Mohon tunggu...
marsya Kayla sabina
marsya Kayla sabina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya memasak dan membuat kue dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompleksitas Ruang Lingkup Dakwah dalam Islam

14 Juni 2024   22:50 Diperbarui: 14 Juni 2024   23:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin dan Marsya Kayla Sabina
Dosen Retorika dan Mahasiswa/i UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta

Ruang lingkup mengacu pada jangkauan materi yang dibahas atau diteliti, termasuk fokus, lokasi, dan aspek lainnya. Oleh karena itu, ruang lingkup dakwah mencakup jangkauan topik utama dan subtopik yang meliputi definisi dakwah, bentuk-bentuk dakwah, unsur-unsur dakwah seperti dai, mad'u, maddah (materi dakwah), dan media dakwah. Ruang lingkup dakwah juga meliputi target dakwah, faktor-faktor keberhasilan dakwah, serta hubungan dakwah dengan disiplin ilmu terkait lainnya.

Dakwah, dalam bahasa Arab, adalah kata dalam bentuk masdar yang dalam bahasa Indonesia berarti memanggil dan menyeru. Ini menunjukkan bahwa kegiatan dakwah melibatkan manusia, baik yang berdakwah (da'i) maupun yang didakwahi (mad'u). Oleh karena itu, dalam praktiknya, dakwah adalah upaya besar yang dilakukan oleh manusia.

Secara ontologis, dakwah merupakan bentuk komunikasi yang khas, di mana seorang mubaligh (komunikator) menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan ajaran al-Qur'an dan al-Sunah. Tujuannya adalah agar orang lain (mad'u) atau penerima pesan dapat melakukan amal saleh sesuai dengan pesan-pesan tersebut.

Secara epistemologis, dalil mengenai dakwah dapat ditemukan dalam al-Qur'an dan al-Hadits. Ini berarti sumber pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan dakwah dapat dijelaskan melalui metode bayani. Metode bayani menjelaskan masalah dakwah melalui ayat-ayat al-Qur'an yang diperjelas oleh ayat lain, atau ayat al-Qur'an yang diperjelas oleh hadits Nabi, atau hadits Nabi yang diperjelas oleh hadits lain.

Secara aksiologis, dakwah memiliki banyak manfaat. Berdasarkan ayat dan hadits tentang dakwah, manfaatnya terbagi menjadi tiga. Pertama, manfaat bagi da'i, yaitu terlepasnya kewajiban berdakwah dan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup berbagai bentuk dakwah. Ada tiga bentuk dakwah. Pertama, dakwah bil lisan, yaitu dakwah yang disampaikan secara lisan. Dakwah ini bersifat verbal dan isinya mencakup tiga pokok ajaran Islam, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Kedua, dakwah bil hal, yang menekankan pada aksi nyata di berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain.

Dibandingkan dengan dakwah bil lisan, dakwah bil hal memiliki dampak yang lebih nyata karena efeknya bisa langsung dirasakan oleh mad'u. Metode dakwah bil hal bukan melalui hikmah, ceramah, atau diskusi, tetapi melalui tindakan konkret di lapangan. Ketiga, dakwah bil qalam, yaitu berdakwah melalui tulisan. Ini sering disebut sebagai dakwah literasi atau literasi dakwah.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup unsur-unsur dakwah. Ada enam unsur dakwah, yang semuanya saling terkait. Unsur pertama adalah dai, yang harus memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual. Selain pandai berbicara, dai juga harus menjadi teladan di hadapan mad'u. Dai berbeda dengan orator dan motivator, karena dai membawa misi suci untuk mengajak manusia berbuat baik dan menjaga diri dari dosa.

Unsur kedua adalah mad'u atau objek dakwah, yang juga disebut sebagai mitra dakwah bagi dai. Secara sosial, mad'u berasal dari berbagai kalangan, termasuk kelas atas, menengah, dan bawah. Unsur ketiga adalah materi dakwah, sering disebut sebagai maddah. Materi dakwah umumnya mencakup akidah, syariah, dan akhlak, yang diambil dari al-Qur'an, hadits Nabi, serta karya ulama klasik, pertengahan, dan kontemporer.

Unsur keempat adalah media dakwah, yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Media dakwah mencakup media tradisional, media lama, dan media baru yang ada saat ini.

Unsur kelima adalah metode dakwah, yang digunakan untuk memilih cara atau jalan agar pesan dakwah dapat sampai kepada mad'u yang beragam. Metode dakwah yang umum dikenal meliputi dakwah bil hikmah, ceramah, dan diskusi. Unsur keenam adalah efek atau pengaruh dakwah, yang merupakan hasil dari penyampaian dakwah dengan teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup pendekatan, strategi, metode, dan teknik dakwah. Pendekatan dakwah melibatkan cara pandang terhadap masalah dakwah, seperti dalam konteks sosial, budaya, dan agama. Strategi dakwah melibatkan perencanaan yang dirancang, seperti strategi personal, rasional, dan spiritual. Sedangkan metode dakwah melibatkan pemilihan cara yang tepat, seperti yang dijelaskan dalam an-Nahl 125, yakni menggunakan hikmah dan mauidzatul hasanah. Teknik dakwah adalah praktik menggunakan metode dakwah dari awal hingga akhir.

Sasaran dakwah adalah umat manusia. Nabi Adam sebagai manusia pertama adalah seorang Muslim, dan semua nabi sebagian besar memiliki agama yang sama. Sebagai contoh, Nabi bersabda, "Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yakni agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda" (HR. Bukhari dan Muslim). Walaupun syariat mereka berbeda, agama para nabi sama.

Faktor-faktor keberhasilan dakwah mencakup berbagai aspek, seperti pemanfaatan teknologi, keakuratan dalam memilih pendekatan, strategi, dan metode dakwah. Namun, dalam praksisnya, pengembangan bahasa retorika dakwah juga sangat penting. Dalam pengembangan retorika dakwah baik secara lisan maupun tulisan, minimal harus memperhatikan tiga hal, yaitu menggunakan bahasa baku, berbasis data, dan berbasis riset.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup hubungan dakwah dengan disiplin ilmu lain yang serumpun, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, politik, dan ilmu retorika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun