Mohon tunggu...
marsya Kayla sabina
marsya Kayla sabina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya memasak dan membuat kue dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Arti dari Retorika dalam Berkomunikasi

24 April 2024   01:33 Diperbarui: 24 April 2024   02:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Marsya Kayla Sabina

Oleh: Syamsul Yakin dan Marsya Kayla Sabina
Dosen dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika adalah Keterampilan Praktis yang Lebih Penting daripada Pengetahuan. Karena retorika lebih menekankan praktik daripada teori. Tak heran jika retorika dipahami sebagai keterampilan berbahasa yang efektif, baik secara lisan maupun tulisan.

Keterampilan retoris diungkapkan secara lisan ketika seseorang menyampaikan pidato yang indah di hadapan audiens dengan bahasa dan diksi yang menarik, intonasi dan dinamika yang naik turun, serta rima yang seindah puisi. 

Selain itu, seorang ahli retorika sering kali menyelingi ungkapannya yang berlebihan dan bombastis dengan lelucon untuk menghibur, atau untuk memecah suasana, termasuk juga dengan sindiran.

Seorang ahli retorika kerap juga mengutip kata-kata bijak seorang nabi, filosof atau para penyair. Para pengkhotbah agama yang ahli dalam retorika seringkali mengutip ayat-ayat Al-Qur'an sebagai landasan teologis argumentasinya. 

Kemampuan menyusun kata-kata secara lisan ini sering kali mempengaruhi perasaan pendengar. Pendengar dapat merasa haru, sedih, tertawa, geram, atau marah. Sebagai seorang motivator, pembicara publik, dan penggerak perubahan, memiliki kemampuan retorika yang baik sangatlah penting. 

Dalam penulisan, kemampuan seseorang terlihat ketika ia menulis baik fiksi maupun non-fiksi. Tulisannya mengalir, indah, dan kaya makna.  

Seperti kemampuan retorika lisan, retorika tulisan yang baik juga harus mengikuti prinsip-prinsip retorika, seperti memahami makna sebuah kata, frasa, dan kalimat dengan baik. Demikian juga, kemampuan tata bahasa yang benar sangat penting. Seorang penulis yang mahir dalam retorika biasanya memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang logika, seni, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial.

Ada beberapa cara untuk mengukur kekuatan retorika verbal seseorang. Salah satu caranya adalah dengan menerjemahkan bahasa lisan ke dalam teks. Jika mudah dibaca, terstruktur secara tata bahasa, dan tidak mengandung banyak pengulangan atau mubazir yang tidak perlu, maka retorika pidatonya harus baik.

Begitu pula, jika bahasa tulisan seseorang efektif, menarik, dan estetik ketika diucapkan sebagai pidato, misalnya, tak diragukan lagi bahwa retorika tulis orang tersebut baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun