Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salam dan Doa Semeru

8 Desember 2021   14:58 Diperbarui: 22 Desember 2021   09:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: for pixabay

Senja bersama angin yang mengalun

Menembus gendang telinga, berbisik

Tiada murka, bukan sebuah durja

Semeru sedang berdoa

Kita harus menunduk, merasa menjadi tanah

Benar-benar hanya tanah

Pontang-panting, manusia bingung dengan dirinya

pontang-panting, manusia menangis, dan menjerit.

Tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa

Ada ibu yang mencari anaknya

Ada anak yang sibuk melindungi ibunya

Anak-anak kecil berusaha berlari sekencangnya

mengangkat roknya habis kegiatan tadarus

menangis lagi, menjerit lagi.

Sedang semeru terus khusuk berdoa

Tanah, api, dan air

Bergelut dalam kemelut, takut mencekam

Menghampiri setiap sudut

Gelap, abu dan hujan datang menderu-nderu

Menyalami rumah dan bangunan lain

menyalami hewan ternak dan pekarangannya

Menyalami semuanya...

Semeru sudah selesai shalat

Kita membungkam dalam rapalan ayat

Teman-teman, sanak, kerabat dan sejawat

Berpeluk, dan saling ulur tangan

Tuhan, asih dan kasih-Mu

Mengantarkan tidur mereka

Ya.. Allah Bihim Bi Khusnil Khatimah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun