Tuan, kami ini sudah muslim, bukan?
Sudah bertahun-tahun kami minum
Masih saja kami kehausan dan kepanasan
Tuan, kami sudah belajar berislam
Meski kami sering celingukan, terkadang juga malah cengengesan
Tuan, kami sudah menggelar syahadat
Tiada Tuhan seelok Tuan, meski nyawa masih mengambang
Keelokan-keelokanmu kami gandakan, kami akui sendiri
Kami juga bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Mu
Meski demikian, kami sering lupa untuk bermusik
Memainkan shalawat dan salam
Tuan, kami sudah istiqamah untuk menghadap
Jasad kami shalat, raga kami bersimpuh
Meski diri kami jualah yang diingat
Dengan memikirkan gerakan-gerakan takbir
Bukan tindakan-tindakan yang melahirkan tadbir
Tuan, kami sudah lihai berpuasa
Tak luput senin-kamis kami istiqamahkan pula
Meski kadang kami juga minum darah dan daging saudara
Kami makan omongan-omongan kami sendiri
Tak luput kebijakan yang kami ciptakan sendiri
Tuan, kami sudah menderma
Berzakat setiap tahunnya
Membawa sekantong beras ke mushalla
Dengan ikrar yang terkadang hampa pula
Buat apa bayar zakat, toh! Orang-orang sudah kaya
Tuan, kami juga sudah naik haji
Sambil menaikkan gengsi,
Agar dipanggil Pak Haji dan Mak Haji
Tuan, sekali lagi kami lontarkan pertanyaan,
Kami ini sudah muslim, bukan?
Kalau belum, biaskan segelintir cahaya dalam gelas kami
agar kami berpasrah untuk menenggaknya lagi!