Mohon tunggu...
Marsya Sanelia
Marsya Sanelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sel Punca, Sel Sejuta Harapan

25 Oktober 2017   21:46 Diperbarui: 25 Oktober 2017   22:10 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan alasan-alasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sel punca dapat memperbaiki jantung yang rusak dan lebih menguntungkan dibanding transplantasi jantung. Setelah itu, bagaimana cara memperbaiki jantung dengan sel punca? Sel punca dapat diambil dari sumsum tulang, aliran darah, dan plasenta atau darah dari tali pusar. Pada sumsum tulang dan darah terdapat banyak sel punca yang mampu berkembang biak menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan unsur-unsur sistem imun tubuh.

Sel punca diambil dari sumsum tulang ke dalam sirkulasi darah tepi, sehingga lebih mudah diambil setelah dirangsang dengan menggunakan obat tertentu. Sel induk dapat diperoleh dari otot rangka, tali pusat, dan jaringan lemak. Pemakaian sel induk dari tubuh pasien sendiri bermanfaat untuk menghilangkan kemungkinan penolakan sel itu terhadap tubuh pasien.

Ada beberapa cara untuk memberikan sel punca. Pertama yaitu dengan menyuntikkan sel induk langsung ke dalam pembuluh darah koroner. Cara ini aman, mudah, relatif tidak mahal, dan baik bagi penderita pascaserangan infark jantung yang telah mengalami intervensi koroner perkutan maupun pemasangan stent di pembuluh darah yang awalnya tertutup saat ada serangan.

Cara yang kedua yaitu dengan menyuntikkan sel induk langsung ke otot jantung. Jika menggunakan cara ini, sel induk bisa disuntikkan dengan operasi terbuka. Cara ini lebih merugikan dibanding cara yang pertama karena sangat invasif, mahal, beresiko tinggi, bahkan tidak semua daerah di jantung dapat dicapai.

Cara ketiga yaitu dengan menyuntikkan sel induk melalui kateter yang dimasukkan ke dalam bilik jantung. Cara keempat yaitu dengan menggunakan sistem baru pemberian sel punca pada jantung. Sistem itu disebut dengan NOGA. Sistem ini menggunakan alat yang memetakan secara tepat pada daerah jantung yang membutuhkan terapi sel punca sehingga kateter bisa diarahkan dengan tepat. Sistem ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sel punca terarah ke lokasi target. Cara ini biasa diterapakan untuk pengobatan penyakit jantung dengan kerusakan lanjut dan disertai gagal jantung atau angina. Angina merupakan nyeri dada akibat penyempitan pembuluh koroner.

Transplantasi sel punca dapat dibedakan menjadi dua jenis metode, yaitu transplantasi sel punca autologus dan transplantasi sel punca allogenik. Transplantasi sel punca autologus adalah transplasntasi sel punca yang menggunakan sel punca milik pasien itu sendiri. Sel punca milik pasien dibekukan dan disimpan. Kemudian, sel-sel punca ini diransplantasikan kembali dua kali ke tubuh pasien dengan jarak 3-6 bulan. Keuntungan dalam menggunakan transplanasi sel punca autologus yaitu memiliki lebih sedikit resiko penolakan, memiliki lebih sedikit efek samping, dan pembentukan darah baru berlangsung lebih cepat.  Sedangkan kerugian dari transplantasi sel punca autologus yaitu sel-sel kanker mungkin belum sepenuhnya hilang dan memerlukan radiasi  dan kemoterapi. Transplantasi sel punca autologus biasa digunakan untuk mengobati penyakit seperti limfoma, leukimia, penyakit autoimun parah yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan obat-obatan, dan kanker sel plasma.

Transplantasi sel punca allogenik adalah sel punca yang menggunakan sel punca pendonor. Transplantasi ini biasanya dilakukan sebagai alternatif lain jika transplantasi sel punca autologus tidak berhasil. Selain itu, transplantasi ini juga dilakukan untuk menangani leukimia dan limfoma agresif. Kelebihan dari menggunakan transplantasi sel punca allogenik yaitu bebas dari kanker karena transplatasi ini menciptakan sistem kekebalan tubuh yang baru dan terus berkembang setelah proses terjadi. Sedangkan kekurangan dari transplantasi ini yaitu resiko efek samping lebih besar juga pemulihan lebih lambat. Hal ini dikarenakan tubuh dapat menolak sel punca donor. Selain itu, pembekuan darah baru berlangsung lebih lambat. Penyakit yang biasanya dapat disembuhkan dengan transplantasi sel punca allogenik yaitu anemia aplastik, leukimia, limfoma, thalassemia, dan masih banyak penyakit lain.

Meskipun sel punca dapat memperbaiki jantung yang rusak, pengobatan ini memiliki resiko yang sangat tinggi. Pertama, perkembangan sel punca embrionik dapat berubah menjadi tidak teratur atau secara spontan berkembangbiak menjadi berbagai tipe sel. Perkembangbiakan sel lain yang tidak cocok ini dapat menyebabkan kanker atau tumor pada organ. Kedua, transplantasi sel punca dapat menyebabkan graft-versus-host disease. Graft-versus-host disease terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pasien menganggap sel punca donor tersebut sebagai benda asing. Secara otomatis, tubuh menolak adanya benda asing tersebut. Beberapa gejala pada graft-versus-host disease yaitu mual, muntah, nyeri otot, diare, gangguan penglihatan, dan batuk yang tak kunjung berhenti. Resiko-resiko lainnya yaitu dapat menyebabkan infeksi, infertilitas, katarak, kegagalan transplantasi sel punca, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Kesimpulan dari artikel ini adalah pertama, sel punca merupakan sel yang belum memngalami diferensiasi. Sel punca dapat memperbaiki jantung yang rusak dengan melalui transplantasi sel punca. Sel punca dapat diambil dari sumsum tulang, aliran darah, dan plasenta atau darah dari tali pusar. Transplantasi sel punca dapat bersumber dari sel punca pasien itu sendiri atau biasa disebut transplantasi sel punca autologus, maupun sel punca dari pendonor atau biasa dikenal dengan transplantasi sel punca allogenik. Pengobatan dengan menggunakan transplantasi sel punca memiliki beberapa resiko, dari menyebabkan infeksi, kanker, tumor, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Sekian artikel saya tentang sel punca. Saya harap artikel ini bermanfaat bagi para pembaca yang terkasih dan mohon maaf apabila artikel ini tidak 100% benar. Terima kasih atas waktu yang sudah anda luangkan untuk membaca artikel ini.

               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun