Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suaraku: Suara Tuhan

6 Maret 2022   11:35 Diperbarui: 6 Maret 2022   11:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit mendung prihatin, merangkul tubuhku

Dalam kesendirian aku merenung

Kau, bukankah ini pengalaman hebat

Kau, seharusnya tersenyum dan terus bermuhasabah

Dalam diam hatiku serasa dipukul

Namun ada yang merengkuhku, cahaya putih

Kau, Tataplah mataku, reguklah air mataku

Hatimu seharusnya laksana Samudra luas, jangan kau samakan jiwa dengan air segelas

Kau, tataplah mataku, tenggelamlah dalam sinarku

Pahami sinarku, tersenyumlah...!

Aku akan terus menjagamu, dengarlah suaraku...

Aku merasakan angin berdesir di setiap sudut nadiku

Juga di seluruh nuraniku

Suara itu masih sulit kudengar

Gemanya sangat kecil sekali

Aku seperti di Lorong

Lorong itu penuh dengan cahaya putih

Aku mendekati suara itu

Namun semakin ku mendekat, suara itu semakin kecil

Semakin kecil

Semakin kecil

Se-ma-kin ke-ci-l

Dan aku tenggelam dalam suara itu

Ya Allah, ighfirlana

Ya Allah, Syukran katsiran wa khaira jaza'

Wahai Kau, Laa Tansa Iqra'

Menitik air mataku...

Paiton, 26 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun