Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bangunan Kecil

25 Maret 2023   11:03 Diperbarui: 25 Maret 2023   12:40 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemana hatiku akan berlabuh

Jika tiada teduh yang membuatku luruh

Rintih hati ketika runtuh

Bungkam dan bisu, coba usap segala keluh

Aku tak ingin menjadi ombak

Tapi aku ingin, aku adalah Samudra

Menjadi penopang segala rasa dengan lapang

Meski dahaga kian datang menantang

Terbayang mereguk manisnya embun

Kala kabut pagi menyelubung

Aku adalah jiwa-Mu

Sungguh memang, tiada hari tanpa gelora-Mu

Desas-desus di setiap desis mengrenyit

Mempelopori hati untuk terus pulih dan bangkit

Lika-liku dan luka memanglah sakit

Tapi aku tidak ingin ia menjadi penyakit

Aku bawa gitar kerinduan

Kunyanyikan kidung-kidung kenangan

Setiap pengalaman adalah bangunan kecil

Kita ukir dan kita ukur

Kadang terpekur, kadang tersungkur

Tiada habis, tanpa rasa syukur

Paiton, 26 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun