jadi bukan maslah akan menang atau tidak dalam debat nanti.

Ini sportifitas , jika seseorang sudah memutuskan , menentukan pilihannya ya harus juga siap dengan resikonya , punya jiwa ksatria lah , Adakah jiwa ksatrianya ? Terserah pada pembaca .

Salah satu kisah dalam pewayangan yang mempunyai jiwa ksatria , " ........Sebelum Moksa, Raden Antasena berpesan kepada Sri Kresna: “Perang Bharatayuda hanyalah perang fisik seperti perang-perang besar lainnya, yang menjadi simbol perseteruan antara kebenaran dan kejahatan. Perang sesungguhnya antara Kebenaran dan Kejahatan telah berlangsung sejak lama, sebelum Kurawa  dan Pandawa dilahirkan. Kehadiran saya tak diperlukan dalam perang di Kurusetra itu. Saya tak sampai hati mencabut nyawa mereka yang tak mengerti tujuan dari peperangan tersebut. Tolong Sampaikan salam perpisahan saya untuk Ayahanda saya, Bima, dan sampaikan permohonan maaf saya yang tak bisa berbakti padanya karena tidak bisa terlibat dalam Perang Bharatayudha …” http://lajurmerapi.blogspot.co.id/2012/03/mereka-para-ksatria-yang-memilih-mati.html

Dan ada juga kode etik Ksatria yang bisa di terapkan dalam kehidupan kita , antara lain :

1Gi (義 – Integritas) / Menjaga Kejujuran. 

2.Yū (勇 – Keberanian) / Berani dalam menghadapi kesulitan. 

3.Jin (仁 – Kemurahan hati) / Memiliki sifat kasih sayang.

4.Rei (礼 – Menghormati)  / Hormat kepada orang lain.

5.Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-ikhlas / Bersikap Tulus dan Ikhlas

6.Meiyo (名誉 – Kehormatan) / Menjaga kehormatan diri. 

7.Chūgo (忠義 – Loyal) / Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.

8.Tei (悌 – Menghormati Orang Tua)  / Menghormati orang tua dan rendah hati. 

untuk lebih lengkapnya , bisa di baca di http://www.apakabardunia.com/2011/09/8-kode-etik-para-ksatria-samurai-yang.html.

Yang pasti tulisan ini , bukan untuk mencari pembenaran tapi untuk membuka wawasan kita , karena bumi itu bulat , dan untuk kebaikkan bersama .

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun