Orang-orang arif tersenyum miris
Kaum marhaenis tak jarang mereka menangis
Sebagian tenaga teknokrat bermuram durja
Tidak tahu hati mereka dibawa kemana
Kaum birokrat semakin keparat
Rakyat sekarat, emasnya semakin nambah berkarat-karat
Duhai Indonesia, kau tak punya dosa
Tapi mengapa seakan kesucianmu ternoda?
Para seniman terus lontarkan diksi-diksi
Berdarah-darah puisinya teruntai
Dalam larik-larik baitnya hati mereka dongkol
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!